Saya ingin membagikan sebuah kisah yang sangat luar biasa.
Ini adalah foto seorang atlet yang ikut berlomba lari maraton pada Olimpiade Musim Panas 1968 di Mexico City. Perhatikan kaki kanan atlet tersebut.
Atlet pada foto di atas bukanlah seorang juara. Ia justru memasuki garis finish paling akhir. Bahkan tidak hanya finish paling akhir, ia baru memasuki stadion satu jam setelah pengumuman pemenang lomba disampaikan oleh panitia.
Atlet tersebut bernama John Stephen Akhwari, lahir pada tahun 1938 di Mbulu, Tanganyika, Tanzania. Ia mewakili Tanzania di cabang maraton pada Olimpiade Musim Panas tahun 1968 di Mexico City.
Akibat insiden tabrakan fatal dengan pelari lainnya pada awal perlombaan maraton, panitia telah memintanya untuk berhenti karena lukanya yang berceceran darah. Ia terjatuh dengan parah yang mengakibatkan engsel sendi lututnya lepas. Alih-alih berhenti, sambil mengatasi rasa nyeri yang bersarang di lututnya, ia memaksakan diri mengatasi demam akibat reaksi tubuh terhadap lukanya. Dengan setengah pincang, ia berlari susah payah kembali memasuki stadion Olympic Mexico City yang sudah mulai gelap. Ia memasuki stadion dan melewati garis finish dalam waktu sudah lewat satu jam usai pemenang perlombaan diumumkan oleh panitia. Ia finish terakhir di antara 57 pesaing yang menyelesaikan perlombaan (dari 74 orang yang memulai perlombaan).
Usahanya menyentuh hati ratusan penonton yang masih berada di stadion, dan memberinya applause.
Seorang wartawan olahraga mendatanginya dan bertanya mengapa dia terus berlari padahal sedang terluka parah di kaki. Akhwari menjawab, "Negaraku tidak mengirimku sejauh 5000 mil ke Mexico City untuk memulai perlombaan. Negaraku mengirimku untuk MENYELESAIKANnya."
Apa moral yang dapat kita ambil?
DEDIKASI
Akhwari sadar betul negaranya yang bukan negara kaya raya tidak mengirimnya untuk sekadar mengikuti lomba. Ribuan dollar uang rakyat telah disisihkan. Perlu usaha ekstra bagi negara miskin agar seorang atlet negara tersebut dapat berangkat mengikuti olimpiade.
Akhwari tidak ingin membuat negara dan rakyatnya kecewa.Kisah ini membuat saya sadar bahwa tidak ada usaha yang sia-sia.
Hingga saat ini Akhwari sudah menjadi inspirasi bagi banyak orang di dunia, bukan karena ia memperoleh medali emas, melainkan karena dedikasi dan komitmennya yang tinggi untuk menyelesaikan pertandingan meski tengah cedera dan terluka cukup parah.
Dedikasi Akhwari, membuat namanya digunakan sebagai nama sebuah organisasi yang mendukung pelatihan atlet Tanzania untuk Olimpiade, John Stephen Akhwari Athletic Foundation. Ia diundang sebagai tamu kehormatan pada Olimpiade tahun 2000 di Sydney, Australia. Dan juga diundang juga sebagai duta dalam persiapan Games 2008 di Beijing.
Mungkin kita gagal untuk membuat bangga orang-orang yang mencintai dan mendukung kita, tetapi tetap lakukanlah yang terbaik bagi orang-orang yang mencintai dan mendukung kita. Dengan MENYELESAIKAN SESUATU YANG SUDAH KITA MULAI.
Jadilah RAJA meski tanpa MAHKOTA.
Jadilah PAHLAWAN meski tanpa TANDA JASA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vitamin Life
Non-FictionTulisan mengenai hal menarik yang ingin saya ketahui dan bagikan. Menulis untuk mencerdaskan diri sendiri, dan orang lain. #30harikonsistenmenulis