🎶Vina Panduwinata - Cinta.
PART 15 || SISI LAIN CHIKO
Setelah Chiko keluar dari ruang musik, Chika langsung ikut keluar setelah mengirim pesan pada Cellin untuk menemuinya di samping laboratorium. Kemarin ia lupa untuk mengingatkan sahabatnya itu tentang rencana pacaran dengan Chiko, semoga saja Cellin sudah bertindak.
"Chika," sapa Cellin, sesampainya Chika di sana.
"Lo udah pacaran sama Chiko?" tanya Chika, to the point.
Untungnya saja di lorong samping laboratorium sepi, bu Arna juga tidak ada di dalam sana. Jadi, tidak akan ada yang akan mendengar percakapan mereka.
"Hah? Pacaran?" Cellin terdiam sesaat, kemudian menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Gue pikir lo sama Chiko udah jadian kemarin," ucap Chika, menghela napas panjang.
"Enggak, gue ... lupa." Cellin tersenyum tidak enak.
Chika mendengus sebal. "Lo harus bilang sekarang kalau lo suka sama Chiko, Cel. Lo mau kalau nanti--"
"Lo suka sama gue?"
Keduanya menegang saat mendengar suara Chiko, lantas dengan kompak Chika dan Cellin menoleh ke arah pintu.
"Lo suka sama gue, Cel?" Chiko mengulangi pertanyaannya.
Chika tersenyum smirk, kemudian menepuk pelan bahu Cellin. "Semoga berhasil, Cellin!" ucapnya, lalu pergi dari sana.
"Chika!" bisik Cellin, sebal. Gadis itu hanya bisa menunduk dengan posisi seperti tadi, tidak berani menatap Chiko yang juga masih diam di tempatnya.
Jantung Cellin berdetak cepat saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya, disusul kedua matanya yang membulat saat melihat sepatu Chiko yang berhadapan dengan sepatunya.
"Cellin," panggil Chiko, membuat Cellin semakin ingin menghilang dari bumi saat ini juga.
Dengan keberanian yang sangat tipis, Cellin mendongak untuk menatap Chiko. Gadis itu menyengir canggung, kemudian bertanya, "I-iya, kenapa?"
Chiko tersenyum kecil. "Lo suka sama gue, 'kan?"
"I-itu ... a-anu, gue ... gue ...."
"Lo mau jadi pacar gue?"
"Ha-hah?!" Cellin menatap Chiko tidak percaya, sedangkan yang ditatap hanya mengulas senyum manis.
"Lo suka sama gue, 'kan?" Chiko bertanya sekali lagi, membuat Cellin mau tidak mau menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu, kita pacaran," lanjut cowok itu.
"Ta-tapi--"
"Tapi apa?" Chiko lebih dulu menyela.
Cellin diam, tidak berani untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan tadi. Astaga, ia merasa menjadi manusia terjahat sekarang. Dulu ia membohongi Chiko mengenai pertemanan mereka, sekarang apa ia juga akan membohongi Chiko mengenai hubungan ini? Apalagi jika ternyata Chiko juga menyukainya. Astaga! Itu berarti ia mempermainkan perasaan tulus Chiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemigo
Roman pour Adolescents(HARAP FOLLOW SEBELUM BACA) Naskah ini diikutsertakan dalam Event 40 Days Writing Marathon Arfa Publisher ••••••••••••• Kehidupan Chika yang sempurna sebagai murid teladan, paling pintar serta kesayangan para guru di sekolah mendadak berubah sejak k...