2✓ Kedatangan Natta

48 25 5
                                    

Hallo👋👋Semoga kalian selalu dalam keadaan yang baik🖤🖤

Semoga suka sama part ini guys🖤🖤

SELAMAT MEMBACA 😃😃

**********

🎉🎉🎉

"Kamu udah siap kan sayang untuk sekolah baru?" wanita yang hampir memasuki usia 40 tahun itu bertanya sembari tersenyum ke arah anak bungsunya.

"Iya, Ma." Gadis itu, gadis yang terlihat cantik dan manis memberikan senyuman terbaik untuk mamanya, selalu. Tangannya sibuk mengolesi roti tawar dengan selai rasa coklat.

"Erland, gimana kuliah kamu sayang? Ada masalah?" Wanita itu berganti memandang anak sulungnya.

"Lancar jaya sehat sentosa, Erland gitu loh."

Gadis tadi menoleh pada kakaknya dengan pandangan lempeng, "Lebay banget bang, palingan di kampus cuman tebar pesona sama caper, keahlian lo kan cuman itu," ucapnya lancar.

"Apa sih, nggak tebar pesona aja gue banyak yang suka. Iri bilang."

"Menghalu!" Erland menampilkan muka tengilnya mendengar cibiran Natta.

Wanita yang disebut sebagai mama tersebut terkekeh, sementara seorang pria dengan pakaian formal yang tampak berwibawa itu tersenyum tipis.

"Papa belum transfer uang saku buat kalian untuk bulan ini, kalian mau berapa?"

Sang putra terlihat sangat bersemangat, "Kayak biasa boleh, dilebihi 5 juta juga boleh." Lelaki itu menyengir.

"Ngode?"

"Erland cuman mau muji, papa peka apa nggak hehe.."

"Btw sama aja bang."

"Yaudah, papa tambahin 5 juta. Natta, kamu mau ditambahin juga?"

"Yess, makasih banyak bapak Farhan yang terhormat, suaminya ibu Yuni."

Gadis itu menggeleng melihat kelakuan kakaknya, ia menoleh pada ayahnya, "Yang kayak biasa udah lebih dari cukup kok pa."

"Yaudah jatah tambahan Natta buat Erland aja pa."

"Lo emang minta di jambak ya bang!"

Lelaki itu menjulurkan lidah mengejek, sukses membuat sang adik kesal dan ingin menjambak rambut lebat lelaki itu. Dengan sigap lelaki itu bangkit dan berlari menjauh darinya.

"Sini lo bang, gue pengen jambak rambut lo!!"

"Natta, Erland, udah!" Mama mereka sudah pusing melihat kegaduhan yang bahkan masih di pagi hari, "Natta, segera habiskan minumanmu dan berangkat ke sekolah!"

Natta menghentikan aksinya, "Aku berangkat dulu ma, pa, awas lo bang nanti." Gadis itu bergantian menyalimi tangan mama, papa, dan terakhir abangnya.

"Bang, gue mau salim." Natta membuat raut sedih di wajahnya.

Dengan penuh kecurigaan Erland memberikan tangannya dengan perasaan tidak enak.

Arashta (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang