🎶Arah - I Want To Rock N' Roll
PART 5 || TANTANGAN
Chika memegangi kepalanya sembari menatap jawaban dari soal yang baru saja ia buat. Sejak hari di mana bu Arna menawarkan Chiko untuk ikut olimpiade matematika tingkat nasional, gadis itu hilang fokus akan pelajaran karena sibuk memikirkan nasibnya ke depan. Dan kini sudah terhitung tiga hari Chika tidak bisa fokus sama sekali.
"Jawabannya 186, bukan 192." Chiko yang berada di belakang Chika, mengkoreksi jawaban gadis itu. "Rumus yang lo pakai juga salah, rumus nomor 1 dan nomor 4 beda."
Chika mendengus, kemudian menatap Chiko dengan tajam. "Berisik banget sih lo, orang lagi pusing juga."
Mendengar itu, lantas Chiko meletakkan punggung tangannya di dahi Chika. "Lo sakit?" tanya cowok itu.
Chika menepis tangan Chiko. "Nggak usah pegang-pegang, deh."
"Dih, galak. Niat gue baik juga." Chiko berjalan keluar kelas, berniat ke kantin karena memang ini sudah jam istirahat. Saat berada di ambang pintu, cowok berkacamata itu menoleh ke arah Chika. "Lo nggak ke kantin?" tanyanya.
Chika menatap Chiko datar. "Ya, terserah gue lah mau ke kantin atau enggak. Ribet banget lo ngurusin gue."
"Jangan sampai sakit," ucap Chiko, sebelum kembali melangkah.
Setelah kepergian Chiko, Chika berdecak dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya. Ia benar-benar tidak suka dengan keberadaan Chiko di sekitarnya, ditambah lagi posisinya berkemungkinan digantikan oleh Chiko. Tidak, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi!
"Woy, gue tungguin di kantin nggak muncul-muncul lo." Cellin berkata sembari duduk di kursi samping Chika.
Chika mengangkat kepalanya, menatap malas ke arah Cellin. "Apa?"
Cellin mengernyit. "Lo kayak nggak ada semangat buat hidup, Chik. Sakit lo?"
"Enggak." Chika duduk dengan tegak. "Gue cuma lagi kesal aja sama si Chiko."
"Kenapa? Dia gangguin lo?"
Chika menggeleng pelan. "Bu Arna nawarin dia buat ikut olimpiade matematika tingkat nasional."
Cellin membelalak. "Eh, serius lo? Gila, belum juga sebulan dia di sini, udah jadi saingan lo aja."
"Gue takut posisi gue kegeser sama dia." Chika menjatuhkan kepalanya ke meja, bergumam tidak jelas dengan raut wajah cemberut.
"Kalau lo emang nggak mau itu terjadi, lo berjuang dong agar posisi lo nggak bisa digeser sama dia," ucap Cellin, membuat Chika sontak mengangkat kepalanya.
"Lo benar, Cel. Makasih atas sarannya," balas Chika, dengan senyum lebar di wajahnya.
"Permasalahan lo udah selesai, kan? Sekarang ayo ke kantin." Cellin berdiri, kemudian menarik tangan Chika untuk ikut dengannya. Chika pun hanya pasrah mengikuti langkah sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemigo
Teen Fiction(HARAP FOLLOW SEBELUM BACA) Naskah ini diikutsertakan dalam Event 40 Days Writing Marathon Arfa Publisher ••••••••••••• Kehidupan Chika yang sempurna sebagai murid teladan, paling pintar serta kesayangan para guru di sekolah mendadak berubah sejak k...