Selenophile U21🍃

822 32 0
                                    

Tuhan, jika nanti aku jatuh cinta lagi
Izinkan aku mencintai seseorang yang berhak untuk ku miliki. Sebap patah hati bukan episode yang menyenangkan untuk terus ku ulang.

Mikael lansaladon Arkiesna Ares
🍃❤______________❤🍃

Sean mengacak rambut Jihan gemas, sekarang ia sedang berdiri di depan kelas cewek itu. Jam menunjukan pukul 07:00 Sean izin untuk pergi ke kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi. Jihan tersenyum ia mengucapkan terimakasih pada kaka kelasnya.

"Gue balik ke kelas dulu, istirahat nanti gue jemput," ujar Sean berbalik meninggalkan Jihan yang di ambang pintu kelas. Ia masuk kedalam kelasnya, Kane dan Seyna menatap Jihan dengan tajam dan penuh tanya.

"Sejak kapan lo deket sama ka Sean?" tanya Kane yang duduk di hadapannya. Jihan menggeleng ia meletakan tasnya di kolong meja.

"Gue deket dari dulu kali lo juga tauh sendiri, ngapain gue nutupin hal itu sama kalian?"

Seyna menatap Jihan dengan curiga, ia tauh kalau Sean dan Jihan dekat, tapi kedekatan mereka dulu tidak seperti ini. Terlihat dari raut wajah Jihan yang bahagia, Hampir Seyna menyimpulkan kalau keduanya sudah menjalini hubungan spesial. Tapi mungkin Jihan yang berbohong dan menutupi semuanya dari Seyna dan Kane.

"Ah bohong lo pasti, gue yakin semalam lo juga jalan kan sama ka Sean. Ayo ngaku sekarang sebelum gue sama Seyna cari tauh sendiri," cibir Kane memaksa agar Jihan bercerita tentang hubunganya dengan Sean. Kane juga bingung saat kemarin Jihan bercerita kalu dia sangat menyayangi Arkie dan mencintai laki-laki itu.

Namun, kenapa sekarang berbeda. Seakan Jihan sudah tidak peduli lagi tentang apapun yang menyangkut Arkie. Terlihat dari kemarin Sean yang selalu berada di dekat gadis itu.

"Nggak ada Kane, gue sama ka Sean cuma temen," balas Jihan dengan muka cemberut, ini yang tidak Jihan sukai ketika dekat dengan kaka kelas ataupun orang lain. Kedua temanya akan berpikiran Jihan mempunyai hubungan dengan orang yang dekat denganya. Padahal setatus mereka hanya teman, tidak lebih.

"Ah yang bener lo Han? Tapi kok lo sama ka Sean berangkat bareng, anterin lo sampai ke kelas itu yang lo bilang temen?" tanya Seyna mencebikan bibirnya sebal melihat respon Jihan yang tidak memberitahukan hubunganya dengan Sean.

"Yah mana gue tauh, tanya aja sama ka Sean kenapa dia nganterin gue sampe ke depan kelas," balas Jihan mengedihkan bahunya acuh. Ia juga bingung kenapa Sean melakukan hal itu padanya. Apa cowok itu mengira kalau dirinya memberikan Sean kesempatan untuk berjuang lagi? Setelah ia putus dari Arkie.

Bu Linda masuk dengan membawa setumpuk buku di tanganya. Ia meletakannya di meja, mengucapkan salam pada muridnya di kelas. Lalu mulai mengabsen hingga selesai.

"Untuk materi kali ini ibu tulis dulu setelah itu kamu catat dibuku dan pahami," ujar Bu Linda hendak menuliskan materinya di papan tulis.

"Kita mau nulis dimana bu? Bukunya kan dikumpulin sama ibu," bisik salah satu murid yang duduknya di depan. Bu Linda melirik ia memandangi semua muridnya. Tatapanya jatuh pada Jihan yang sedang melamun. Bu Linda menghela napas ia akan menyuruh agar Jihan yang mengambil buku di kantor.

"Jihan! Ambil buku tulis di kantor ibu, jangan lama-lama "

Jihan terlonjak kaget saat sedang melamun, perempuan itu bangkit keluar dari kelas. Di koridor Jihan sendirian, merasa tidak semangat untuk berangkat sekolah karena kepikiran tentang Arkie tadi pagi. Cowok itu membentaknya karena ulah Tania yang begitu memalukan.

Tidak sadar Jihan sudah sampai di kantor, ia masuk berjalan mendekati meja bu Linda dan mengambil 34 buku tulis milik temannya. Jihan hampir kesusahan, kenapa Bu Linda hanya menyuruh Jihan saja, kenapa tidak dengan yang lain? Sudah tauh buku ini banyak. Tentu saja akan menyulitkan Jihan saat membawanya ke kelas nanti.

"Gila anjer berat banget nih buku. Udah banyak lagi, dasar bu Linda kalau nyuruh nggak nangung-nangung!" decak Jihan keluar dari kantor. Ia melanjutkan jalanya yang susah tumpukan buku ini menghalangi pengelihatannya. Saat ingin naik tangga dari arah berlawanan ia menabrak seorang cowok yang Jihan belum melihat wajahnya.

Bruk

Tumpukan buku itu berserakan di lantai, Jihan tersungkur pelipisnya menghantam pinggiran tangga dan mengeluarkan darah. bau amis tercium jelas di indra penciumnya. Laki-laki itu juga sama jatuh ia hendak memarahi cewek yang menabraknya tadi saat berbalik ternyata Jihan.

Melihat luka Jihan di pelipisnya Arkie hendak membantu, namun suara dingin dan tegas dari Jihan tidak memperbolehkanyya.

"Jangan deket-deket sama gue!" teriak Jihan lantang. Pandanganya sudah memburam ia bangkit mengambil buku-buku itu dengan darah yang menghiasi wajahnya.

Sean disuruh pak Ijat untuk mengambil buku absen di kantor, pagi ini jadwal kelasnya olahraga. Dengan perasaan bahagia karena tadi pagi berangkat dengan Jihan. Setelah mengambil buku absennya ia keluar dari kantor, tatapanya teralih pada seorang cewek yang sedang memunguti buku-bukunya berserakan. Tampak cewek itu histeri saat Laki-laki yang di sampingnya akan membantu.

Sean berniat menghampir cewek itu dan membantunya. Saat sampai di depan mereka, Sean melotot tajam melihat wajah Jihan yang penuh darah. Ia menjatuhkan buku absenya karena panik.

"Taroh disitu, setelah itu pergi gue bisa selesaiin sisanya sendiri," suruh Jihan menatap tajam Arkie, satu tanganya berpegangan pada dinding dan satunya lagi mengusap darah yang sedaritadi mengalir.

"Kita ke UKS dulu obatin luka lo!" sentak Arkie tak kalah keras dari Jihan. Ia khawatir melihat Jihan dengan darah yang mengalir di pelipisnya sampai seragam putihnya penuh bercak darah.

"Kalau gue bilang pergi yah pergi! Lo budeg nggak dengerin apa yang gue suruh?" ujar Jihan penuh penekanan. Pandanganya memburam, ia berbalik saat melihat Sean mentapnya dengan terkejut. Bersaaman itu juga tubuhnya ambruk di pelukan Sean.

Sean membopong Jihan langsung menuju ke UKS. Tidak memperdulikan teriakan kesal Arkie di tangga. Dengan perasaan dongkol Arkie mengambil buku-bukunya dan meletakanya di tangga. Arkie juga mengambil absen yang di jatuhkan oleh Sean tadi. Arkie akan mengantarkan buku ini ke kelas Jihan setelah itu pergi kelapangan memberikan absen kepada pak Ijat.

Arkie mengetuk pintu kelas Jihan, mengucapkan salam pada Bu Linda dan meletakan bukunya di meja. Sata berbalik suara bu Linda menghentikannya.

"Arkie? Jihannya kemana? Kenapa cuma bukunya doang yang masuk kelas. Apa Jihan membolos?"

"Jihan pingsan bu, sekarang dia di UKS," balas Arkie dengan sopan ia pamit untuk mengantarkan absen milik kelas Sean.

"Yah sudah kalau begitu terimakasih yah Arkie "

Arkie keluar dari kelas Jihan, tujuannya kali ini pergi ke lapangan yang berisi anak ips. Saat Arkie sampai disana ia tidak menemukan pak Ijat. Hanya ada gerombolan siswi saja yang berghibah membahas hubungan Arkie dan Jihan yang sudah putus.

SELENOPHILE🍃|| TAMAT||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang