Satu minggu telah berlalu. Kini keduanya sudah siap untuk menjalankan rencana yang telah mereka buat untuk mengambil tubuh Taerin dari genggaman Jungkook. Selama satu minggu itu juga, Jimin selalu mencoba berteman baik dengan Jungkook.
Bagaimana bisa Jimin berteman dengan pria sedingin Jungkook? Awalnya memang sulit, bahkan saat Jimin sedang berjalan beriringan dengan Jungkook, pria itu mempercepat jalannya agar Jimin tidak dapat mendekatinya lagi. Tiap bertemu Jimin, Jungkook selalu mendapatkan cerita dari Jimin tentang sosok Taerin. Bagaimana hubungan Jungkook dan Taerin sebelum dan sesudah Taerin tiada.
Cerita yang selalu Jimin bawakan sangatlah benar kebenarannya. Lambat laun Jungkook mulai percaya kepada Jimin. Tentu hal tersebut membuat Jimin dan Taerin merasa senang. Taerin selalu meminjam tubuh Jimin untuk menulis surat yang akan ia berikan pada Jungkook. Meski yang ia gunakan untuk menulis adalah tangan Jimin, hasil tulisannya sama persis dengan tulisan yang ia hasilkan seperti dulu.
Jungkook semakin percaya akan keberadaan sosok sang kekasih di dunia ini. Dia masih berada di dekatnya, bukan hanya raganya saja, tetapi jiwanya juga masih ada di sisinya. Apalagi setelah mendapatkan surat yang berisikan tulisan tangan dari Taerin.
Jungkook yakin selama ini Taerin selalu melihat keadaannya. Senang pasti ketika mengetahui hal tersebut. Tapi mau bagaimana juga, Jungkook merasakan kesedihan dan penyesalan secara bersamaan. Sedih karena tidak bisa mengikhlaskan dan menyesal karena tidak bisa menjaga sang kekasih dengan baik.
Selama berteman dengan Jimin, Jungkook beberapa kali mengajak Jimin datang ke rumahnya. Hanya sekadar bermain dan berbincang. Jungkook masih merahasiakan tentang keberadaan tubuh Taerin. Dia belum menceritakan apa pun mengenai tubuh Taerin yang dia sembunyikan di dalam kediamannya.
Kadang Jungkook merasa iri karena Jimin yang bisa melihat keberadaan Taerin. Rasa cemburu masih melekat kuat ketika Jimin dapat mengobrol dengan Taerin tetapi tidak dengan dirinya.
Sesekali Taerin mengikuti mereka. Kadang dia bertanya pada Jungkook melalui Jimin, tapi sepertinya Jungkook sedikit canggung untuk menjawab. Sebab ada Jimin di sana, jadi rasa kikuh menjalar dalam tubuhnya sampai kelu untuk membalas dan menjawab pertanyaan sang kekasih.
Padahal jika diingat, dulu setiap Taerin bertanya singkat jawaban yang Jungkook berikan selalu panjang dan padat. Tapi untuk saat ini Taerin memaklumi, sekarang sudah berbeda, tidak seperti dulu lagi.
"Jungkook akan pergi ke Busan selama dua hari, ini kesempatan kita untuk mengambil tubuhmu dari rumah itu," ujar Jimin
Taerin dan Jimin tengah berada di kamar milik Jimin. Entah apa yang sedang mereka rencanakan sekarang, Jimin selalu sibuk dengan laptopnya yang menghubungkan dia dengan temannya. Sementara Taerin tidak banyak membantu, kadang sosok Taerin tiba-tiba menghilang dari pandangan Jimin, padahal Taerin masih berada di tempat yang sama.
Apa ini tanda-tanda akhir dari kisahnya di dunia. Hm, mungkin saja. Semakin dekat hari itu, semakin pudar pula sosok Taerin dari dunia manusia.
"Kita akan bergerak malam hari ketika para maid sudah pulang, teman-temanku dari rumah sakit akan membantu kita," sambungnya.
Jimin sudah mengatur semuanya, tinggal menunggu waktu yang tepat agar mereka bisa masuk ke dalam kediaman Jungkook.
Taerin tersenyum haru, Jimin memang pria yang baik. Hatinya sangat lembut pada semua orang, termasuk dirinya. Dia mengambil tempat duduk tepat di depan Jimin. Senyum manis Jimin terpancar indah, dia bahagia jika Taerin bahagia.
"Jimin? Terimakasih banyak," ucap Taerin bahagia. Jimin membalasnya dengan senyuman lebar dan anggukan kecil.
Misi mereka akan berjalan malam ini. Jimin segera bersiap agar tidak terlalu mengulur-ulur waktu. Teman-teman Jimin yang ikut terlibat sudah mengambil posisi masing-masing, tinggal menunggu Jimin dan salah satu temannya yang bertugas membawa tubuh Taerin.
Malam ini Taerin tidak bisa terlihat, tetapi ketahuilah. Meski Jimin tidak bisa melihat keberadaan roh Taerin, Taerin bisa melihat apa yang mereka semua lakukan.
Jungkook sudah pergi dua jam yang lalu. Kini saatnya untuk Jimin bergerak. "Ayo hyung," ajak Jimin pada pria yang duduk di kursi penumpang mobilnya. Dia adalah Seokjin, dokter yang pernah menangani Jungkook saat Jungkook mengalami depresi berat.
Jimin dan Seokjin keluar dari dalam mobil, mereka berjalan masuk melewatin pintu utama. Kebetulan Jimin mengetahui PIN kediaman Jungkook. Jadi tidak membutuhkan waktu lebih lama mereka bisa masuk tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun.
Jimin mencari kamar yang memiliki ciri-ciri seperti yang pernah Taerin katakan sebelumnya. Tulisan singkat beserta angka kelahiran Taerin. Dan ... ya, Jimin berhasil menemukannya.
Seokjin yang sedari tadi mengikuti langkah kaki Jimin pun bertanya. "Kau yakin ini kamarnya?" Seokjin menoleh ke kanan dan kiri was-was, siapa tahu di kediaman Jungkook masih ada seseorang selain mereka.
"Nah, sudah terbuka. Ayo hyung," tegur Jimin mengalihkan atensi Seokjin.
Seokjin mengangguk mengiyakan. Mereka masuk ke dalam ruangan tersebut, lebih tepatnya kamar khusus yang Jungkook buat untuk sang kekasih.
Sesampainya di dalam kamar, atensi mereka di kuasai oleh sesosok gadis berbalut dress putih yang tengah terbaring di kasur. Mata berbulu lentik yang terpejam, bibir kering, dan bekas sayatan membuat hati keduanya merasakan nyeri yang luar biasa. Pasti saat itu Taerin sangat menderita mendapatkan rasa sakit dari sang kakak.
Seokjin memastikan apakah yang Jimin lihat sama seperti yang sedang dia lihat sekarang ini. "Jadi gadis ini yang menjadi penyebab Jungkook mengalami depresi?" tanya Seokjin meringis kecil. Jimin mengangguk membenarkan, dia masih tidak percaya keadaan Taerin akan separah ini.
Pantas saja Taerin terlihat sedih saat membahas masa lalunya, sangat menyakitkan jika dia mengingatnya kembali, batin Jimin merasa iba.
Seokjin menghubungi beberapa perawat yang sudah mereka siapkan untuk membawa ambulancedan pihak polisi ke kediaman Jungkook.
Seokjin menelfon beberapa perawat untuk membawa ambulans. Dia juga menghubungi pihak polisi agar segera berangkat menuju ke kediaman Jungkook. Seokjin kembali melihat kondisi Taerin yang sudah lama menjadi mayat yang diawetkan. Pasti ada pihak yang membantu Jungkook melakukan pengawetan pada tubuh Taerin.
Pandangan Seokjin beralih pada sosok Jimin yang sudah berlinang air mata. Dia tahu sedikit tentang perasaan Jimin yang jatuh hati pada sosok Taerin. Jimin menceritakan tentang Taerin padanya ketika pria itu tengah mabuk berat karena tidak bisa kehilangan sosok Taerin.
"Sudah, setelah ini pasti Taerin akan bahagia. Kau ingin dia merasakan kebahagiaan, kan?" Seokjin mengelus lembut punggung kekar Jimin. Berharap Jimin tabah menerima semua ini.
Jimin mengangguk lemah, dia tersenyum kecil dan mengiyakan ucapan Seokjin yang sudah dia anggap seperti kakaknya.
Tidak lama kemudian, Jimin mendengar suara mobil dari luar. Tetapi anehnya, suara mobil tersebut bukan berasal dari suara mobil ambulans ataupun suara mobil polisi. Apa ini? Apa ada tamu yang datang ke kediaman Jungkook, atau ada sesuatu yang lain? Perasaan Jimin jadi tidak enak.
"Apa Jungkook kembali lagi?" tanya Jimin pada Seokjin.
Mereka saling bertatapan satu sama lain dengan tanda tanya yang mengisi pikiran mereka. Jimin dan Seokjin berjalan ke arah jendela kamar dan melihat siapa yang ada di depan rumah. Setelah melihat dari jendela mereka melihat seorang pria bertopi yang sedang mencoba masuk lewat pintu utama. Tapi orang itu bukan Jungkook, bagi mereka wajahnya terasa sangat asing.
"Siapa dia?" Jimin menggelengkan kepala pertanda dia tidak mengenalinya.
Mereka terus memperhatikan gerak gerik pria tersebut, hingga Seokjin sadari di saku bagian belakang celana pria itu ada sebuah pistol yang terselip. Apa dia perampok! Batin Seokjin. Dia terkejut dan dengan cepat memberi tahu Jimin tentang hal itu.
Jimin tak kalah terkejutnya dengan Seokjin setelah mendengar pria itu membawa senjata api. Tetapi di situasinya saat ini tiba-tiba ada suara yang membisikan sesuatu di telinga Jimin. "Lee Taemin," bisikan tersebut berasal dari roh Taerin yang tidak bisa Jimin lihat. Dia bertambah panik setelah mengetahui orang yang berada di luar sana adalah Lee Taemin. Kakak dari Lee Taerin.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Rain
FanfictionMenceritakan roh seorang gadis yang berkeliaran di dunia manusia. Dirinya tidak bisa pergi ke alam baka dengan tenang karena jasadnya yang belum ditemukan setelah sekian lama. Dan, di saat ia sedang berjalan-jalan menikmati suasana hujan, dirinya be...