Hallo👋👋Semoga kalian selalu dalam keadaan yang baik🖤🖤
Semoga suka part ini guys🖤🖤
SELAMAT MEMBACA😃😃
**********
🎉🎉🎉
Arash membuka pintu rumahnya malas, kemudian terlonjak kaget sebab seseorang dari luar mendorong pintunya keras-keras."Eh ada orang ternyata di belakang pintu, sorry ya, soalnya nggak keliatan sih!" Si pelaku menyengir lebar pada Arash, mengerjap polos melihat wajah Arash yang sepertinya menahan kesal.
"Mau bogeman?"
Zidan, lelaki itu langsung menggeleng keras dengan menggerakkan tangan tanda penolakan. Zidan sudah kapok karena dulu pernah sekali mendapat bogeman dari Arash dan itu tidak main-main sakitnya, bahkan rahangnya langsung memar menit itu juga. Sudah cukup! tidak lagi.
"Santai bang, oh ya gue bawa peliaraan. Mau liat?" tanya Zidan antusias.
"Monyet?" Arash menaikkan sebelah alisnya.
"Pala lo peliaraan Dan!" Seseorang muncul lagi dari luar, dia Zafran. Memandang sinis Zidan yang mengatainya peliaraan, mana Arash bilang monyet lagi.
"Monyet gue kok makin jelek ya Rash, coba lo liat!" Zidan mendorong pelan Zafran mendekat pada Arash, detik itu juga Zidan langsung terkena templangan di kepalanya.
"Apasih njing! Dari kemaren maen nemplang aja ya lo nyet!" sarkas Zidan melotot.
"Ya lo ngapain nyamain gue sama monyet dugong!" Zafran balas menyolot.
"Lahh, situkan emang mirip sama yang di kebon binatang, yang suka makan pisang!"
"Dihh si dugong nggak tau diri!"
"Lahh! Si monyet kaga terima?"
"Apa lo hah!!"
"Apa?! Nggak usah belagu lo nyet!"
"Kenapa kalo belagu?! Yang penting otak gue pinter, emang otak lo?!!"
Zidan semakin melotot, "Kok lo jadi otak shiming sih njing!!"
"Booodoamat!"
Kedua lelaki itu terus berdebat, sampai-sampai tidak menyadari tatapan jengah dari sang tuan rumah. Sedetik kemudian telapak tangan Arash sudah bertengger manis membungkam mulut Zafran dan Zidan, "Banyak bacot cepet mati!" celetuk Arash, sekian lama akhirnya Arash menurunkan tangannya karena berontakan dari Zafran dan Zidan.
"Dosa lo njir doain sahabat sendiri cepet mati, nanti nangeeeess." Zidan masih sempat mencibir.
"Lo kali yang nangis Dan," sambung Zafran mengejek.
Memang tidak ada habisnya dua orang itu, demi utangnya Zafran sama Mak Ijah yang udah bejibun Arash benar-benar muak! lebih baik jika Arash pergi menuju kamarnya, lelaki itu berlalu begitu saja meninggalkan Zafran dan Zidan yang kini berdecak sebal.
Tetapi sebelum menaiki anak tangga ia sempat berhenti dan mencium telapak tangannya, "Jigong kalian ternyata bau bangke!" Dan setelah mengatakan itu ia meninggalkan Zafran dan Zidan yang memandang Arash tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arashta (On Going)
Roman pour AdolescentsNamanya Arash. Sosok itu terkenal mempesona dan menakutkan di satu waktu. Dia tampan, pintar, dari keluarga kaya raya, dan memiliki kualitas diri yang sangat baik. Bahkan banyak yang menganggap Arash terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Tapi ini re...