Taehyung menatap tak suka pada kedua insan yang tengah bercanda diujung kantin. Dia jadi keingat sama masa-masa pacaran dia dengan Jisoo.
Taehyung berdecih seketika. "Belom tau aja tuh cowo, tempat duduk yang didudukin dia sekarang tuh tempat duduk gue"
"Tempat duduk umum itu kawan" koreksi Sean.
"Ck, maksud gue tuh dulu kan gue yang langganan duduk disana. That was our place, I found it first yan."
Sean terkekeh. "Kan dulu, sekarang kan udah engga"
Ya emang si,
"Tapi kan—""Bilang aja lo iri" katanya sembari mengipas-ngipaskan wajahnya dengan buku yang berada ditangannya. "Makanya kalau masih sayang jangan putus bro"
Taehyung menatapnya sinis.
"Siapa yang mau putus sih? Orang diputusin juga""Lagian salah paham mulu lo, kayak anak perawan aja"
Taehyung berdecak.
"Ya lagian lo juga sih yan"Sean terkekeh. "Lo yang aneh, sama gue aja cemburu" cibirnya.
"Siapa coba yang ga cemburu cewenya keciduk berduaan sama cowo di dalam rumah? Mana sama temannya sendiri lagi"
"Yee, makanya ditanya baik-baik dulu jangan langsung ngegas. Kebiasaan si lo ngegas mulu idupnya" Sean meneguk minumannya. Bisa-bisanya dia menjadi alasan pertengkaran kedua manusia tersebut.
"Lagian Jisoo ga ngejelasin yang sebenarnya ke gue"
Sean menghentikan kipasannya. "Emang dia ngejelasinnya kayak gimana?"
"Gue cuma main sama Sean, katanya. Gimana mau percaya kalau alasanya cuma gitu?"
Sean manggut-manggut.
Aslinya mah mereka berdua lagi nyiapin suprise buat Taehyung. Jisoo sampai bolak-balik kerumah Sean buat nyetakin buku setebal novel yang isinya tentang mereka berdua.
Eh, belum kesampaian buat ngasih, mereka berdua udah putus duluan.
Taehyung baru tau tentang suprise yang ga jadi itu sehari setelah dia di putusin Jisoo. Sean yang nyeritain. Dia sempat ngajakin Jisoo balikan 2 kali waktu itu tapi ditolak.
Taehyung kembali melirik kearah Tirta. Keren ya dia bisa bikin Jisoo sebahagia itu.
➖➖
Tirta menatap lekat Jisoonya.
"Jis" panggilnya."Hm?"
"Ga bosen apa cantik mulu?"
"Paan si" Jisoo terkekeh. Tirta tuh ya, ga bosen apa muji dia mulu? Padahal Jisoo banyakan minusnya.
Tirta menarik tangan Jisoo keatas meja. "Kamu punya aku" ucapnya dengan nada serius.
Jisoo mengerjapkan matanya. "Tiba-tiba banget?"
Tirta mendengus.
"Ya abisnya aku takut kamu pergi""Siapa yang mau pergi?"
"Yaa kepikiran aja sih" Tirta membuka bungkus permennya dan memasukkan permen tersebut kedalam mulutnya.
"Kok bisa kepikiran gitu?"
"Mantan kamu daritadi ngeliatin kamu" Jelas Tirta sadar. Apalagi dia tau kalau Jisoo masih ada rasa sama laki-laki itu
Jisoo menggaruk tengkuknya. "Perasaan kamu aja kali"
➖➖
"Ji" panggil seseorang.
Perempuan itu segera memutar badannya. Setelah melihat siapa yang memanggil, dia berusaha untuk menetralkan detak jantungnya.
"Iya? Kenapa?""Hoodie gue. Lo bawa gak?"
Jisoo mengggeleng kecil.
"Gue gatau lo masuk hari ini hehe"Taehyung mengangguk.
"Yaudah kalau gitu ntar sore ak—gue ambil ya" Ia menggaruk tengkuknya menunggu respon Jisoo.Jisoo mengangguk. "Yaudah gue pergi dulu"
"Ji" Panggilnya lagi.
Jisoo ga jadi pergi. Perempuan itu menatapnya, menungggu lelaki tersebut melanjutkan ucapannya.
Taehyung tersenyum. Senyum itu.. senyuman tulus yang selalu dia tunjukkan untuk Jisoo selama ini. "Makasih ya buburnya"
Jisoo mengangguk lagi. "Sama-sama"
➖➖
Jangan lupa vote & komen, biar aku makin semangat ngetiknya hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu [Taehyung-Jisoo-Taeyong]
FanficHe thinks it's special But it's all reused. inspired by: [Deja vu- Olivia Rodrigo [end] © linbeeee