Truth Revealed (2)

3.1K 472 145
                                    

Perlahan tapi pasti, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Choihan. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui handphone nya berada di tangan Cale.

'Sial, sekarang aku sudah tidak bisa mengelak lagi'

Kim Dokja perlahan berdiri menggunakan pedang sebagai tongkat untuk menyangga tubuhnya. Dia menatap handphone nya yang sedang dipegang oleh Cale dengan cemas.

Dia mengamati dengan cermat ekspresi wajah Cale. Dia bisa melihat alis Cale mulai mengkerut , Cale mulai membuka mulutnya.

"Apa-apaan ini"

Ucap Cale dengan ekspresi tidak percaya.

'Sial, sepertinya dia sudah membacanya. '

Dia juga bisa melihat wajah Alberu yang menatap handphonenya dengan ekspresi datar. Sedangkan Choihan memandangnya dengan acuh tak acuh.

Perlahan Cale mulai mengangkat wajahnya dan menatap mata Kim Dokja. Senyumnya perlahan semakin tipis dan digantikan dengan seringai jahat.

"Kim Dokja-ssi, aku tidak menyangka kau punya sesuatu seperti ini. "

"..... "

"Kau lihat, informasi seperti ini tidak baik kalau kau simpan seorang diri saja, kau harus berbagi informasi dengan yang lain. Bukankah begitu, Kim Dokja-ssi? "

Tanya Cale dengan seringainya, dan Alberu dengan senyum yang sering dia tunjukkan, sedangkan Choihan berusaha untuk tidak menggelengkan kepalanya.

'Apa yang harus aku lakukan. Melawan mereka dan mengambil handphone ku kembali? Tidak. Itu bunuh diri'.

'Sial, kalau mereka benar-benar menyebarkannya itu akan buruk. Masa depan mungkin akan benar-benar berubah ke arah yang tidak tentu. '

Kim Dokja sudah tidak tau harus melakukan apa lagi. Dia akhirnya melakukan kesempatan terakhirnya. Bernegosiasi.

"Seperti yang sudah kau lihat. Aku tau hampir semua yang terjadi di masa depan. Tapi kau lihat, bahkan kalau aku tau masa depan, aku tidak bisa mengubah semuanya.

Karena itu, aku tidak menyebarkan informasi itu. Itu terlalu berbahaya, banyak orang yang mungkin menyalah gunakan informasi itu dan melakukan hal jahat.

Dan juga terlalu berbahaya kalau masa depan berubah terlalu banyak, itu akan sulit bagiku juga. Karena itu, kumohon tolong kembalikan handphone ku. "

'Kumohon tolong kembalikan handphone ku'

" Seperti yang kau bilang Dokja-ssi, terlalu berbahaya kalau terlalu banyak orang yang tau masa depan dan banyak orang diluar sana yang bisa menyalah gunakan informasi ini. Karena itu aku tidak bisa mengembalikannya padamu. Bukankah kau juga bisa menyalah gunakan informasi ini Dokja-ssi? "

Sial, aku tidak bisa menipu orang pintar. Baiklah, tidak mungkin untuk menipunya. Karena itu, ayo jujur saja padanya.

"Baiklah, aku akan jujur padamu. Aku mungkin beberapa kali menyalah gunakan informasi itu demi keuntunganku sendiri. Tapi itu semua agar aku bisa bertahan hidup. Kau mungkin bisa bilang kalau aku adalah orang yang munafik, tapi setidaknya aku ingin bertahan hidup di dunia yang hancur ini. Aku tidak mau mati"

Sekarang aku benar-benar mengungkapkannya. Aku menatap mereka sekarang dan menunggu reaksi mereka.

Cale perlahan mencoba menutup mulutnya dengan satu tangannya. Tapi seperti nya dia tidak bisa menahannya lagi

"Hahahaha"

Cale tertawa dengan sangat keras, bahkan sampai memegang perutnya. Alberu perlahan memegang bahunya, mencoba untuk menghentikan tawa Cale.

Noble Trash Point of ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang