"Makan dulu Ji," Aku tersadar dari lamunanku lalu menatap namja yang masuk sambil membawa rak makan rumah sakit.
Yaa sekarang aku berada di rumah sakit. Sudah seminggu setelah kejadian aku pingsan? Aku terbangun di tempat ini dan sudah ada Papa Mama dan Sunghoon Oppa disampingku.
Aku masih memikirkan ingatan yang kudapat sebelum pingsan, aku melihat ada Papa dengan satu sosok namja seumurannya yang tidak kukenali diruangan tidak layak dan saat Papa menembak Namja itu ada anak laki laki yang menerobos masuk keruangan itu dan.
Akhhh kepalaku selalu sakit saat mencoba mengingatnya lagi. Aku meremas bantal yang ku pangku dan memukul memukul kepalaku yang terasa sangat sakit.
"Yakkkk, Jangan mencoba mengingat ingatnya lagi Jiyaaa," Sunghoon oppa langsung menepis tanganku yang mencoba memukul kepalaku lagi.
Dia menyodorkan air, tanpa babibu aku langsung meneguk air itu hingga habis dan sakit itu akan hilang.
"Kenapa kau keras kepala sekali sih?!" Dengus nya lalu menaruh gelas di nakas, tak menghiraukan omelannya aku malah menanyakan pertanyaan yang belum dijawabnya sejak tiga hari yang lalu.
"Oppa, kenapa oppa bisa nemuin Jiya? kan Jiya lagi diculik," Ucapku sambil menatap matanya intens.
"Sejak kapan kamu diculik orang kamu
kecelakaan kok," Lagi lagi jawaban itu yang ku dapat, kalau kecelakaan waktu itu aku baru sadar sekarang kenapa luka ditubuhku sudah sepenuhnya sembuh? Aku tahu oppa tengah membohongiku, Tau ahh."Makan dulu ini aakk" Dengan terpaksa aku membuka mulutku dan menerima suapan dari Sunghoon oppa.
"Pagi sayang udah bangun?" Aku lantas menoleh ke sumber suara mendapati Papa dan Mama yang baru datang dengan membawa keranjang buah besar dengan berbagai macam buah didalamnya.
"Maa kenapa bawa buah lagi? Itu disana masih banyak loh," Ucapku setengah jengkel sambil nakas yang masih penuh dengan buah buahan.
"Gapapa sayang banyak makan buah biar cepet sehat," Mama berjalan kearahku lalu mengusap lembut suraiku membuatku merasa sangat nyaman.
Sudahlah apa kata Mama di iyain saja biar cepet selesai kalau kata kakek, wanita ini sangat penuh dengan kasih sayang membuat rasa sayangku ke beliau semakin besar namun sifatnya yang selalu berlebihan membuat diriku jadi menghela nafas berat, terlalu over dan itu cukup merugikan.
Yang Mama pikirkan hanyalah semakin banyak semakin baik, padahal terlalu berlebihan itu juga tidak baik. Sudah berkali kali aku memberi tahunya namun wanita ini tetap keras kepala dengan pendiriannya itu, sudahlah yang penting Mama bahagia.
"Eh sini hoon biar Mama aja yang nyuapin Jiya," Ucapnya sambil tersenyum manis. Oppa hanya mengangguk dan tersenyum tipis lalu memberikan mangkok yang ditangannya kepada Mama yang tengah memiliki energi berlebih.
Energi ceria dari Mama membuatku jadi lebih baik dari pada tadi. Aku disuapi Mama sambil menonton televisi yang tengah menayangkan kartun favorite ku dengan Mama yang selalu menyalurkan kasih sayangnya dengan segala cara yang dia punya, sedangkan Papa dan Oppa tengah duduk di sofa yang berada di ruangan ini pembicaraan mereka cukup serius namun aku tidak dapat mendengarnya.
Memilih tidak memerdulikan dua namja kesayanganku itu aku lebih memilih fokus kepada film kartun dan Mama yang tengah mengupas buah dengan telaten.
Walau berada ditempat yang cukup mengerikan aku masih bisa merasakan hangatnya keluarga yang sangat aku sayangi, aku banyak berdoa kepada tuhan agar kehangatan keluargaku tetap terjaga lebih lama lagi.
........
"Kalian udah mau berangkat? Gak sarapan dulu?" Mama buru buru menghampiriku dan Oppa yang akan keluar dari pintu mansion.
"Iya Maa kita udah telat 15 menit lagi bel sekolah Jiya bunyi," Ucap ku sedikit panik sambil terus mengecek pergelangan tangannku.
"Ahh iya udah mau telat..... Yaudah kalian berangkat nanti pas istirahat beli makan yang banyak yahh," Ucap Mama sedikit teriak karena aku dan Sunghoon Oppa sudah berlari kecil menuju mobil.
"SIAPP MAMA SAYANG," Teriakku dari dalam mobil lalu melambaikan tangan dan melakukan Kiss bay dengan senyum cerah, Oppa sudah menjalankan laju mobilnya dengan kecepatan normal, dan saat keluar dari gerbang mansion kecepatan mobil ini semakin laju.
Sudah satu bulan lebih dari kejadian aku masuk rumah sakit tanpa alasan, menurutku begitu karena memang tidak ada alasannya. Padahal jelas jelas aku diculik tapi kenapa Oppa berusaha menutupinya dari ku? Ah aku sudah tidak mau ambil pusing dengan semua itu yang terpenting adalah aku bisa hidup bahagia dengan keluargaku.
"Bye Oppa gomawo," Ucapku singkat lalu mengecup pipi Oppa cepat dan segera turun dengan buru buru karena satpam sekolah akan menutup gerbang sekolah.
"Ahjusi changkaman!" Teriakku membuat satpam yang hendak menutup gerbang sekolah terlonjak kaget.
"Khamsahamnida ahjusi," Ucapku sambil membungkukkan badan didepannya dan langsung lanjut berlari kearah kelas. Aku dari tadi terus berdoa agar bu Tiffany belum masuk kelas, guru itu tidak akan mau menerima murid yang telat walau cuma 1 detik sungguh menjengkelkan tapi itu sudah aturan beliau aku bisa apa lagi?
Namun hari ini sepertinya tuhan tidak mengizinkan aku masuk kelas karena bu Tiffany sudah masuk kelas saat aku baru berbelok dari arah tangga. Ahh yang benar saja? Aku harus membolos gitu? Kalau aku memaksa masuk aku malah akan mendapat hukuman yang tidak wajar dari bu Tiffany, ah tidak ada pilihan lain aku akan membolos satu mata pelajaran.
Aku berjalan menaiki tangga kearah rooftop dengan dengan langkah lesu, mungkin membolos dengan Giselle, Somi, dan Yuna tidak akan mengapa tapi aku membolos sendiri? Ahh cukup buruk bahkan sangat buruk, aku akan duduk diam di rooftop no no no lebih baik dengan para curut masih akan ada canda tawa dan obrolan tidak penting.
Sendiri bukan hal yang menyenangkan!
Aku membuka pintu rooftop dengan perlahan mencegah bunyi decitan dari pintu besi rooftop yang sudah mulai berkarat.
Dan aku dikejutkan dengan keberadaan tiga krucil yang dari tadi kufikirkan, dengan memasang muka terkejud dan berdiri mematung di ambang pintu rooftop membuat tiga orang itu mendecak sebal.
"Ck udah sini cepet jangan diaitu nanti ketahuan," Ucap Yuna sambil menarik tanganku lalu menutup pintu Rooftop dengan hati hati.
"Kok kalian bisa disini?" Tanyaku yang masih terkejut dengan keberadaan 3 curut itu.
"Ya kan kita emang janjian bakal bolos ke rooftop pagi ini, menghindar dari praktek bu Tiffany, kita udah janjian semalam di grub Jiya, jangan bilang lu lupa?!" Seketika aku cengo, aku baru mengingat kalau kemarin kita sudah janjian membolos di rooftop di jam pelajaran bu Tiffany dan berakhir membahas hal unfaedah yang membuat aku kesiangan bangun pagi ini.
.
.
.
To Be Continued
Lagi ada ide mangkanya aku update>.<
Plinplan banget gak sih? Kalo gak update lamaaa banget gak up up tpi kalo udah up pasti jadi up up mulu T_T
Yok bantu Jiya tamatin book ini sebelum ganti tahun 🐨
Kalian udah ngerti harus apa Jiya gak udah ngingetin lagi :)
Oke......
۰۪۫S۪۫۰۰۪۫e۪۫۰۰۪۫e۪۫۰ ۰۪۫y۪۫۰۰۪۫o۪۫۰۰۪۫u۪۫۰
27, Juni 2021✍
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙍𝙀𝙑𝙀𝙉𝙂𝙀 || ʸᵃⁿᵍ ᴶᵘⁿᵍʷᵒⁿ✔️
Fanfiction[Follow sebelum baca ( ◜‿◝ )♡] "𝘊𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘴𝘪𝘩, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘶𝘦 𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘭𝘰!" Sudah follow? Silahkan dibacaa~ Enjoyy Guyss^~^ (っ◞‸◟c) SLOW UP (っ◞‸◟c) ______________ ✒Bahasa non baku ✒Penulisa...