Nam Joo Hyuk ❤ Bae Suzy
akan mengisi setiap bagian cerita- cerita fiksi yang akan kutulis. mereka adalah sumber isnpirasi dan berharap suatu saat benar- benar mendengar kabar keduanya menjalin hubungan....
Sebuah ruangan berdominasi nuansa krem putih pagi ini terlihat masih sepi. Sang pemilik kamar sepertinya akan bangun kesiangan lagi setelah pergumulan cinta tak berujung mereka lalui semalam. Selimut putih yang telah kusut tidak kehilangan fungsinya untuk menghangatkan tubuh dua sejoli dari sergapan angin pagi.
Mereka berpelukan dalam debaran dan deruan nafasnya masing- masing untuk saling menyalurkan kehangatan. Hingga tiba- tiba sang wanita terbangun merasakan pergolakan di perutnya. Dia buru- buru memakai piyama tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Wastafel putih itu sedikit ternoda oleh muntahan bening yang keluar dari mulutnya. Rasa mual yang tiba- tiba menderanya mau tidak mau membangunkan sang suami.
" Sayang... kau kenapa? Tidak enak badan??"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lin Yi, pria tinggi tegap bertanya di sebelah istrinya dengan cemas. Dia mencoba mengingat makanan apa yang semalam Suzy konsumsi, hanya beberapa suapan spaghetti dan segelas smooties yang Lin Yi buatkan. Istrinya bahkan tidak bernafsu makan sejak beberapa hari yang lalu.
Suzy yang baru saja menyeka bibirnya dan mengeringkan dengan handuk kecil segera menarik suaminya ini untuk duduk di sofa kamar mereka. Dengan senyum tertahan Suzy mengambil sebuah kotak kecil berhias pita dan menyerahkannya pada Lin Yi.
" Apa ini sayang?? Aku tidak sedang berulang tahun bukan??"
Suzy masih berpura- pura acuh, " Buka saja...."
Lin yi pun mulai membuka kotak kubus berwarna biru burgundy itu dan betapa terkejutnya Lin Yi hingga tak bisa menahan untuk tidak berteriak girang.
" Sayang, kau hamil?? Benar- benar hamil??"
Sebuah testpack bergaris dua hadiah dari Suzy.
Sebuah anggukan kecil sudah mampu membuat Lin Yi memekik senang sembari memeluk istrinya. Belum lama sejak mereka resmi menikah dan kini Suzy tengah mengandung buah hatinya.
" Terima kasih Bae Suzy, telah membuatku menjadi lelaki paling bahagia ....."
Lin Yi kembali menghujani Suzy dengan kecupan hangat. Berjanji akan semakin menjaga serta melindungi Suzy beserta bayi mereka.
Lin Yi
Sejak pernikahan kami Suzy ikut bersamaku pindah ke China. Dimana sebelum itu kami menjalani bulan madu selama sebulan penuh berkeliling Eropa. Dari Barcelona hingga Santorini itu adalah momen paling indah sekaligus mendebarkan bagi kami. Suzy yang memang sangat menyukai lukisan memintaku secara khusus untuk mengagendakan kunjungan ke berbagai museum, pameran, hingga galeri seni di setiap tempat yang kami singgahi. Melihat berbagai karya seni dari penjuru dunia seakan membuka mata kami bahwa dunia ini begitu luas dengan makna dan artinya sendiri. Etnik dan budaya yang berbeda sangat mempengaruhi pencintraan sang maestro tinta untuk mengkaryakan lukisannya. Puas dengan kunjungan melihat atau sesekali membeli lukisan, aku mengajak Suzy untuk makan malam di tempat yang telah terkenal dengan kelezatan hidangan serta suasananya yang romantis. Suzy terlihat cantik dalam balutan gaun malam yang ia kenakan. Selalu mempu menghipnotisku hingga aku hanya ingin untuk menatap istriku seorang. Kami berdansa mengikuti alunan musik, sesekali saling mengumbar senyum dan berakhir dengan ciuman mesra. Tidak ada malam kami kini yang terasa sepi, berdua kami saling melengkapi dan akan selalu ada untuk satu sama lain.