Munafik (3)

3K 565 17
                                    

Adegan pembantaian akhirnya berakhir setelah sekian lama. Selama pembantaian itu terjadi, yang kami lakukan hanyalah diam dan mengamati. Pertama aku bingung kenapa tidak ada yang berani menyerang kami. Tapi setelah aku melihat hyung ku dan Choihan , aku mengerti mengapa orang-orang tidak menyerang kami.

Orang-orang yang ingin menyerang kami langsung ketakutan melihat tatapan Choihan dan Alberu. Aku pikir orang-orang itu sudah tau kalau mereka akan langsung mati kalau menyerang kami.

Aku berpikir karena kami tidak ada yang memegang senjata satupun, kami akan menjadi sasaran empuk untuk para pemburu koin itu. Tapi, seperti yang kuharapkan dari Choihan, dia tetap berbahaya dengan atau tanpa senjata. Dan begitulah aku melewati peristiwa berdarah itu dengan tenang tanpa melakukan apapun.

Benar, hanya aku yang melewati peristiwa berdarah itu dengan tenang tanpa dan tidak melakukan apapun karena hyungku dan Choihan sudah menjauhan para hama itu sebelum mendekatiku.

Sepertinya aku harus bersyukur karena mereka belum membunuh satu orang pun. Ingat. Belum.

Sejujurnya aku tidak tau sampai kapan aku bisa menahan mereka. Mereka bisa saja tiba-tiba bergerak tanpa menunggu perintah dariku lalu membantai semua orang untukku. Karena itu...

"Ayo pergi sekarang"

"Apa akhirnya kita bergerak? "

"Kemana kita pergi Cale? "

"Ayo pergi saja dulu dari sini"

Kami akhirnya pergi dari tempat itu secara diam-diam. Kami berjalan di jalur kereta api.

[Sub-skenario baru telah tiba!]

+

[Skenario Kedua – Pengadaan Makanan]

Kategori: Sub

Kesulitan: E

Jelas Kondisi: Langsung berburu monster yang dapat digunakan sebagai makanan dan memasaknya.

Batas Waktu: Tidak Ada

Kompensasi: 500 koin

Kegagalan: ???

+

Begitu kami menginjakkan kaki di terowongan, sebuah sub-skenario terbang masuk. Akuisisi makanan. Itu adalah sub-skenario yang harus kami lalui sebelum memasuki skenario utama kedua.

[Beberapa rasi bintang sedang mengantisipasi kinerja Anda. ]

Gelap terowongan menjadi jelas bahkan sebelum kami bergerak 10 langkah. Saya menyalakan terowongan dengan senter tetapi garis besar area sekitarnya tidak terlihat sama sekali. Itu adalah bukti dari tirai yang menghalangi cahaya. Hal yang sebenarnya adalah di balik tirai ini.

“Cale, tunggu sebentar. Ini benar-benar berbahaya dari sini.” Choi han, yang berjalan di sampingku, berhenti lebih dulu.

"Apakah itu akan lama? Apakah saya perlu membantumu " Tanya Alberu

"Tidak perlu, kau bisa menjaga Cale di sana"

"Cale, berikan aku pedangku"

"Berikan juga taerang padaku"

"Baiklah"
Cale lalu membuka kantong spasial miliknya lalu mengeluarkan pedang dan taerang lalu memberikannya kepada pemiliknya.

"Bagus, sekarang aku bisa bertarung dengan benar."

"Cale kau diam saja di situ jangan gunakan kekuatanmu dan serahkan saja semuanya pada kami paham? "

"Tentu"
Cale pun mengikuti instruksi dari Choihan dan Alberu untuk diam ditempat. Tapi lama-lama dia merasa bosan. Tapi bukan karena Choihan yang terlalu lama membereskan monster itu. Choihan membereskan semua monster itu dalam sekejap, bahkan Alberu sampai tidak mendapat bagian.

Noble Trash Point of ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang