3

116 32 6
                                    

Menghindari sang mami yang selalu memintanya untuk menemui Alea. Arka memutuskan untuk segera berangkat kuliah saja.

Bersamaan dengan suara bel di rumahnya itu, dia lalu membuka pintu. Seseorang tampak terkejut saat melihat dirinya keluar dari sana.

Arka pun sama terkejutnya, dia lalu tersenyum. "Eh, mantan. Mau ngajak berangkat bareng yah?" tanyanya menggoda, sedikit mencondongkan tubuhnya.

Gadis yang dipanggil mantan itu mengernyit, reflek menggerakkan benda di tangannya memukul kening pemuda itu. "Aku mau ketemu sama mami kamu," ucapnya. Rumah Alea memang tidak jauh dari sana, hanya melewati empat bangunan kemudian berbelok. Di situ tempat tinggalnya.

Arka mengaduh, mengusap keningnya yang terkena tabokan bapperware, dia mencebikkan bibir. "Mami nggak ada," dustanya.

"Kemana?"

"Ke pasar beli sayur."

"Bohong."

"Kok kamu tau?"

"Ih, Arkaa." Alea memukulkan lagi benda di tangannya pada lengan pria itu. Entahlah, dia ingin sekali melihat mantan kekasihnya babak belur akhir-akhir ini.

"Iya, iya." Arka lalu masuk ke dalam rumah, memanggil ibunya.

"Tante aku mau balikin bapperware tante." Alea berubah ramah saat mendapati ibu dari mantannya itu menemuinya.

"Ya ampuun, Sayang. Padahal mah nggak apa-apa nggak dibalikin juga."

Arka terkejut akan penuturan wanita itu. "Tadi katanya, aduh-," ucapannya terpotong saat sang mami dengan sengaja menginjak ujung kakinya.

"Sama ini, aku disuruh ngasih oleh-oleh dari papa. Buat keluarga tante katanya." Alea memberikan paperbag yang sebelumnya ia taruh di atas kursi. Jika bukan sang papa yang menyuruhnya ke rumah ini, sebenarnya dia malas sekali.

"Ooh, papa kamu udah pulang dari luar kota yah?" Karina, ibu dari mantan kekasihnya itu bertanya.

Alea mengangguk. "Udah, Tante," ucapnya. Seperti biasa, sang papa memang selalu membelikan oleh-oleh untuk keluarga Arka jika pulang dari mana-mana. Terlebih, dia juga belum sempat bercerita tentang hubungannya yang sudah berakhir dengan pemuda itu.

"Bilangin papa kamu, makasih yah." Karina meletakan benda di tangannya ke atas meja, lalu menarik perempuan itu untuk sedikit menjauh dari sana. "Tante mau tanya," ucapnya setengah berbisik. "Kenapa kalian putus?"

Alea tertegun, dia bingung harus menjawab apa. Diliriknya Arka yang masih bersandar di kusen pintu menatap dirinya. "Tapi kita masih tetep temenan kok tante, pokoknya nanti kalo tante PO novel, aku pasti beli."

Wanita itu tampak terharu, tangannya terangkat untuk merapikan anak rambut gadis di hadapannya. "Nggak usah beli pasti tante kasih," ucapnya dengan tersenyum. "Tetep jadi pembaca pertama tante yah," pintanya.

Alea ikut tersenyum kemudian mengangguk. Dan Arka yang berjalan melewati mereka membuat kedua perempuan itu menoleh.

"Eh, kamu mau ke mana?" Karina bertanya saat putranya itu sudah naik ke atas motor.

"Jualan cilok, Mi." Arka menjawab asal, sudah tahu dirinya akan berangkat kuliah, masih saja ditanya.

Alea tertawa, namun kembali diam saat pemuda itu menatapnya.

"Anterin Alea dulu."

"Nggak usah, Tante." Dengan Cepat Alea menolak. Dia ke sini bukan untuk berangkat bersama dengan pria itu, hanya ingin mengembalikan barang dan mengantar oleh-oleh dari sang papa. Mungkin untuk terakhir kalinya.

Selepas Kau Pergi (Tamat DI KBMAPP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang