Kematianku

35.7K 1.5K 25
                                    

Aku menguap berkali-kali. Pelajaran hari ini sungguh menbosankan

Ku tatap buku tebal di depanku. Ku tatap lagu jam di tanganku, masih lama. Aku menghela nafas panjang.

"Hei! Yutong!" Xiao Li berbisik pelan menunjuk-nunjuk arah belakang, lebih tepatnya ke arah pintu.

Aku mengangguk mengerti maksud sahabatku ini. Berjinjik-jinjik kami meninggalkan ruangan yang membosankan itu

^^^

Ku lahap habis-habisan es krim dalam genggaman tanganku. Sungguh suatu hal yang menyenangkan menikmati eskrim di musim semi seperti ini, suatu hal yang indah.

Selanjutnya kami menghabiskan waktu seharian bermain game di warung networking hingga jam dua pagi barulah kami beranjak keluar dari tempat itu.

"Kalau begitu, sampai ketemu besok" Xiao Li melambaikan tangannya setengah mengantuk berpisah denganku.

Aku tak menyahut hanya ikut melambai padanya setelah itu kami berpisah jalan. Aku mulai terkantuk-kantuk antara setengah sadar dan tidak berjalan menelusuri jalanan yang terlihat gelap dan sepi itu.

"Janhan bergerak!" Suara parau seorang lelaki mengehentikan langkahku apalagi dapat ku rasakan benda tajam berada di leherku.

Jantungku berdebar keras menandakan bahaya yang berada di depanku. Aku menelan ludah, ku keluarkan suara bergetarku.

"Ma . . . Mau apa kau . . .?" Tanyaku tak bergerak seperti patung.

"Keluarkan semua barang berhargamu!" Teriak lelaki itu.

Aku menurut ku keluarkan isi dompetku yang hanya tersisa lima ratus yuan itu serta merta kuberi padanya.

"Hanya ini!?" Dia marah, di pukulkannya gagang pisau dapur itu ke kepalaku.

Dapat ku rasakan pandangan sepasang mata keji di leherku. Tak bisa ku biarkan ia merampas satu-satunya barang peninggalan nenek. Ku beranikan diriku melawannya. Bagaimana pun juga ia seorang lelaki lebih kuat dariku. Aku kalah seutuhnya, dilepaskannya kalung permata merah pemberian nenek. Terakhir, di tusuknya bilah pisau dapur itu ke perutku.

"Dasar bocah jalang!" Lelaki itu meludah menatap kondisiku dan meninggalkan aku begitu saja.

Aku merintih. Sakit,sangat sakit . . . Perutku mengeluarkan banyak cairan kemerahan yang membasahi baju putihku. Aku terjatuh ke jalanan. Kali ini pandanganku semakin buyar, rasa sakit itu semakin dalam sangat panas dan gelap. Di dalam pandangan yang buyar itu aku melihat sesosok dewi cantik.

"Apakah itu malaikat? Apakah aku akan mati?" Tanyaku dalam hati.

Semuanya menjadi gelap dan aku pun tak merasakan apapun lagi.

Hei! Muncul lagi! Apa kabar semuanya ku putuskan menulis sedikit demi sedikit karya-karyaku jadi harap kalian tidak keberatan membacanya. Terutama bagi pembaca Cruel Flower ya ^^

*cium sayang dari Jade*

Flower of the HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang