Apapun niat baikmu, semoga Allah permuda
Mikael Lansaladon Arkiesna Ares
🍃❤___________❤🍃Keesokan paginya pencarian dilanjutkan. Seluruh murid, Guru, maupun OSIS berpencar mencari keberadaan Jihan dan Arkie yang belum ditemukan. Reynand mengintrupsi siswa dan yang lainnya agar bergerombol saat masuk kehutan. Agar hal buruk tidak terjadi.
"Jangan berpencar, kalian masuk ke dalam hutannya sesuai kelas yah. Kalau sudah menemukan keduanya segera kembali ke tenda." Suara lantang Reynand mengarahakan semuanya agar tidak berpencar.
Mario, Danu dan yang lainnya termasuk Sean masuk kedalam hutan. Pagi ini agenda mereka mencari Jihan dan Arkie yang belum ditemukan. Saat teman-teman yang lainnya sedang bercanda, Sean mundur ia berjalan diam-diam ke arah kanan dan bersembunyi dibalik pohon yang besar.
Yang lainya belum menyadari ketika Sean sudah tidak ada. Danu menoleh merasa kehilangan satu temannya yang tidak ada. Ia menghitung jumlah gengnya yang benar berkurang satu. Sean, cowok tengil itu tidak bersamanya.
"Woilah Sean nggak ada? Dia pergi kemana?" Danu menjelajah pengelihatan di sekitarnya. Namun tidak menemukan keberadaan Sean. Sedangkan yang lainnya juga membantu mencari Sean yang sudah pergi entah kemana.
"Sialan! Gue tauh Sean pasti sengaja cari Jihan sendirian." Umpat Arkhan yang takut kalau Sean akan ikut hilang seperti Jihan dan Arkie. Mereka segera berbalik dan berpencar. Danu dan Abi, Revan dan Mario. Dan Arkhan dengan Satria. Mereka berpencar mencari Sean. Ada yang sampai ke gubuk yang reot. Arkhan dan Satria masuk kedalam gubuk itu, berharap ada Jihan dan Arkie.
"Cobalah kita masuk ke situ, siapa tauh ada Jihan."
Satria masuk, ia menaiki tangga yang terbuat dari kayu sudah rapuh. Debu dan daun kering berserakan di dalam rumahnya. Ketika sampai didalam mereka tidak melihat apapun. Satria memutuskan untuk kembali mencari Sean.
Danu sudah mengelilingi tempat terakhir mereka tadi sebelum menyadari Sean menghilang. Ia terduduk di tanah, mengatur napasnya yang tak beraturan. Dari tadi ia dan Abi tidak menemukan Sean. Hanya rasa lelah saja yang mereka dapatkan. Mereka memutuskan untuk kembali ke tenda dan memberitahu kepada Guru bahwa Sean juga menghilang.
"Bu, Sean hilang, dia mencar sendiri. Saya sama Abi udah nyari tapi nggak ketemu."
Bu yuyuk yang sedang duduk dikursi seketika terbangun mendengar kalau muridnya menghilang lagi. Ia menghela napas, Sean itu selalu saja keras kepala. Padahal semalam sudah diberitahukan agar tidak mencari Jihan sendirian. Tapi kenapa tetap melakukannya?
"Astaga, Sean-sean. Padahal semalam saya pergoki dia mau masuk ke hutan buat cari Jihan. Untung saya lihat Sean, coba kalau enggak? Udah pasti ikut hilang. Sean nyarinya sama kalian aja tetep ilang kan?"
"Gimana dong bu? Kalau dibiarin kaya gini takut terjadi hal yang tidak diinginkan sama mereka." Abi tidak terima saat respon bu yuyuk justru menyalahkan Sean yang pergi mencari Jihan sendirian. Guru itu seakan tidak terlalu peduli jika salah satu muridnya ada yang menghilang.
Bu yuyu juga tidak ikut mencari. Justru asik-asikan duduk di depan tenda. Padahal nyawa muridnya sedang terancam. Bagaimana guru itu masih santai, seolah tidak ada yang perlu di khawatirkan. Dasar bu yuyuk sikap nya tidak mencerminkan sebagai seorang guru layak pada umumnya.
"Tunggu yang lainnya berkumpul Abi, kalau belum ditemukam juga. Kita serahkan semuanya biar pihak kepolisian yang menindaklanjutkan."
Abi dongkol, ia menarik tangan Danu pergi dari hadapan bu yuyuk. Mereka masuk kedalam hutan lagi. Namun berpapasan dengan Reynand, Sam, dan Jean. Abi memberitahukan kepada Reynand bahwa Sean juga ikut menghilang karena mencari Jihan sendirian
"Sean ilang, dia mencar buat cari Jihan sendirian." Ujar Abi langsung di pelototi Jean.
"Temen lo gimana sih? Suruh cari Jihan sama Arkie malah ikut ngilang." Cibir Jean yang menyalahkan Sean karena ikut menghilang.
"Dih sean ilang juga karena cari temen lo yang nggak becus jagain Jihan. Tampangnya aja dingin ketus kaya gitu, tapi lembek baru aja semalam masuk hutan udah ilang aja." Abi berbicara seperti itu seolah penyebab Jihan pulang karena Arkie yang tidak bisa menemukan jalan pulang. Apalagi Hutan ini luas, susah jika keduanya sudah berjalan menjauhi tenda.
Reynand melerai keduanya, jika Abi dan Jean diteruskan mereka akan sampai nanti malam bercekcok. Maka dari itu Reynand melerainya, sifat mereka sangat kekanak-kanakan.
"Nggak usah berantem, mending kita cari solusi gimana bisa nemuin mereka."
"Nah bener tuh, lagian Jihan sama Arkie ilang tuh mungkin karena mereka jalan terlalu jauh dari tempat seharusnya. Dan nggak bisa cari jalan pulang, kita cari bareng-bareng aja biar cepet ketemu." Usul Sam yang diangguki oleh semuanya. Mereka masuk kedalam hutan lagi untuk mencari mereka.
Sean berjalan sangat jauh, ia berpikir dimana Jihan dan ketos itu. Sampai Sean tidak menemukannya dari tadi. Kaki Sean terglincir kebawah jurang. Dibawahnya banyak bebatuan dan air sungai. Terlihat dua orang yang tengah tertidur bersender pada batang pohon yang lebat.
"Jihan, dia beneran Jihan sama ketos itu." Sean menghampiri mereka dengan jalan terpincang-pincang. Kakinya mendarat tidak mulus.
Saat sampai di depan mereka, Sean terkejut karena darah dari kepala Arkie mengalir dengan deras. Ia panik membangunkan keduanya hingga Jihan bangun dan terkejut karena Sean sudah ada di depannya.
"Han, lo nggak apa-apa?" Tanya Sean kawathir ia menangkup pipi Jihan dan menghapus air mata gadis itu yang mengalir di kedua pipinya.
"Arkie ka, dia pingsan. Dia nggak bangun, gue takut dia kenapa-kenapa." Ujar Jihan dengan isaka tangis yang semakin menjadi. Sean berusaha menenangkan Jihan sampai gadis itu membaik.
"Jangan nangis lagi, lo kuat jalan? Ayok bantuin gua mapah dia, kaki gue tadi sakit kena batang kayu."
Sean bangkit ia memapah Arkie dibantu dengan Jihan. Mereka menaiki ke atas dengan pelan-pelan. Sampai diatas Jihan jatuh pingsan. Sean melotot tajam. Kenapa saat mereka sudah sampai diatas Jihan justru jatuh pingsan. Dan perjalanannya menuju tenda masih jauh. Bagaimana Sean bisa membawa dua orang ini dalam sekaligus?
"Han, bangun. Jangan buat gue khawatir, buka mata lo!" Sean mengguncang tubuh gadis itu. Tapi tetap tidak kunjung membuka mata. Ia semakin dibuat frustasi. Ingin meninggalkan Arkie sendirian, cowok itu kritis. Karena luka dikepalanya. Sedangkan Sean takut meninggalkan Jihan sendirian di tempat ini.
"Brengsek! Gue harus bawa Arkie duluan. Kalau nggak dia bisa kehabisan darah dan meninggal."
Dengan berat hati, Sean meninggalkan Jihan sendirian dalam keadaan pingsan. Ia memapah Arkie dengan pelan-pelan karena kondisi kakinya yang tidak memungkinkan untuk berjalan lebih cepat lagi hingga sampai nanti di tenda sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENOPHILE🍃|| TAMAT||
Teen Fiction⚠HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠ CERITA SUDAH LENGKAP, HARAP BACA SEBELUM DI HAPUS ----------------- ---------------- Terdengar aneh? Terlalu panjang Cowok bermulut pedas dijuluki gay karena tidak pernah mempunyai pacar Bila ditanya siapa kriteri...