🎶Tiara Andini - Maafkan Aku #TerlanjurMencinta.
PART 17 || SEBUAH CERITA
"Kenapa lo bisa sama dua tikus itu, sih? Gue kira lo bareng Cellin," ucap Chika, tanpa menatap ke arah Chiko.
"Tadinya gitu, tapi Cellin dipanggil guru kesenian buat ikut mendaftaran lomba kesenian. Jadi, gue pergi aja sendiri, terus ketemu deh sama mereka berdua," jelas Chiko, yang hanya mendapat respons anggukan pelan dari Chika.
Keheningan kembali menyelimuti, bahkan suara angin yang berembus sangat jelas terdengar di kedua telinga mereka.
Chiko menoleh ke arah Chika. "Oh iya, rumah lo masih jauh?" tanyanya.
Memang saat ini keduanya sedang dalam perjalanan menuju rumah Chika, tujuannya adalah untuk belajar bersama. Untungnya ia sudah selesai diajari oleh bu Ami, dan tentunya tanpa sepengetahuan Chiko. Jika cowok itu tahu, maka niat bu Ami mengajarinya akan gagal.
"Bentar lagi sampai." Chika menjawab. "Oh iya, lo jangan ribut di rumah gue. Nenek gue nggak suka keributan soalnya."
Chiko mengangguk pelan, lalu tak lama kemudian keduanya sampai di rumah Chika. Gadis itu mengetuk pintu tiga kali, kemudian menunggu sang nenek untuk membuka pintu tersebut.
"Rumah lo sepi banget." Chiko menatap ke sekitar sebelum kembali beralih ke Chika. "Nyokap sama bokap lo ke mana?" tanyanya.
Mendengar itu, membuat Chika sesak seketika. "Enggak ada," jawabnya, tidak jelas.
"Enggak ada? Mereka--"
"Jangan pernah tanya mengenai orang tua gue di sini." Chika yang awalnya berbicara tanpa menatap Chiko, kini menoleh dan memberi tatapan tajam pada cowok itu. "Gue nggak suka," lanjutnya, sebelum masuk ke dalam setelah pintu terbuka.
Chiko menghela napas panjang, sedikit bersalah karena sudah membuat Chika merasa tidak nyaman. Namun, di dalam lubuk hatinya ia begitu penasaran akan keberadaan orang tua Chika.
Apakah orang tua gadis itu sudah meninggal?
***
Hari ke lima belajar bersama.
"Emang ini jawabannya? Kok punya gue sama lo beda?" Chika menatap tidak yakin pada jawaban Chiko.
"Ini benar, Chika." Chiko menunjuk bukunya. "Hasil akhir yang ini ditambah sama hasil akhir yang tadi, habis itu dibagi tiga dan dikali empat."
"Astaga, gimana gue bisa lupa itu. Pantas jawaban kita beda." Chika segera menghapus jawabannya dan memperbaiki jawabannya.
Chiko tersenyum kecil, kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karena sudah sejam lebih ia dan Chika duduk di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemigo
Teen Fiction(HARAP FOLLOW SEBELUM BACA) Naskah ini diikutsertakan dalam Event 40 Days Writing Marathon Arfa Publisher ••••••••••••• Kehidupan Chika yang sempurna sebagai murid teladan, paling pintar serta kesayangan para guru di sekolah mendadak berubah sejak k...