🐳●19. Perisai Jantung●🦋

288 75 299
                                    

I m a m k u K a p t e n A q u a m a r i n e

B y Zoycean

B y Zoycean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♤♤♤

"Aku sangat menyayangimu. Termasuk menyayangi jantungmu yang sakit."

~Marin~

♤♤♤

Crakh! 🩸

Bagian lengan kanan dan kaki kiri Abi sudah tertancap banyak pisau jebakan itu meski sempat melindungi bagian kepala.

Semua koki yang menyaksikannya menjerit ketakutan, ditambah darah Abi yang perlahan mengucur keluar menciptakan suasana semakin mengerikan di malam hari.

Rain dan Alvin terdiam menyaksikan hal mengerikan itu.

"Kau...," Athar sampai tidak tahu harus berkata apa tentang kejadian runyam di hadapannya. Mengapa malam ini Abi terlihat seperti melindunginya?

Abi dengan tubuh gemetar menahan sakit, perlahan ia cabuti satu per satu pisau itu dari tubuhnya. Pisau dengan penuh darahnya mulai berjatuhan menimbulkan dentingan ngilu ke lantai sampai beberapa koki perempuan meringis ikut merasakan sakitnya. Abi masih bisa tertawa jengkel, karena tahu bahwa Pembunuh Senja sudah menghilang begitu saja.

Di satu sisi Alvin merasa was-was dengan sosok Abi, akan tetapi melihat kejadian barusan membuatnya bimbang dan tidak bisa menebak watak dan tujuan Abi sebenarnya apa.

Rain ingin mendekati Abi, "Kau terluka."

Bersama raut cemasnya, Abi memilih enyah meninggalkan Athar dan semuanya dengan lari sedikit pincang.

Salah satu koki junior perempuan pun mendekati Athar, "Prince Athar, tubuh Princess Marin sangat dingin."

Marin yang pucat dan kedinginan sedang berada di pelukan koki junior perempuan lainnya.

"Marin!" Athar berlari mendekat dan segera merasakan suhu tubuh istrinya. Betapa dinginnya tubuh Marin, "Kenapa bisa begini?!"

Samar-samar masih terdengar suara Marin yang begitu kecil, "Kap-ten...., a-ku takut, dingin...."

Athar segera memeluk tubuh Marin dengan erat. "Kau sudah bersamaku sekarang." Rasa khawatir Athar terhadap Marin kian membesar. Dia malah... takut. Biasanya Athar tidak terlalu memedulikan Marin, tapi sekarang rasanya ada yang berbeda.

"Athar, urusi saja Marin. Biar kami yang membantu mengatasi semua ini!" kata Rain yang mengajak Alvin dan Shin L 01 untuk beraksi agar api kebakaran segera padam.

Athar yang sudah sangat panik tentu fokusnya hanya pada Marin saat ini. Dia segera menggendong istrinya untuk segera menjauh dari ruang koki yang kacau.

3. Imamku Kapten Aquamarine [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang