Memilikimu adalah halusinasi
Kamu objek yang nyata, namun terasa fatamorganaMikael Lansaladon Arkiesna Ares
🍃❤_______________❤🍃Ia mengacak rambutnya frustasi setelah membayangkan kejadian itu lagi. Arkie tidak pernah membuka hatinya untuk seseorang, ia berpikir semua cewek sama saja. Tapi berbeda dengan cewek petakilan yang Arkie temui pagi tadi.
Dia Jihan Haneula Siregar, dari namanya saja Arkie sudah ingin melihat orangnya. Namun kesannya saat bertemu dengan cewek itu justru Arkie mengurungkan niatnya, memakai pakaian saja tidak benar. Petakilan, tidak sopan. Arkie jadi malas bertemu dengannya.
Setelah selesai ia keluar dari kamar mandi, memakai kaos hitam dan celana lepis. Arkie duduk di ranjang, menyisir rambutnya yang basah mengunakan sela-sela jarinya. Sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk dan segelas air putih sudah tersaji di meja belajarnya ia memakan itu, padahal Arkie tidak mood untuk makan. Namun ia menghargai masakan Bundanya.
Tok!tok!tok
Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Arkie ia bangkit membuka pintu itu separuh, tidak membiarkan Vanya untuk masuk kedalam kamarnya. Cewek itu menatap Arkie dari atas sampai bawah, kemudian mencibir cowok itu.
"Apa?" Tanya Arkie malas, ia masih menghalangi Vanya Agar tidak menerobos melewati tubuh Arkie.
"Gimana sama keadaan lo? Udah mendingan kan? Nggak tambah parah?" Cerocos Vanya berusaha mencari celah agar masuk kedalam kamar Arkie.
"Gue baik-baik aja, udah sana pergi!" Usirnya dengan mengibaskan tanganya seolah menyuruh Vanya agar pergi dari hadapanya.
"Ceilah mentang-mentang tadi pagi berduaan sama tuh cewek, sekarang udah sehatan iya? Tauh kaya gitu gue males nyamperin lo kesana."
Vanya berkacak pinggang, ia mengarahkan jarinya di depan muka Arkie. Cewek itu menepisnya, menyentil dahi Vanya membuat cewek itu meringis.
"Berisik lo ah sana pergi."
"Pulang bareng juga kan lo? Seneng tuh mukanya mesem-mesem."
"Gue nggak pulang bareng Nya!"
"Lah terus?" Tanya Vanya bingung
"Yah gue pulang sendiri lah, lagian dia lagi tidur nggak enak banguninnya." Balas Arkie membuka pintunya lebar-lebar dia merasa lelah karena menahannya sedaritadi.
Vanya melotot ia memukul pundak Arkie mengunakan tanganya." Jangan bilang lo tinggalin dia sendirian di sana?!"
Arkie menganguk mantap." Iyah, kenapa?"
"Lo bego atau gimana sih? Kalau dia jam segini belum pulang gimana? Lo kalau jadi cowok nggak tauh bener perasaan!" Dumel Vanya menoyor pelan kepala Arkie sampai terhuyung. Menatap sosok tampan di hadapnnya dengan malas.
"Ngapain bengong buruan cek kesana, takut masih disana lo nggak kasihan apa?!"
Arkie mengambil kunci motornya, ia bergegas menuruni tangga, tanpa berpamitan dengan Kirana ia sudah melesat begitu saja dengan motornya. Arkie telah sampai di depan gerbang sekolahnya, satpam yang menjaga sudah tidak ada. Ingin berbalik tapi hatinya mencegah agar masuk. Dengan perasaan ragu, ia memanjat pagar yang menjulang tinggi dengan hati-hati. Saat ingin turun ia memanjat pohon jambu sebagai perantara ia turun ke bawah sana.
Arkie menghela napa, ia berjalan dengan tergesa-gesa menuju UKS. Pintunya sudah terkunci, ia mendobrak kencang pintu yang berlapis kaca tebal itu. Setelah tiga kali percobaan akhirnya pintu itu berhasil terbuka, Arkie melotot melihat Jihan yang masih tidur dengan posisi yang sama seperti sore tadi. Ia mendengus menyibakan selimut itu lalu menguncangkan tubuh Jihan secara pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENOPHILE🍃|| TAMAT||
Teen Fiction⚠HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠ CERITA SUDAH LENGKAP, HARAP BACA SEBELUM DI HAPUS ----------------- ---------------- Terdengar aneh? Terlalu panjang Cowok bermulut pedas dijuluki gay karena tidak pernah mempunyai pacar Bila ditanya siapa kriteri...