Part 05

93 55 12
                                    

Gadis yang ia ajak bicara sama sekali tidak membuat pergerakan sedikit pun. Bahkan detak jantungnya sudah sangat lama menghilang. "Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu, selamat malam baby," ucap pria itu. Memberikan kecupan pada kening gadis tercintanya, setelah itu dia pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan keadaan lampu yang dipadamkan. Tapi walau begitu, dia menyalakan lampu bercahaya remang-remang didekat ranjang agar ruangan itu tidak gelap gulita tanpa pencahayaan.

Langit hitam kini sudah berganti dengan cerahnya pagi, udara segar masuk ke dalam rumah mewah yang berdiri kokoh. Beberapa maid di rumah itu mulai mengerjakan tugasnya sebagai keseharian yang harus mereka jalani. Mereka terpaksa bekerja di rumah mengerikan itu karena faktor ekonomi yang sangat mendesak. Jika tidak, tidak mungkin mereka menerimanya meski gaji yang akan mereka dapat lebih besar dari gaji seorang maid pada umumnya.

"Tuan sarapannya sudah siap," ucap seorang maid menghampiri majikannya yang sedang berdiri melihat suasana pagi dari kaca transparan. Maid itu menunduk hormat pada majikannya yang sangat dingin. "Baiklah," jawaban singkat yang majikannya berikan terasa panjang jika terus dipikirkan. Sang maid berangsur pergi dari sana dengan bungkukkan kecil sebagai pamungkas rasa hormatnya pada si majikan.

Maid di sana hanya bekerja dari pagi sampai jam tujuh malam saja. Bahkan dari mereka tidak ada yang tahu tentang ruangan khusus yang berisi gadis pucat di dalamnya. Tidak ada yang diperbolehkan masuk ke sana, menyentuh gagang pintunya saja sudah menjadi ancaman mematikan bagi si pelaku. Bisa di bilang majikan mereka sangat keras.

Setelah sarapan selesai, Jungkook bersiap untuk menjalankan aktifitasnya hari ini. Wajahnya selalu menyuguhkan ekspresi datar di mana pun dia berada, kecuali saat sedang berhadapan dengan gadis tercintanya. Meski dia selalu berwajah datar, ketampanannya tidak pernah berkurang sedikit pun. Banyak sekali kaum hawa yang tergila-gila padanya.

Namun, secantik apa pun gadis yang selalu berusaha keras mendekati sosok Jungkook. Pria sedingin kutub es itu tidak pernah sekali pun tergoda, yang ada di hatinya hanyalah Lee Taerin. Bahkan dia rela mengawetkan tubuh tidak bernyawa milik sang kekasih agar ia bisa melihatnya setiap hari. Miris sekali bukan?

Caranya mungkin salah, tetapi kembali pada kenyataannya. Cinta bisa saja membutakan dan menghilangkan akal sehat seseorang. Itulah yang Jungkook rasakan akibat mencintai sang kekasih dengan takaran yang melebihi dosis ketentuan. Oleh karena itu kita tidak seharusnya mencintai seseorang secara berlebihan, mencintai seseorang tidak dilarang, tapi yang sewajarnya saja.

Di sisi lain, Jimin sedang mengemudikan kuda besinya menuju ke kampus. Dia berangkat seorang diri karena Taerin menolak untuk ikut bersamanya pergi ke kampus. Gadis itu menolak dengan alibi sedang menunggu drama terbaru idolanya yang akan tayang pagi ini.

Sepanjang perjalanan, Jimin tidak henti-hentinya mencibir tentang idola Taerin. Hanya demi melihat akting dari aktor bernama Cha Eunwoo, Taerin sampai mencampakkan dirinya begitu saja. "Apa hebatnya Cha Eunwoo itu!? Dia hanya bisa berakting, bahkan dari segi visual aku jauh lebih tampan darinya!!" teriaknya kesal. Bohong jika Jimin tidak merasa jengkel pada sikap Taerin yang seakan membangunkan jiwa kecemburuannya. Apalagi saat Taerin tidak henti-hentinya memuji segala sesuatu yang ada pada diri Cha Eunwoo.

Jimin memarkirkan mobilnya di parkiran. Dia memijakkan kaki jenjangnya di area kampus, mencari sosok temannya yang berbeda jurusan. Sebelum berangkat ke kampus, dia mendapatkan pesan dari temannya yang ingin mengajak bertemu di depan kampus, dia pun mengiyakan.

"Di mana Jeong In, dia bilang ingin bertemu denganku," gumam Jimin. Dia terus mencari sosok tinggi di antara mahasiswa lainnya. Atensi pria Park itu seketika teralihkan saat melihat sosok yang dia cari sedari tadi sedang berjalan berlawanan arah.

Sweet Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang