6 : The Cake (2)

125 22 0
                                    

Saat yang diinginkan akhirnya datang. Suga berjalan menuju apartemennya, meraih kunci dan membuka pintu coklat miliknya lalu segera mandi. Menggunakan pakaian terbaiknya tak lupa mantel krem karena udara di malam hari terlalu dingin baginya. Setelah semua beres ia segera pergi keluar menemui dua kawan lamanya itu.

Sesuai yang dibicarakan, ia melihat dua orang berbadan besar sedang berbicara. Tak ingin menunggu waktu ia berlari dan memukul keduanya sebagai bentuk pertanyaan "Hey kemana saja kalian bung, aku menunggu kalian,"

"Asahi, kemana saja kau? Aku tak pernah mendengar kabarmu," tanya Suga sambil mengerucutkan bibirnya.

"Aku? Aku berada di Tokyo, hanya saja bulan lalu aku berada di Chiyoda untuk beberapa urusan,"

Asahi sendiri adalah seorang desainer pakaian. Ia memulai karirnya setelah satu bulan pindah ke Tokyo. Jika ditanya mengapa tidak pernah terhubung dengan teman-temannya itu karena ponselnya baru saja hilang ketika perjalanan menuju Chiyoda sehingga semua nomor tentunya hilang. Beruntunglah ketika ia kembali ke Tokyo ia bertemu Daichi.

Tanpa basa-basi mereka bertiga segera mengunjungi berbagai tempat dan menghabiskan waktu bersama, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah semakin malam. Asahi yang pergi dengan taxi sedangkan Daichi dan Suga pergi bersama karena mereka bertetangga.

****

Daichi dan Suga sampai di depan pintu masing-masing hingga Daichi teringat sesuatu, ia segera menangkap tangan dingin Suga sebelum masuk ke dalam.

"Ada apa, Daichi?"

"Kue yang kau berikan, aku belum memakannya, mau makan bersama?"

Tak biasanya Suga menjawab dengan semangat, ia hanya mengangguk dengan senyum tipis disertai sedikit rona merah di pipinya. Sayangnya Daichi tak menyadari hal itu.

Suga meminjamkan sendoknya mempersilahkan Daichi makan di depannya dan ia hanya memperhatikan sembari menunggu jawaban bagaimana rasa kue itu.

"Bagaimana rasanya?"

"Suga, meski aku baru memakannya namun bau yang dihasilkan dari kue ini tetap manis, begitu juga rasanya. Rasa cokelatnya juga pas,"

"Ah syukurlah kau menyukainya," Suga menghela napas pelan melihat kotak yang masih tersisa setengah kuenya. Sepertinya Daichi sangat menyukainya.

"Kau suka kuenya? Aku bisa membuatkanmu setiap hari! Lagipula aku masih punya banyak bahan untuk membuat kue itu,"

"Benarkah? Baiklah jika selama itu tak merepotkanmu aku akan selalu menerimanya Suga," jawab Daichi sambil tertawa. Suga yang mendengarnya hanya ikut tertawa kecil lalu membereskan peralatan makan.

"Apa nama kue ini?" Tanya Daichi yang tengah memerhatikan Suga. Yang ditanya segera kembali ke hadapannya dan tersenyum lebar, masih dengan rona pipinya yang tak hilang sedikitpun kemudian menjawabnya dengan pasti.

Bersamaan dengan dinginnya angin malam yang berhembus dan cahaya bulan yang redup dibalik awan kelabu, perasaanku yang rasanya tertimbun salju bertahun lamanya kembali begitu saja karenamu.

"Tiramisu,"

TIRAMISU (Until I Miss You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang