🍁Psikater🍁

23 7 0
                                    

BAB 19
________________

Aku menyetir dengan tangan sebelah yang menopang kepala, memikirkan Sella yang sebelumnya bertanya 'apa aku sudah mulai peduli?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menyetir dengan tangan sebelah yang menopang kepala, memikirkan Sella yang sebelumnya bertanya 'apa aku sudah mulai peduli?'. Hufh..

Melihat pantulan wanita itu dari kaca depan mobil yang sedang membaca bukunya, 'kalau bukan ibu yang menyuruhku, aku tidak ingin merepotkan diri sendiri untuk orang yang bahkan tidak penting bagiku.. ' batinku pasrah.

Memandang jalanan dengan penuh harapan semua akan berbalik seperti dahulu, berharapsemua ini hanyalah mimpi burukku dan akan bangun sedikit lagi, namun apa yang boleh aku perbuat lagi bahkan orang yang paling aku percayai dan paling aku hormatin menyuruhku melakukan ini semua, itu mama.

"Sayang," ucap gadis itu tiba-tiba membuatku sontak menginjak rem mobil.

"Ra -Rain?? Ada apa?" tanya gadis itu panik.

Aku hanya diam dengan pandangan kosong, 'apa lagi ini, oh lord..' batinku. Berani beraninya dia sekarang memanggilku sayang? Apa aku harus tetap memahaminya?

"Apa yang terjadi Rain?"

Aku menatapnya sebentar dari kaca depan mobil lalu menggeleng dengan senyum kikuk. Kemudian melanjutkan perjalanan ini menuju rumah gadis itu.

"Aku hanya ingin memberitahukan kepada kamu, di buku ini pasangan itu saling memanggil sayang, apa kita nantinya bisa saling memanggil seperti itu?" ucap gadis itu melihat kearah pemandangan lewat jendela yang tertutup.

Aku mengehela nafas legah, rupanya panggilan sayang tadi bukan untuk ku.

"Emm.. Sebaiknya itu tidak terjadi, karena terdengar sangat aneh di telingaku.." jawabku lantang tidak ingin berbasa basi.

"Bagaimana hari pertamu, Rain?" tanya mama dari seberang sana, hari ini beliau tidak bisa pulang jadi hanya bisa saling bertanya kabar lewat telpon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana hari pertamu, Rain?" tanya mama dari seberang sana, hari ini beliau tidak bisa pulang jadi hanya bisa saling bertanya kabar lewat telpon.

"Hari pertama?"

"Kamu membantu Sella.."

Aku menghela nafas gusar, nama gadis itu lagi bahkan sekarang waktu untuk berbincang dengan mama pun. "Itu terjadi begitu saja," jawabku seadanya.

Autistic Girlfriend [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang