Hallo👋👋Semoga kalian selalu dalam keadaan yang baik🖤🖤
Semoga suka part ini guys🖤🖤
HAPPY READING😃😃
***********
🎉🎉🎉
"Nat, minggir ke kanan bentar dong!"
Natta menghela napas berat sebelum dengan malas bergeser ke kanan.
"Eh Nat, coba nunduk sedikit!"
Natta mengulum bibirnya, ia memilih kembali bergeser ke kiri lalu lanjut menulis.
"Nat, tulisan lo makin kecil, gue jadi nggak keliatan." Natta masih mencoba sabar, ia mulai menulis dengan huruf yang lebih besar.
"Nat, tulisan lo miring."
"Eh Nat, geser bentar!"
"Jangan cepet-cepet Nat kalo nulis."
"Lah itu Natta kecepetan nulisnya, gue pegel tau!!"
"Eh Nat, yang bagian kanan jangan dihapus!" Tangan Natta berhenti, niat ingin menghapus tapi murid laki-laki banyak yang belum selesai.
"Hapus aja Nat biar cepet selese!"
"Eh jangan Nat, gue belum selese!"
"Natta, hapus aja!"
"Jangan Nat!"
"Hapus Natta hapus!"
Brakh!
Semuanya terkejut saat tiba-tiba Natta menggebrak keras papan tulis yang ada didepannya. Apakah mereka tidak tau? Natta muak, benar-benar muak. Baru sehari menulis di papan tulis stok kesabarannya sudah diuji habis-habisan. Mereka pikir nulis pakai ilmu ghaib? Ya tidak begitu sialan. Nulis pakai tangan, pakai tenaga, pakai otak!
Tangan Natta lama-lama juga pegal, kakinya juga pegal pengen cepat duduk. Otaknya juga mikirin biar tulisannya bagus, enak dibaca, dan tentunya tidak miring. Emang semuanya laknat! Mana sekretaris 2 bukannya gantian sama Natta malah seenak jidat live Instagram, sialan memang, masih pagi sudah dibikin emosi.
Natta berbalik, menatap datar murid-murid lain yang kini langsung diam dan menatapnya seolah manusia paling polos di dunia.
"Mikir, gue nulis di papan, gue juga nulis ulang di buku. Tangan gue pegel, kaki juga. Ngomong doang enak praktekin nggak mau." Semuanya semakin diam melihat Natta yang terlihat dingin dan kejam. Sementara Natta melirik pada Senu dan Yola, kedua gadis itu malah melambai-lambaikan tangan mereka.
"Sorry Nat."
"Hehe maap ya Natta yang cantik dan baik hati."
"Sorry deh."
"Iya, gue juga minta maap Nat."
Menghela napas lelah, Natta kini melangkah ke kursi Kania selaku sekretaris 2, Kania melihat Natta seraya nyengir, "Kenapa Nat?"
Kenapa ndasmu!
"Gantiin gue." Natta berucap datar, lalu dengan cepat Kania mengangguk. Ia cepat-cepat mengakhiri live nya dan segera ke depan kelas.
Natta kemudian berjalan kembali menuju kursinya, menumpukkan dagunya diatas buku tulisnya. Ia berdecak kesal, sekian lama jarang menulis di depan, untuk pertama kalinya sangat menguras tenaga, tulisannya juga masih aneh.
"Pegel Nat?" Suara Senu menginterupsi.
"Enggak, cuman pegel banget," jawab Natta dengan senyum paksa membuat Senu meringis pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arashta (On Going)
Fiksi RemajaNamanya Arash. Sosok itu terkenal mempesona dan menakutkan di satu waktu. Dia tampan, pintar, dari keluarga kaya raya, dan memiliki kualitas diri yang sangat baik. Bahkan banyak yang menganggap Arash terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Tapi ini re...