🐳●17. Pertemuan Malam●🦋

227 74 253
                                    

Imamku Kapten Aquamarine
Story by Zoycean

Imamku Kapten AquamarineStory by Zoycean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♤♤♤

"Peluk dulu, tart-nya menyusul."

~Marin~

♤♤♤

⚠️️❗W a r n i n g
___________________

"M-marin???" Athar seolah tidak percaya. Kedua tangannya pun menyentuh rambut ikal Marin yang indah dan panjang. Tangannya sampai gemetar. "R-rambutmu... ikal."

Marin memerhatikan netra Athar terlihat basah, seolah terharu dan bahagia melihat rambut ikal miliknya. "Iya, Kapten. Rambutku memang seperti ini."

Deg. Deg. Deg.

Athar resah. Detakan jantungnya semakin menjadi. Dia menggebu seketika melihat Marin yang begitu menggemaskan dengan rambut ikal yang harum dan indah itu. Pancingan nalurinya membuat Athar ingin... menyantap Marin saat itu juga.

*Ikal: Berkeluk-keluk (rambut mengombak/gelombang)

Sungguh, yang di hadapan Athar adalah Marin. Ada bekas lecet di bibir gadis itu karena ulahnya semalam. Athar hanya... sangat suka melihat rambut Marin, rasa rindu akan kebahagiaannya yang pernah terenggut kisah kelam seolah kembali di hadapannya pada masa yang sudah berbeda.

"Boleh aku...," pinta Athar ragu sambil mengusap bibir ranum Marin menggunakan jempolnya.

Marin paham apa yang Athar inginkan, "Boleh, Kapten." Dia tentu hanyut dengan tatapan sang suami yang lebih hangat dari sebelumnya, ditambah aroma Ocean-deluxe dari tubuh Athar membuatnya menggila di dalam hati.

Sang kapten mulai mendekatkan bibirnya untuk meraih bibir ranum yang sempat ia sakiti. Kali ini Athar ingin melakukannya dengan lembut.

Marin gemetar dan bahagia ketika kecupan Athar telah sampai pada bibirnya. Sayangnya, kecupan itu berlalu sebentar, karena Athar masih terlihat ragu.

Benar saja, Athar mundur dan seperti akan menjauh dari Marin. Dia pun berbalik ingin meninggalkan usai memberi kecupan singkat.

Marin hanya diam mematung di tempat, tersenyum kecil dirinya melihat Athar akan pergi meninggalkannya.

Namun, Athar berbalik lagi, berjalan dengan cepat menghampiri Marin, lalu menarik gadis itu ke pelukannya.

"Kapten...," lirih Marin senang mendapatkan pelukan tanpa harus membuat kue tart terlebih dahulu, "kue tart-nya nyusul aja ya."

"Iya...," respons Athar dengan nada beratnya, "tart-nya nanti aja."

Marin tersenyum malu dan tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya di pelukan Athar. Sangat terharu juga sampai air matanya menetes dan membasahi seragam sang kapten. "Peluk dulu, tart-nya menyusul," batinnya senang.

3. Imamku Kapten Aquamarine [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang