[Pacar Autis]
Rein Galvaro memiliki hidup yang sempurna. Dengan kecerdasan luar biasa, pesona yang memikat, dan masa depan yang cerah, ia tak pernah membayangkan bahwa hidupnya akan terguncang oleh kehadiran Sella Bram-seorang gadis yang hidup dalam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hati ini terasa penuh dengan emosi yang tak terjelaskan-marah, kecewa, dan sesuatu yang tak bisa kuuraikan. Aku mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, hanya untuk melarikan diri dari semua pikiran yang menghantui.
Aku tertawa kecil, lebih kepada diriku sendiri. "Bahkan Sella belum tahu, tapi mereka bisa melangkah sejauh itu," gumamku pelan, suaraku tenggelam dalam bising mesin mobil.
Jalanan malam ini tidak terlalu ramai. Lampu-lampu kota memantul di kaca mobil, menciptakan bayangan yang samar di wajahku. Aku terus berkendara tanpa tujuan yang jelas, membiarkan pikiranku melayang tanpa arah.
Akhirnya, mobilku berhenti di sebuah taman yang sepi. Udara malam terasa dingin, menusuk kulitku saat aku turun dari mobil. Aku berjalan pelan, mendekati pembatas tepi taman ini, dan memandang ke kejauhan.
Di depanku, terbentang pemandangan kota yang gemerlap. Jembatan panjang dengan lampu-lampu kuning keemasan memisahkan sungai yang tenang, pantulannya menciptakan kilauan di permukaan air. Di seberang sungai, gedung-gedung tinggi berdiri angkuh, dihiasi lampu-lampu neon yang mencolok. Cahaya mereka menari di tengah gelapnya malam, memberikan kesan hidup yang berdenyut di kota ini, meski terasa jauh dari diriku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menghela napas panjang, berdiri diam sambil menggenggam pembatas di depanku. Pikiranku kembali tenggelam dalam segala kerumitan yang tak terucapkan. Pemandangan ini seharusnya menenangkan, tetapi tidak mampu menghapus keresahan yang terus menghantuiku.
"Apakah Sella akan baik-baik saja?" bisikku pada diri sendiri, meski tahu tak ada jawaban yang akan datang.
Setelah cukup lama berdiam diri. Aku kembali ke dalam mobil, kemudian berkendara untuk pulang. Jam menunjukkan pukul 20.35. Aku memutuskan untuk singgah di drive-thru McDonald's dan memesan beberapa paket yang ditawarkan oleh pelayannya.
Setelah selesai memesan. aku melanjutkan perjalanan.
Beberapa menit berlalu. Sadar, tidak sadar. Bukan melihat pemandangan rumah, kini mobilku berada di depan gerbang rumah sella.