🍁Missing🍁

15 8 0
                                    

BAB 51
________________

Aku membuka mata, namun tubuhku terasa berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membuka mata, namun tubuhku terasa berat. Kamar yang gelap dan udara yang terasa pengap membuat kepalaku semakin berdenyut. Sejak malam itu, saat menunggu di depan rumah Sella hingga pukul satu pagi, tubuhku tidak lagi bersahabat. Hari ini, aku hanya terbaring di tempat tidur, merasa lemah, seharian.

Ponsel di sampingku sesekali bergetar, tetapi bukan pesan dari Sella. Aku terus memeriksanya, berharap ada balasan darinya, meski tahu itu hanya angan kosong. Pukul 11 malam, aku masih terjebak dalam keputusasaan yang sama.

Tok. Tok.

"Rein. Ini Mama. Bisa Mama masuk?" Suara Mama terdengar lembut, tetapi aku tidak menjawab. Tenagaku terlalu terkuras bahkan untuk sekadar berbicara.

"Rein?" Pintu kamar terbuka pelan.

"Rein? Kau di dalam? Kenapa ini gelap sekali?" Mama menyalakan lampu kamar, dan aku bisa melihat raut terkejutnya saat matanya menyapu seisi ruangan. Kertas-kertas, buku, dan dokumen berserakan di lantai, meja penuh dengan catatan yang tak rapi.

"87% keberhasilan operasi penyembuhan autisme." Mama membaca dengan suara pelan tulisan besar yang terpampang di papan tulis yang berdiri miring di sudut kamar. Tatapannya berpindah ke selembar kertas di tangannya, lalu kembali padaku.

"Rein?" suaranya terdengar sedikit gemetar, campuran antara khawatir dan bingung. "Kau seobses ini dengan prosedur operasi Sella?"

"Rein?" Mama mendekat dan duduk di tepi ranjang. "Are you okay?" tanyanya lembut sambil menyentuh dahiku.

Aku tidak menjawab, hanya memandangnya dengan tatapan kosong. Sentuhannya terasa hangat, tapi aku tahu itu bukan karena tangannya. Tubuhku sedang terbakar.

"Kau demam, Rein!" ucapnya khawatir. "Sejak kapan kau seperti ini? Apa yang terjadi padamu?"

Mama mengguncang tubuhku pelan, berusaha mendapatkan jawaban. Namun, aku hanya bisa memandangnya tanpa kata. Kepalaku semakin berat, dan bayangan Mama mulai kabur. Suaranya terdengar sayup-sayup saat aku mencoba tetap sadar.

"Rein! Kau mendengarku?"

Aku ingin menjawab, ingin mengatakan sesuatu, tapi tubuhku tidak mengizinkan. Pandanganku menjadi gelap, dan kesadaran perlahan-lahan meninggalkanku. Hanya satu hal yang masih ada di pikiranku sebelum semuanya benar-benar menghilang: Sella.

 Hanya satu hal yang masih ada di pikiranku sebelum semuanya benar-benar menghilang: Sella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Autistic Girlfriend [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang