Joyara menghela nafas gusar. Hari ini dia mutusin buat minta maaf ke Jisoo. Dia tau Jisoo tuh orangnya ga pernah mau minta maaf kalau ngga ngerasa bersalah, jadi ya daripada mereka misah gini mending dia aja yang ngalah.
Semenit kemudian Jisoo memasuki ruangan cafe tersebut. Wanita itu bergerak menghampiri kemudian duduk didepannya.
Joyara tersenyum canggung.
"Mau pesan apa?"Jisoo menggeleng. "Langsung aja, mau ngomong apa?"
"Gue minta maaf" ucap Joyara.
Perempuan didepannya hanya menatapnya datar.
"Gue minta maaf" ulangnya lagi. "Gue niatnya mau bantuin elo berdua, tujuan gue biar lo bisa ngikutin kata hati lo, tapi kayaknya lo udah bener-bener ga mau. Gue minta maaf atas tindakan gue yang terlalu ikut campur sama masalah lo berdua." Joyara menarik nafas sebelum melanjutkan penjelasannya.
"Kita masih temenan kan Ji? Gue berani sumpah waktu itu ngga serius ngomong cape punya temen kayak lo. Ji, jangan diem mulu ah, ngomong kek"
Jisoo menghela nafas mendengar penjelasan tersebut. "Gue ngerti kok maksud lo gimana, gue juga minta maaf kalau gue keras kepala gamau ngikutin kata hati gue. Tapi gue punya alasan sendiri kenapa ga bisa balik ke dia lagi ra."
Joyara mengangguk. "Maaf tapi gue sampai sekarang masih ga ngerti kenapa lo ngeribetin jalan cerita kalian."
"Ga semuanya harus nurutin kata hati, manusia juga diciptakan pake akal dan logika ra, makanya gue milih pergi"
Joyara mengangguk mengerti. "Yang penting gue udah dimaapin kan ya?"
"Iya udah"
Joyara tersenyum lebar. "BENERAN?"
Permpuan tersebut memutar bola matanya. "Lah ngapain boong?"
Tanpa aba-aba Joyara sudah memeluk erat tubuh Jisoo. Jisoo tersenyum membalas pelukan tersebut.
➖➖
"Jisoo ngajak ketemuan" lapornya pada Sean.
"Wis mau ngapain tuh?"
Taehyung meresponnya dengan bahu naik-turun. "Gue pergi dulu ya"
"Yah anjrit terus gue?" padahal baru aja nyampe dirumah Taehyung. Mana tadi dia yang nyuruh kesini.
"Balik lagi lah"
"Gampang banget lo ngomong. Ga mikirin bensin gue?!"
Taehyung nyengir.
"Sorry banget nih brader, warning""Warning warning pala lu kuning" Pengen Sean jitak rasanya.
➖➖
"Eum, lo mau pesan apa?" Tanya Jisoo basa-basi.
"Samain aja" dibalas anggukan oleh Jisoo.
5 menit setelah memesan makanan, mereka kembali duduk di kursi yang biasa mereka tempati saat masih pacaran.
Taehyung berdehem canggung. Maksudnya apenih? Sengaja mau flashback apa gimana?
"Ada apa?" tanyanya.
Jisoo melirik Taehyung sekilas.
"Makan aja dulu" Taehyung mengangguk menurutinya.
Sunyi. Hanya ada suara dentingan sendok yang bersentuh dengan piring.
Sekitar 10 menitan, mereka selesai makan, Taehyung kembali menatap Jisoo dengan penuh pertanyaan.
Jisoo berdehem. Sadar kalau diliatin, akhirnya dia memutuskan untuk bicara. "Tae, lo tau kan kita putus kayak gimana?"
Taehyung mengangguk.
"Gue ga tau niat lo kedepannya kayak gimana tapi gue takut sama respon lo waktu terakhir kali kita ketemu." Jisoo menjeda ucapannya. "Gue takut lo diam-diam gini ternyata ngerencain yang enggak-enggak."
"Anjir enggak lah."
Astaga, emangnya dia sejahat itu?Eh tapi sebelum hari itu sebenarnya dia sempat ngerencain sesuatu sih, tapi ga jadi. Ya kali dia tega. Kasian Jisoo-nya.
"Gatau deh, intinya gue mau ngelurusin masalah kita berdua biar ga dendam satu sama lain."
Ia mengangguk.
"Lo punya pertanyaan gak? Gue jawab sejujur-jujurnya biar kita sama-sama ngerti."
Taehyung menautkan alisnya. Ragu-ragu dia memilih salah satu pertanyaan dalam benaknya.
"Lo masih suka gue?"Kelihatan dari mukanya, perempuan itu terkejut. "Kalau boleh jujur iya. Tapi kalau lo mikir gue cuma jadiin Tirta pelampiasan lo salah."
"Jadi lo... suka dua orang disaat yang bersamaan?"
"Bisa dibilang kayak begitu?" Jisoo mengulum senyumnya. "Jujur aja rasa gue ke lo masih dominan. Tapi buat hubungan, gue lebih milih orang yang bisa treat gue sebaik-baiknya Tae. Egois emang."
Taehyung menggaruk tengkuknya. Ini gatau harus sedih apa seneng.
"Sebenarnya kita udah ngga cocok dari awal. Hal yang gue suka kebanyakan lo ga suka, dan hal yang lo suka kebanyakan gue ga suka."
Taehyung mengangguk. Dia pelan-pelan paham kenapa Jisoo gamau mereka balik kaya dulu.
"Gue juga ga mungkin mutusin Tirta buat balikan sama lo kan. Gue juga udah ngomongin ini sama Tirta."
Taehyung mengangguk.
"Ngerti. Jadi intinya lo mau gue mundur dan ga berharap lagi sama lo kan?"Jisoo mengangguk ragu. "Ada beberapa hal yang lebih baik dijadikan kenang-kenangan. Udah itu aja yang mau gue omongin."
Taehyung mengulum kepahitan dalam mulutnya. "Berarti kita sampai disini aja?"
Lagi-lagi Jisoo mengangguk. Yah, kayaknya emang udah ga ada kesempatan lagi.
"Yaudah, lo jaga kesehatan" pesannya sebelum pamit.
"Lo juga"
Taehyung tersenyum. "Kalau temenan masih boleh ngga?"
Jisoo tertawa.
"Tanya cowo gue"Taehyung ikut tertawa. Wkwk sakit banget ya. "Gue coba buat ikhlas, doain"
Jisoo mengulum senyumnya.
"Amin. Cepat move on ya""Kalau putus kabarin ya" candanya. Kalau beneran juga gapapa.
Jisoo tertawa. "Enteng bener tuh mulut. Btw gue pulang dulu ya?"
➖➖
Jangan lupa vote & komen😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu [Taehyung-Jisoo-Taeyong]
Fiksi PenggemarHe thinks it's special But it's all reused. inspired by: [Deja vu- Olivia Rodrigo [end] © linbeeee