Aira melepas topengnya dengan tangan kiri, wajah cantiknya terkenak sinar bulan purnama. Aira melihat topeng di tangannya itu, bola matanya memancarkan tujuan sesungguhnya dari dirinya.
"Tujuanku masih panjang, tujuan itu tidak akan berakhir sampai aku sudah tiada lagi didunia ini."
"Sejak kapan, mempunyai tujuan sebesar ini. Apa kau tidak ingin hidup sewajarnya?"
"Jangan berlagak bodoh," balas Aira menatap kently dengan datar, sedangkan kently tersenyum sinis.
"Hemmmm," balas kently tidak merasa bersalah dengan pertanyaannya.
Aira memasang kembali topeng kewajah cantiknya namun, tiba-tiba anak kecil berumur sepuluh tahun keluar dibalik pohon yang tidak jauh dari Aira. Gadis yang memeluk boneka bayi, boneka yang sangat menyeramkan dan rambut sepunggung.
"Hai, kakak cantik." sapa gadis kecil dengan senyuman manis dibibir pucatnya.
Kently hanya biasa-biasa saja melihat anak kecil itu, sedangkan Aira mendekati anak kecil. Aira mengelus kepala anak itu dengan lembut.
"Hai jugak," balas Aira dibalik topengnya, wajah Aira tetap datar.
"Kakak cantik sedang apa disini?" tanya gadis kecil itu.
"Kakak sedang bermain saja di sini, apa kakak mengganggumu sayang?" Tanya Aira bersikap wajar terhadap anak kecil.
Gadis itu mengangguk, pertanda ia tidak merasa terganggu. Kently melihat gadis itu dengan wajah temboknya.
"Kakak cantik, boleh aku temani kakak?" tanya gadis cantik itu dengan senyuman manis.
"Boleh, nama kamu siapa?" tanya Aira dibalik topeng.
"Nama aku Merlia kak, nama kakak?" tanya Merlia gadis penugu hutan tersebut.
"Aira," balas Aira mengusap kepala Merlia dengan kasih sayang.
"Kalau kakak jelek itu?" tanya Merlia menunjuk jari tengah sebelah kanan kearah kently, kently memutar bola mata malas.
"Dia kently, teman kakak. Jangan manggil dia dengan kakak jelek ya sayang, dia itu galak." jelas Aira tersenyum manis dibalik topengnya, gadis itu mengangguk lagi. Aira memengang tangan kiri Merlia, Merlia membalas rangkulan tangan Aira.
"Ayok!" ajak Aira melangkah pergi, kently menghilang.
****
Varo dan lainya masih berjalan tanpa arah, suara-suara aneh terdengar samar ditelinga mereka. Mereka mendengar suara wanita menangis, bayi, orang yang meminta tolong dan lainnya. Apa kalian tahu, penghuni hutan sedang memperhatikan gerak gerik mereka.
"Varo, lo dengar gak suara aneh?" tanya Rini melihat kesegala arah.
"Kamu tahu sendiri, kita sedang berada dimana. Semua orang takut pergi kehutan ini, jadi biasakan diri lo dengan teman ini." balas Varo biasa-biasa saja, ia sendiri juga takut.
"Lo gak takut apa?" tanya Rini melihat kearah Varo.
"CK, dihutan ini buka kita doang. Jadi biasa saja," balas Varo.
"Hemmm,"
Tiba-tiba, Axel dan teman-temannya muncul didepan gengnya Varo. Dengan gaya santainya Axel berdiri dihadapan mereka.
"Kalian!" gumam Varo dan Rini melihat siapa didepan mereka.
"Kalian kenal kita?" tanya Axel dibalik topeng.
"Tidak, hanya saja kami pernah melihat kalian bertarung disekolah saat itu." jelas Varo.
"Ooo, sekarang aku mengerti. Apa nama lo Varo dan cewek disamping lo itu Rini adiknya bintang?" tanya Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira The Masked Killer 1 ( END )
Lãng mạnAku bukan pyschopath tapi Membunuh orang bukan keinginanku. Tapi itu lah yang terjadi denganku jadi seorang pembunuh bertopeng.