Hello! Lagu di atas adalah ending theme song flower of the harem
"Wu Meiniang . . . Mulai sekarang namamu adalah Wu Meiniang" kata kaisar menatap lekat padaku.
Ku buka mulutku hanpir memprotes penggantian nama seenak kepalanya itu tapi segera kusadari keanehan di dalam nama itu. Wu Meiniang . . . Sepertinya aku pernah dengar nama itu. Kuketuk pelan kepalaku beberapa kali memerintahnya agar mulai bekerja sekarang juga. Ku putar otakku, kenangan beberapa tahun lalu berkelebatan di benakku.
Layar televisi bermunculan adegan demi adegan seorang wanita paling berkuasa di era itu, sebuah drama berjudul the empress of china, saat itu aku tengah asik menyanyikan lagu penutupnya.
"Menurutmu, siapa orang yang benar-benar pernah dicintai Wu Meiniang?" Tanya Xiao Li mengunyah makanan ringan ditangannya.
"Hmmm . . . Aku tak tahu" jawabku setengah bercanda.
Xiao Li berdecak lidah sebal, setelah meletakkan makanan ringannya ia mulai menggelitikku.
Aku terbelalak kaget. Bagaimana tidak? Aku sekarang berada di dalam tubuh seseorang yang akan menjadi kaisar perempuan satu-satunya dalam sejarah! Belum habis keterkejutanku sebuah benda lunak tiba-tiba saja melumat bibirku. Mataku terbelalak lebar, ku tatap siapa yang menciumiku itu dan OH MY GOD! Kaisar . . . Kaisar Taizong lah pelakunya.
Bisa kalian tebak apa yang akan terjadi selanjutnya? Bukan adegan kedua pasangan bahagia ever after yang akan kalian temukan. Melainkan . . . Wei Guifei dan rombongan selir lainnya mengikuti kami juga dan tentu saja adegan panas tadi disaksikan oleh mereka. Ku dapati aku seperti seekor kucing yang tertangkap basah tengah mencuri ikan. Lewat pandangan membenci para selir terhadapku aku menerima kenyataan ini, bahwa aku adalah musuh untuk ratusan dewi-dewi cantik ini.
Astaga! bagaimana hidupku nanti?! Kaisar Taizong berbalik dilihatnya para selirnya sedang menatapnya maka diraihnya punggungku dan tersenyum pada mereka. "Mari kita kembali lagi"
Aku bertepuk jidat, situasi sekarang sangat parah. Kedua orang sepupu itu menatapku ganas, bedanya satu di sertai tatapan sangat berbahaya seolah akan menerkamku hidup-hidup. Ya, Wei Gui bergelar guifei menatapku demikian. Seolah tak merasakan kejanggalan kaisar masih tetap memeluk pinggangku tak ingin melepasnya.
#
Hari yang melelahkan terlewatkan begitu saja ku lepas jepit rambutku membiarkan rambutku tergerai lurus begitu saja. Rambut hitam bak sutra halusnya itu ku sisir lambat-lambat. Entah kenapa hari ini aku banyak tersenyum. Bukan karena ciuman itu melainkan hal lainnya.
Ketika dalam perjalanan pulang menuju paviliun Ye, aku dihadang seorang anak lelaki berumur belasan tahun pokoknya lebih muda dariku menghampiriku. Meskipun masih belia, kuakui ia sangat tampan. Sepasang bola matanya yang cerah memancarkan aura yang tak dapat ku jelaskan, dilengkapi alisnya yang tebal namun tertata rapi, di sertai hidungnya yang mancung dan bibirnya yang merekah indah dapat membuat gadis manapun jatuh berlutut padanya. Apalagi di tambah tinggi badannya yang lumayan itu, siapapun pasti sulit membedakan umurnya.
Wajah memerah dan sikap malu-malunya membuat jantungku entah kenapa berdebar-debar. Pemuda itu mengulurkan tangannya kearahku dalam telapak tangannya terdapat sebuah perhiasan pinggang naga kecil dari jade. Tanpa menatapku dan hanya menatap lurus ke lantai ia berguman.
"Ini . . . Terimalah" kuambil perhiasan itu dan menatap wajahnya lurus-lurus.
Wajahnya seketika bertambah merah, jantungku hampir saja copot menyaksikannya. Ia sangat cute menurutku. Seperti remaja yang akan menyatakan cintanya pada gadis yang disukainya.
"Aku . . . Aku . . ." Ia belum mengatakan apapun dan berlari kabur begitu saja meninggalkan aku sendirian menebak-nebak sebenarnya apa yang dipikirnya.
Ku angkat tinggi perhiasan itu dan tersenyum lagi. Meskipun belum mengetahui namanya, sepertinya aku sudah jatuh kedalam perangkap yang namanya cinta.
To be continue. . .
Hello! Aku masih hidup lho! Mengenai siapa identitas pemuda itu silakan beri komen dan saksikan kelanjutan dari Flower Of the Harem ya ;)
*Jade Tan*
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower of the Harem
Fiction Historiqueaku bukan siapa-siapa hanya seorang mahasiswi jurusan politik semester tiga. suatu peristiwa mengerikan terjadi begitu saja pada diriku. aku ditikam! saat mataku terbuka. aku sudah berada di tempat asing. semua orang begitu aneh! mereka memanggilku...