16 : Our Home

153 21 1
                                    

Pagi hari yang cerah diawali dengan pemandangan dua orang yang masih setia dengan pasangan mereka. Suga yang merasa matahari sedang naik keatas segera membangunkan Daichi. Jika suara menggoda saja tidak bisa maka ia menamparnya. Awal yang tidak biasa.

Setelah acara mari membangunkan gorilla mereka masing-masing bersiap untuk bekerja. Daichi yang siap dengan seragam polisinya dan Sugawara yang kembali jadi pengangguran. Hari ini ia mencoba kembali mendatangi Kafe Heiwa barangkali ia diterima lagi.

"Doakan semoga Michimiya tak marah,"

"Doakan juga semoga aku kembali diterima kerja sayang,"

"Pastinya a- apa kau bilang tadi?!"

Mendengar Daichi yang terkejut Suga hanya mengulangi perkataannya tanpa bersalah malah ditambah mata yang terkesan imut "Hm? Sayang?"

Tak kuat dengan keimutan Suga ia memeluknya lama karena jika diperhatikan memang benar Suga sangat imut. Sementara yang dipeluk hanya tersenyum kebingungan.

****

Dan disinilah Daichi, di tempat dimana Michimiya mengajaknya bertemu semalam. Perasaan gugup menyelimutinya, Michimiya hanya tersenyum. Keduanya canggung.

"Sebelumnya aku minta maaf Michimiya, aku menolak,"

"Eh? Apakah ada seseorang yang kau sukai?"

"Benar, dan tanpa kusadari dia sudah menjadi rumahku lama sekali sebelum aku menyadarinya," Daichi melepas topinya lalu membungkuk tanda meminta maaf pada Michimiya. Gadis itu hanya tersenyum tipis lalu mengucapkan kata yang sekiranya dapat memenangkan dirinya dan segera pergi.

"Daichi, aku diterima lagi di kafe hahaa," suara yang sedikit nyaring itu berlari ke arah Daichi sambil mengayunkan celemek biru tua dengan pin name "Koushi". Michimiya yang mendengarnya segera berbalik dan melihat pemandangan itu dari jauh. Suga berlari dan melompat membuat Daichi refleks memeluk Sugawara. Suga sendiri tampak ceria dan bercerita panjang lebar karena terlalu senang yang dibalas dengan Daichi yang tersenyum mendengar ocehannya tak lupa juga mengacak gemas surai abu-abu itu.

Michimiya hanya diam lalu segera kembali berjalan menjauhi mereka berdua sejauh mungkin.

****

"Suga-chan kukira kau diculik ke Shiratorizawa oleh Ushijima huwee" Oikawa yang paling heboh diantara Akaashi, Asahi, Bokuto, dan Nishinoya yang duduk dekat dengan meja karyawan.

"Aku hanya sedang mendinginkan kepalaku di Miyagi teman, dan juga aku tidak mengalami kecelakaan apapun mengapa kalian begitu heboh karena itu?"

Kali ini Asahi yang berbicara,"Karena Korba di berita saat itu benar-benar mirip denganmu Suga, jadi kami sempat berpikir yang aneh-aneh,"

Oikawa, Akaashi, dan Bokuto kompak mengangguk. "Benar, terlebih lagi kami semua kecuali Asahi-san dan Noya-san berada di tempat kejadian,"

"Aku baru saja tiba di Tokyo saat itu bersama Asahi-san jadinya tak terlalu memperhatikan beritanya. Woah pancake ini yang terbaik, satu lagi!"

"Nishinoya, kau makan banyak hari ini,"

"Tentu saja, kau juga harus makan banyak Asahi-san hehee, makan ini," Noya dengan cengiran andalannya dan bersikap se-manly mungkin menyuapi Asahi pancake membuat yang lain tertawa.

"Asal kau tahu saja, Daichi tampak tertekan karena hal itu dan menjadi murung dalam waktu lima hari," tambah Oikawa menambah rasa bersalah Suga. Dilihatnya dari jendela Daichi sedang membantu orang-orang yang bertanya tentang arah jalan, ia tampak lebih ceria dan semangat.

"Yah, setidaknya pada akhirnya kami bisa bersama,"

****

Daichi menjemput Sugawara yang baru saja akan pulang dari kafe. Dengan sepeda putih yang selalu dipakai Daichi, Sugawara memeluknya dari belakang hingga sampai di apartement. Ketika menaiki tangga ponsel Suga berdering menampilkan tulisan Oikawa.

"Halo?"

"Suga-chan kunci apartement mu tertinggal lagi, ambil besok saja ya ada di laci kasir kok,"

"Eh? Aku akan kesana sekarang,"

"Kafe nya sudah dikunci Saeko-san, dia pergi minum-minum lagi jadi susah untuk membujuknya,"

"Astaga. Ya sudah kalau begitu, terimakasih,"

Suga menghela napas panjang, begitu cerobohnya dia. "Ada apa?" Daichi bertanya sambil membuka pintunya.

"Izinkan aku menginap di tempatmu, kunci ku tertinggal di kafe.." Daichi hanya tertawa kecil lalu diakhiri dengan anggukan "Tentu saja, masuklah,"

Suga masuk dengan pandangan bingung. Bagaimana tidak bingung, apartement yang harusnya berisi barang-barang kali ini kosong begitu saja. Daichi melintas di belakangnya sambil membawa beberapa kardus.

"Suga bisakah kau membantuku untuk bawa dua kardus itu?" Ia hanya mengangguk dan menurut.

Sebuah mobil pick up berada di depan gedung apartement dan disanalah barang-barang Daichi berada.

"Kau.. mau pindah? Meninggalkan ku?"

"Bukan begitu- ah jangan menangis oke aku bisa jelaskan, bantu aku dulu darlin' ,"

Suga menggerutu mengerucutkan bibirnya, antara malu karena panggilan aneh itu dan kesal karena tidak dapat penjelasan,"

Setelah semua beres Daichi mengajak Suga naik mobil pick up tersebut, mengajaknya ke sebuah rumah berwarna dominan putih dan hijau dengan sedikit halaman yang tak terlalu luas penuh tanaman cantik di pot yang tertata rapi. Ia kembali membantu Daichi dan meletakkan barang-barang sesuai keinginan mereka.

"Suka rumahnya, Suga?"

"Sangat, kau benar-benar pindah kesini ya.."

"Bukan aku. Kita,"

"Oh kita. Eh- KITA?!"

Daichi memegang tangan Suga, menyematkan sebuah cincin di jari manisnya lalu tersenyum mengecup keningnya.

"Sugawara Koushi, apa kau bersedia menjadi bagian dari hidupku dan menemaniku mulai dari sekarang dan seterusnya?"

"Tentu saja, aku bersedia. Sawamura Daichi,"

TIRAMISU (Until I Miss You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang