Lelaki dengan surai abu-abu itu menarik lengannya, senyum manis yang biasa diberikan dengan syal biru langit dan mantel coklat muda membuat kesan menyejukkan.
"Daichi kau terlihat tak bersemangat, apa kau sakit?"
"Tidak. Hanya berpikir saja, sudah berapa kali kita melihat salju turun bersama,"
"Haha bukankah setiap tahun kita selalu melihatnya bersama,"
"Iya juga. Kali ini saljunya terlihat lebih indah, benar kan. Suga?"
Daichi mendongak, tersenyum melihat salju yang turun seperti hujan yang bergerak lambat lalu melihat ke samping. Tak ada siapapun.
"Suga?"
Kepanikan seketika melandanya. Ia mulai berjalan mencarinya di tengah jalan bersalju ini. Berlari pun tak guna, ini membuatnya semakin lelah
Kue itu spesial..
Itu semua tentang kenangan..
"Tiramisu,"
Dilihatnya seseorang dengan syal biru langit dan mantel coklat berdiri membelakanginya, berjarak sangat jauh. Daichi yakin betul itu ada Suga. Dengan sekuat tenaga ia berlari lalu memeluknya tapi tak ada balasan.
"Aku merindukanmu, kembalilah"
Percuma. Yang ia dekap bukan manusia, hanya bongkahan salju dengan syal biru langit yang tertinggal
Tidak. Jangan pergi, SUGA!
. . .
"SUGA!"
Dengan napas yang berusaha diatur ia mencoba menenangkan dirinya. Mimpi buruk setiap musim dingin selalu ada untuk Daichi. Ia kembali teringat dengan kejadian satu hari yang lalu.
Kemarin ,
Mobil polisi sampai di Kyoto lalu segera memeriksa TKP. Benar saja, terdapat insiden tabrak lari di sekitar lalu lintas Kyoto. Korban dinyatakan tewas di tempat dan kebetulan memang ciri-ciri fisiknya hampir menyamai apa yang dicari Daichi. Laki-laki itu hanya jatuh terduduk, tak mempercayai apa yang ia lihat. Akaashi yang kebetulan berada di Kyoto dengan Bokuto berusaha menenangkannya. Karena hingga sekarang masih dalam proses penyelidikan maka jasad itu belum pasti Sugawara atau bukan.
****
Tanaka tengah menaiki tangga menuju apartemen Sugawara sambil asik bersenandung, jujur saja hanya ia dan Kiyoko yang mengetahui kondisi Suga tapi mereka menutup mulut
"Sudah sampai di apartemennya?"
"Oh iya ini baru saja sampai, dimana kuncinya?"
"Ia bilang ada di bawah pot bunga,"
"Pot bunga.. ah ketemu? Baiklah kututup telponnya ya,"
"Iya, jika ada yang bertanya tentang Sugawara telepon aku saja ok,"
"Siapp,"
PIP. Telepon diakhiri. Tanaka segera membuka pintu dan mengambil beberapa barang sesuai dengan apa yang disuruh. Setelah semua selesai ia segera menaruhnya di tempat aman lalu membersihkan apartemen itu. Ia menyalakan musik lalu mulai mengelap jendela, mengepel, dan lain sebagainya.
Daichi yang baru saja akan berangkat menuju pos mendengar suara musik dari apartemen Suga tampak terkejut lalu berlari ke arah pintu apartement.
"SUGA?!"
"HuwoOo—AHH?! Daichi-san kau membuatku terkejut!" Tanaka refleks berteriak ketika Daichi berteriak.
"T-Tanaka? Kau sedang apa?"
"Kiyoko-san menyuruhku untuk bersih-bersih disini jadi-"
"Dimana Suga?"
"Eh? Aku tidak tahu, kudengar dia sudah menghilang sekitar tiga minggu ini kan?"
"Shimizu juga tidak mengetahui dimana Suga?"
Tanaka menggeleng "Kami sudah menghubungi Suga-san hingga puluhan kali tapi tak ada respon,"
"Ah begitu, baiklah maaf mengejutkan mu tadi, kukira Suga sudah kembali,"
"Don't mind, don't mind. Aku tau kau sangat merindukannya hingga seperti itu,"
Setelah mereka berdua berbincang sebentar, Daichi berpamitan untuk pergi menuju pos yang diakhiri dengan lambaian tangan dari Tanaka. Sekitar dua jam ia berada di apartement Sugawara, Tanaka segera mengambil barang tadi lalu bergegas pergi. Dalam perjalanan ia segera menelpon Kiyoko.
"Aku sudah mendapatkannya, aku segera kembali,"
*****
Salju turun seperti biasa. Orang-orang yang berlalu lalang menggunakan mantel dan syal untuk menjaga tubuh tetap hangat. Tak sedikit juga anak-anak SMA yang pulang dari sekolah berkunjung ke tempat-tempat yang menyajikan makanan dan minuman penghangat, mengingatkannya pada Suga yang selalu menariknya untuk berkunjung ke kedai minuman dan selalu memesan teh panas.
"Suga, kemana kau selama tiga minggu ini?"
****
"Kau tak perlu repot-repot untuk menyuruh Tanaka, Shimizu. Aku bisa sendiri,"
"Tentu saja tapi kau tetap akan melihat Daichi nanti,"
Sugawara Koushi. Selama tiga minggu ini ia berada di kampung halamannya, Miyagi dan ditemani oleh Kiyoko dan Tanaka. Karena sebuah urusan Tanaka harus pergi ke Tokyo, dan disaat itulah Kiyoko meminta tolong pada Tanaka untuk mengambil keperluan Suga di apartemennya. Dengan begitu ia tak harus bertemu dengan Daichi.
"Kau tak ada rencana kembali ke Tokyo? Raut wajah Daichi-san agak berubah sejak kau menghilang,"
"Tidak kok, pasti ia ada beberapa kendala dalam pekerjaannya jadi begitu,"
Kiyoko yang daritadi sibuk berfokus pada layar laptop kini ikut dalam pembicaraan Tanaka dan Suga sekaligus untuk memahami lebih lanjut.
"Sebenarnya apa yang membuatmu ingin menjauhi Daichi? Seingatku kalian tak pernah bertengkar," tanya Kiyoko.
Suga menghela napas pelan. Sebenarnya bukan masalah, hanya saja inisiatif dari dirinya sendiri untuk tak lagi jatuh dalam perasaan yang membuatnya menyukai Daichi lebih dalam.
"Aku hanya tak ingin menganggu Daichi dan Michimiya,"
"Maksudmu mereka berdua tengah berkencan?"
Suga menggeleng pelan "Itu hanya menurutku. Mereka selalu bersama hampir setiap hari jadi tak mungkin jika tak ada perasaan yang muncul diantara mereka. Aku hanya tak ingin jatuh terlalu dalam lagi karena Daichi,"
Suga segera memakai sepatunya lalu pergi untuk mencari udara segar, sedangkan Kiyoko dan Tanaka hanya terdiam memandangi Sugawara. Mereka tahu betul perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRAMISU (Until I Miss You)
Fanfic"Aku ingin tiramisu buatanmu lagi, Suga" Siapa sangka jika setelah pertemuan yang menciptakan banyak kenangan yang mengukir relief paling spesial kau malah menghilang tanpa jejak seperti angin di musim semi. Start : 21 Juni 2021 End : 25 Juni 2021...