Forbidden Love ( Last Part)

634 42 47
                                    

2016

Angin sore di minggu ke 39 meniup rambut kecoklatan wanita yang mengenakan long dress selutut berwarna broken white bermotif di salah satu sudut kota Athena, Yunani. Nama wanita itu adalah Suzy, Bae Suzy. Namun di kota barunya tak ada yang mengenalnya dengan nama itu. Suzy menyembunyikan identitasnya menjadi Saffire. Ya, sudah selama dua bulan lebih Saffire tinggal di Athena. Kenapa kota ini karena dia akan mengingat Nam Joo Hyuk bila berada di sini. Bagaimana Suzy dulu sering mendengar Joo Hyuk mengelu- elukan keindahan kota sejarah ini. Di sebuah flat pinggiran kota, Saffire tinggal. Perlahan dia menapaki tangga lebar yang menghubungkan trotoar dengan pintu huniannya. Beberapa penduduk asli yang mengenalnya akan menegur menyapa atau hanya sekedar tersenyum ramah.

Suzy sudah hampir mencapai flatnya saat tendangan hebat dan kuat menghentak perutnya. Sudah beberapa hari dia mengalami kram dan nyeri, pertanda sebentar lagi dia akan segera melahirkan. Suzy memejamkan matanya mencoba untuk tenang dan serileks mungkin, diusapnya perutnya yang besar dan berat...

" Kau tak sabar untuk keluar ya....!!"

Ia terkekeh kecil lantas kembali melanjutkan berjalan menuju huniannya. Suzy memang bermaksud berdiam diri di sana, entah sampai kapan. Dia hanya ingin menjauh dari dunia dan membesarkan anaknya seorang diri.

Malam hari....

Denting jarum jam yang berjarum ceking baru saja menyapa angka satu saat Suzy terbangun dari tidurnya yang tak nyenyak sejak kepergian Joo Hyuk.

Suzy mulas, perutnya dilanda nyeri hebat.

Kontraksi- kontraksi kecil sudah dia rasakan sejak dua hari yang lalu, kini kontraksi itu nampaknya telah berada di puncaknya. Segera Suzy menyibak selimut tebal yang memeluk tubuhnya, wanita ini perlahan beringsut dari tempat tidurnya yang nyaman.

Suzy terdiam di sisi tempat tidur, bayinya terasa berontak ingin cepat keluar membuatnya harus berusaha mengatur nafas seteratur mungkin. Keringat dingin mengucur deras membasahi seluruh tubuhnya. Ada pergerakan tak wajar berasal dari dinding rahimnya.

Bayinya menghentak- hentak meminta lolos kemudian terlahir ke dunia. Suzy benar- benar takut, dia tak bisa melahirkan sendiri di gelap malam seperti ini.

Tangannya meraih cepat pada ponsel di atas meja, di sisi ranjangnya. Suzy sudah tahu harus menghubungi rumah sakit mana. Yang tidak Suzy tahu apakah dia bisa bertahan sampai ambulans datang menyelamatkannya. Jemarinya yang basah menggulir layar ponsel dengan susah payah.

" Halo... This is Saffire from Gres...sse flat in Plaka, please send ambulance here.... my baby is co...ming.... aargghhh.... please...se....."

Hening.

Suzy merasakan sesuatu yang datang membasahi celah kakinya.

Cairan kental berwarna bening yang biasa orang sebut air ketuban mengucur deras membasahi ranjang kemudian turun membasahi lantai.

" Aarggghhhh......" Suzy mengerang sambil memegangi perutnya yang sudah sangat tegang.

Nyerinya menjadi- jadi, perutnya menggila. Bayinya sangat egois, perlahan wanita malang ini menarik kedua tungkai kakinya ke atas ranjang. Mencoba merapatkan sedekat mungkin meski air ketubannya telah merembes deras dan badai kontraksi tak berhenti menerjang.

Rambutnya lepek dibasuh keringat seperti hujan yang turun di musim kering. Suzy mencengkeram seprai erat, lalu menjerit sejadi- jadinya. Merasa akan mati Suzy menarik celana dalamnya pergi. Membuka kakinya selebar mungkin. Suzy tak mau menunggu terlalu lama yang bisa membawa bayinya dalam bahaya.

Beresiko memang, tapi dia tak memiliki pilihan lain. Seumpama selembar kertas tubuhnya telah tercabik menjadi potongan- potongan kecil. Rasa sakit yang mengakar dari rahimnya menginfeksi semuanya. Kesadarannya di ambang batas , perutnya bergetar seirama dengan sobekan- sobekan diantara celah kakinya.

Fanfict of NamZyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang