Hallo👋👋Semoga kalian selalu dalam keadaan yang baik🖤🖤
Semoga suka part ini guys🖤🖤
SELAMAT MEMBACA😃😃
**********
🎉🎉🎉
"Natta!"
Baru saja melewati gerbang sekolah seseorang langsung memanggil gadis dengan rambut hitam sepinggang itu, langkahnya terhenti dan tubuhnya memutar kesamping. Ia melihat datar lelaki yang kini menghampirinya.
"Kenapa Raf?" Bukannya menjawab lelaki itu malah menggeleng, lalu tanpa diduga menarik tangan Natta membuat gadis itu terkejut, ternyata Rafqi membawa Natta ke taman sekolah.
Merasa sedikit risih Natta mencoba melepas cekalan lelaki itu, "Raf, lepasin," titahnya membuat Rafqi kaget dan menatapnya sedikit kecewa.
Ia berdehem sebentar, "Sorry Nat, oh ya kemaren lo udah nge-save nomor gue kan?"
Jadi Rafqi menarik dirinya ke taman hanya untuk memberikan pertanyaan tidak penting seperti ini? Natta ingin pergi saja dari sini, tetapi karena Rafqi terlihat baik tidak seperti Arash, ia akan bertahan sebentar. Oh ya, jangan menghujat dirinya sebab membawa nama lelaki menjengkelkan itu dalam beberapa hal.
"Udah Raf," jawabnya kemudian berjalan ke salah satu kursi taman dan mendudukkan diri, Natta menghirup dalam udara segar disini.
Lelaki itu ikut duduk disamping Natta, "Dukung gue ya, mau kan?"
"Dukung apa?" tanya Natta tidak paham, memandang penuh tanya Rafqi yang kini melihatnya lekat.
"Rencananya gue bakal jadi kandidat ketua Osis baru," ucapnya dan Natta mulai mengangguk pelan.
Setelah melirik jam tangannya sekilas Natta berdiri, "Gue ke kelas duluan, udah rame kayaknya." Natta segera berlalu setelah mendapat anggukan Rafqi.
"She's Angel." Rafqi menatap punggung Natta dengan tersenyum lebar, "No, She's my Angel." lanjutnya kemudian terkekeh pelan.
"Jadi bener firasat gue, lo suka sama Natta."
Rafqi menoleh cepat ke belakang, matanya terbelalak melihat sahabatnya yang kini berjalan dan duduk di tempat Natta tadi, melihat dirinya dengan pandangan menggoda.
"Apa sih, nguping ya lo!" sewotnya.
Bagas terkekeh melihat Rafqi yang tengah salah tingkah, "Nggak nguping, cuman nggak sengaja denger," elaknya.
Apa perbedaannya coba? Rafqi mendengus sebal bercampur sedikit malu, ah tidak! ia memang malu. Lelaki itu menoleh dengan pandangan bertanya saat Bagas menepuk pundaknya.
Sejenak Bagas tersenyum tulus, "Jadiin masa lalu sebagai pelajaran buat lo, jangan ulang kesalahan yang sama." Rafqi terdiam cukup lama, beberapa detik tersadar saat Bagas bangkit.
"Gue harap lo bahagia Raf." Setelah mengatakan itu Bagas pergi, meninggalkan Rafqi yang kini memandang kosong ke bawah.
🎉🎉🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
Arashta (On Going)
Teen FictionNamanya Arash. Sosok itu terkenal mempesona dan menakutkan di satu waktu. Dia tampan, pintar, dari keluarga kaya raya, dan memiliki kualitas diri yang sangat baik. Bahkan banyak yang menganggap Arash terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Tapi ini re...