Dreaming

377 26 91
                                    

Drake Anthony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drake Anthony

Rose Elliana White

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose Elliana White

Melewati peron- peron stasiun London yang mengoarkan bau besi berkarat. Dimana jejaknya tertutup salju tipis yang mulai berjatuhan dari kubah langit menggantung kelabu. Terbawa hembusan angin dingin yang menggigit, salju di awal januari 1822 adalah yang paling dingin. Maka kurapatkan mantel bulu dan kumasukkan wajahku semakin terbenam dalam syal rajut yang melilit leherku. Sekali lagi mencoba mengusir hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Memakai korset ketat dan rok yang melebar hingga mata kaki tak membuatku kehilangan nyali untuk terus menyeruak diantara kerumunan.

Kereta uap berhenti tepat di depanku. Membuat kerumunan yang sudah memilin sesak bertambah berjubel begitu penumpang kereta mulai menyongsong turun.

Aku menunggu, entah apa yang kutunggu sampai pemuda beriris hazel turun dari kereta. Puncak tubuhnya menoleh dengan rambut ikal coklat susu yang terlihat acak- acakan namun tetap berkarisma, ia bertukar pandang menatap padaku. Jantungku berdesir, getarannya merasuk hingga ke sanubari. Raga yang beku karena derajat minus yang menghantam tiba- tiba menghangat, bersama senyum yang terpatri indah di wajah runcingnya.

Pemuda itu membelah lautan manusia yang memisahkan kami, memperpendek jaraknya hingga hanya tinggal beberapa jengkal, dariku.

" Maaf membuatmu menunggu, Rose..."

Aku begitu saja menghambur di pelukannya, aroma citrus dan kayu manis yang begitu kurindu.

'Aku akan mencintaimu pun di kehidupan berikutnya.'

.

" Rose, Rose... Rose Elliana White, kau melamun lagi ya?" Suara Anne menyadarkanku, membuatku harus mengerjab beberapa kali kemudian berusaha tersenyum pada sahabatku ini. Anne menyodorkan sandwich tuna yang kupesan.

" Aku hanya terlalu bosan menunggumu Ann, kau benar- benar lama..."

Anne memutar manik matanya menanggapiku. Kurasa dia tak akan mudah terpedaya lagi olehku.

Fanfict of NamZyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang