9. CELLIN & CHIKO

8 4 0
                                    

🎶Rich Brian - 100 Degrees

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶Rich Brian - 100 Degrees.

PART 9 || CELLIN & CHIKO

Chika tersenyum memandangi dirinya di depan cermin. Gadis itu mengambil ikat rambut di atas meja, kemudian mulai mengingat rambutnya menjadi satu. Setelah rapi, ia mengambil parfum untuk dipakai dan mengambil tas serta map miliknya sebelum keluar dari kamar.

"Pagi, Nek." Chika mencium pipi Ayi, kemudian duduk di sampingnya.

"Pagi, Chika. Hari ini kamu ada bimbingan lagi?" tanya Ayi.

Chika mengangguk. "Iya, tapi hari ini aku bakal tetap kerja. Kayaknya aku pulang jam sembilan atau setengah sepuluh malam, nggak papa 'kan?"

Ayi tersenyum. "Hati-hati kalau begitu, jam seperti itu sangat rawan di jalan-jalan sepi," ucap Ayi, "ya sudah, kamu cepat habiskan sarapannya terus berangkat ke sekolah, nanti terlambat kalau kelamaan."

Chika mengangguk dengan semangat, kemudian mulai memakan nasi goreng yang ia buat sebelum mandi tadi. Hari ini ia sangat bersemangat ke sekolah, bahkan lebih semangat saat Chiko belum berada di sekolahnya. Itu karena hari ini rencananya akan di mulai.

"Chika berangkat, Nek." Chika mencium punggung tangan Ayi sebelum melangkah keluar dari rumah.

Senyum yang terukir di bibir gadis itu belum juga memudar. Chika menghentikan sebuah angkot untuk ia tumpangi ke sekolah, kemudian ia mengeluarkan handphonenya dari dalam saku seragam setelah duduk dengan tenang di dalam angkot.

Cellin : gue udah dapat semuanya, bentar lagi gue sampai di sekolah. Lo di mana?

Merasa pusing menatap layar handphone terlalu lama, Chika pun memutuskan untuk menelepon Cellin.

"Halo, lo di mana?" tanya Cellin, setelah sambungan terhubung.

"Gue di angkot, sekitar sepuluh menit lagi sampai di sekolah," jawab Chika, setelah melihat jam di handphonenya, "kalau lo yang duluan sampai di sekolah, langsung cari Chiko dan jalankan rencana kita."

"Oke, Ibu Bos." Cellin tertawa pelan. "By the way, gue nggak yakin rencana ini bakal berhasil."

"Yakin-yakin aja, kita nggak bakal tahu kalau belum coba," ucap Chika, "ya udah, gue tutup dulu teleponnya. Nanti kita lanjut di sekolah aja."

"Oke, bye."

Sambungan telepon pun terputus. Di sisi lain, Cellin baru saja sampai di sekolah dengan sebuah tupperware yang ia pegang. Kepala gadis itu menengok ke belakang saat mendengar dua orang siswi berbisik-bisik setelah salah satu dari mereka menyebut nama Chiko, ditambah lagi beberapa kali kedua siswi tersebut sekilas menengok ke belakang.

Sepertinya ini hari keberuntungan Cellin, pasalnya ia tidak perlu repot-repot mencari keberadaan Chiko. Cowok itu malah muncul di depannya dengan sendirinya.

EnemigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang