Bab paling susah🤧
Happy reading ❤️Brukk! Brukk! Brukk!
Anak buah Varo tersungkur ketanah, kaki mereka di tarik oleh tangan seseorang yang keluar dari tanah.
"Taaaaangannn!" Lirih mereka gagap melihat kaki mereka di tarik.
Varo dan Rini terkejut melihat setengah tangan dari tanah menarik kaki anak buah mereka.
Sedangkan Yura duduk santai di atas Pohon, ia tersenyum manis kearah Varo dan Rini. Lebih tepatnya tersenyum sinis.
Wajah anak buah Varo berubah pucat, siapa yang tidak pucat saat kaki kita di tarik seseorang dalam tanah.
"Jangan kaget dulu, ini belum seberapa hadiahnya." Ucap Aira membuat Varo dan Rini gemetar.
"A---apa ya---ng akan kau la---kukan?" Tanya Rini gugup dan gemetaran.
"Kalian berdua akan merasakan mati dengan keadaan terkejut-kejut," jelas Aira tersenyum manis.
"Kami tidak akan mati di tanganmu!" Tegas Varo, kedua tangannya mengepal kuat.
"Tapi bukan aku yang akan melakukan itu." Sambung Yura.
"Aku tidak peduli apa yang kau bicarakan, tapi hari ini akan ku buktikan. Siapa yang terhebat," ujar Varo dengan percaya diri.
"Terserah," ketus Aira tidak peduli.
"Oke, kalian semua dengarkan apa yang dia bilang. Jadi singkirkan mereka semua!" Sambung Aira entah kepada siapa?.
Angin tiba-tiba tertiup, membuat buluk kuduk mereka berdiri. Suasana berubah dingin dan sunyi. Rini dan lainnya meneguk saliva mereka, rasa takut tiba-tiba muncul dihati mereka.
"Hah!" Varo dan Rini terperangah melihat sesuatu di belakang mereka masing-masing.
"Vaa---ro diii .." Wajah Rini pucat dan gugup menunjuk kearah belakang Varo, bergitupun dengan Varo.
"Dii---belakang---lo, aa--daa ..." Varo menunjuk kearah belakang Rini.
Sedangkan anak buah mereka juga pucat melihat tangan seseorang yang memengang kaki mereka menampakkan kepala mereka demi sedikit.
"Kalian pandai sekali membunuh orang, tapi kalian bergitu takut dengan mereka." Jelas Aira dingin dengan wajah datar.
"Lihatlah wajah mereka yang telah kalian bunuh tanpa belas kasihan." Sambung Aira.
Anak buah Varo sekarang sangat pucat, mereka tidak bisa berkata-kata dan berlari melihat sosok wajah yang mereka bunuh memengang pengelangan kaki mereka.
Darah keluar dari mulut dan mata mereka, ada yang mata mereka keluar, mulut tidak ada dan lainnya.
"Tolong kami!" Pinta mereka dengan suara nyaring dan memekik telingga mereka.
"Jangan bunuh kami,"
"Kami tidak bersalah."
Varo mendengar itu menutup telinga mereka dengan tangan.
"Aaaa, sakit. Telingga ku sakit!." Ringis Rini ditanah.
"Tolong! Kami tidak bersalah!" Pinta mereka semua.
"Aaaaaa!" Lirih mereka kesakitan di bagian pendengaran mereka.
Tiba-tiba suara itu menghilang dan entah Kemana mereka? Mereka tidak terlihat lagi.
"Kalian sedang apa? Kenapa telinga kalian tutup?" Tanya Aira tersenyum sinis.
Mereka membuka telingga, setelah suara itu tiba-tiba tidak terdengar lagi. Mereka membuka mata pelan-pelan dan tidak melihat sosok yang memengang tangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira The Masked Killer 1 ( END )
RomanceAku bukan pyschopath tapi Membunuh orang bukan keinginanku. Tapi itu lah yang terjadi denganku jadi seorang pembunuh bertopeng.