Seseorang berdiri didalam ruangan gelap dengan penerangan minim.
Ruangan ini sepi, kosong hanya ada dirinya tidak ada siapapun.
"Bunda!!"
Dari tempatnya berdiri ia dapat melihat, tiba tiba ada seorang anak laki-laki berlari dengan cerianya, lalu berhambur ke dalam pelukan Bunda nya.
Bunda dan anaknya itu saling berpelukan tepat dihadapannya, saat itu juga dunia seakan berhenti.
Senyum dari keduanya benar-benar tulus, dia ingin menginginkan waktu hanya untuk terus melihat momen ini.
Hatinya juga menghangat, ia ikut mengeluaskan senyumnya.
"Winn, sayaaaaang banget sama Bunda...."ucap anak kecil itu.
"Bunda juga sayaaaaang banget sama Win"balas sang Bunda.
Tanpa sadar dia meneteskan air matanya. Dia terus memperhatikan dua orang itu, tatapannya benar benar tak teralihkan sedikit pun. Seperti takut hal seindah ini tak bisa terulang kembali.
"Bunda!! Masa kata Ayah, Win keras kepala nya sama persis kayak Bunda?? Emang Win kepalanya keras banget ya kayak batu??"melepaskan pelukannya seraya bertanya dengan imutnya.
Dia memperhatikan seraya ikut tersenyum, bersamaan dengan respon sang Bunda "nggak gitu ganteng.... pokonya kamu itu anak Bunda!! Paling mirip sama Bunda!! Anak kesayangan Bunda!!"ucapnya lalu memeluk anak kesayangannya itu.
Kembali tersenyum melihat interaksi Bunda dan anaknya itu, tetap memperhatikan mereka dengan sangat damai.
"NGGAK!! INI SALAH!!"
Teriakan seseorang dibelakang membuatnya mengalihkan pandangannya, dan menoleh kebelakang untuk melihat ada apa.
Lalu ia terdiam, senyum nya memudar tubuhnya seolah membeku kala menyadari dia juga dibawa kembali ke malam itu.
"KAMU JANGAN MELAWAN BUNDA!! STERWIN!!"
"BUNDA SALAH!! INI NGGAK ADIL!!"
"JANGAN KERAS KEPALA!! TURUTI KATA BUNDA!!"
"BUNDA EGOIS!!"
Plakkk...
"Hah"
Terbangun dari tidurnya, dengan keadaan menatap langit-langit kamar nya, Sterwin tampak tidak tenang dan nafas yang tersengal-sengal.
Sesak yang dirasakan nya, Sterwin tidak tahu mengapa ia dibawa ke malam itu.
Malam yang dibencinya.
Mengambil posisi duduk di kasurnya, mengusap usap wajahnya. Sterwin melihat jam dinding di sudut kamar nya. Masih menunjukkan pukul dua pagi.
Meminum air putih yang ada di nakas nya, lalu dia beranjak dari kasurnya mendekati pintu kamar.
Dia perlu memenangkan pikirannya.
Pergi ke kamar Steven seperti nya cukup bagus, akan ikut bermain game mungkin.
Tenang saja, Steven masih bangun, ini baru jam dua pagi.
"Sterwin mimpi buruk?? Nyusahin aja nih ikatan batin!! Ngira ngira dong, nggak jam dua pagi juga kali!! Yang ikut kebangun kan gw!! Eh, tapi dia mimpi apa ya?!!"gumam seorang gadis yang jauh dari sana, mencoba menerka.
•
•
•Pintu kamar Steven terbuka menunjukkan seseorang sedang asik duduk di kursi, fokus menatap layar komputer nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Twins || Kim Sunwoo✓
Short Story[ FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA] _Belum Di Revisi_ [tentang si kembar, cinta dan masa lalunya] • "STEINER!! INI KAN BAJU GW!! KENAPA BISA ADA DI KAMAR LO SIH?!!" "ITU PUNYA GW!! PUNYA LO ADA DI JEMURAN, STEVEN!!" "BISA DIEM NGGAK LO BERDUA, HAH...