Cinta yang paling mustahil itu ketika,
Salib yang ada dilehermu tidak akan pernah bersatu dengan tasbih yang ada di genggamanku.Mikael Lansaladon Arkiesna Ares
🍃❤____________❤🍃
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Jangan lupa votmen!
Votmen tidak akan membuat
jempolmu kesleo😚Happy reading
Selepas dari kantin Arkie dan Vanya kembali lagi ke kelasnya, mereka duduk bersama. Vanya yang sibuk bercerita dan Arkie yang mendengarkannya saja. Reynand dan Sam sibuk menulis jawaban dari buku Arkie. Sedangkan Nata cowok itu di depan sibuk menghapus papan tulis.
Sebagian murid lebih memilih menongkrong di warung belakang sekolah sembari merokok. Setelah pelajaran Bu Laras selesai, guru mapel selanjutnya belum masuk sampai sekarang. Membuat kelas ramai seperti layaknya pasar.
Zahra mengetuk pintu kelas, ia menyuruh agar OSIS kumpul untuk rapat. Arkie berdiri, ia jalan keluar kelas dengan santai. Selama dikoridor beberapa siswi meneriakinya karena ketampanan Arkie yang semakin menjadi. Cewek mana yang tidak kepincut dengan sosok laki-laki tampan seperti Arkie. Pelet Jihan sangat kuat, karena bisa mendapatkan Arkie.
Setelah sampai di ruang OSIS Arkie masuk. Masih sepi mungkin Zahra masih memangil yang lainnya. Ia membuka ponsel, baru ingin mengabari Jihan. Reynand terlebih dahulu masuk dengan wajah panik.
"Vanya pingsan di kelas Ar." Ujarnya dengan nafas ngos-ngosan. Arkie panik ia ikut berlari dikoridor hingga sampai di kelasnya yang ramai mengerubungi Vanya.
"Van, bangun? Lo kenapa?" Tanpa menunggu lama, Arkie membopong tubuh mungil itu membawanya keluar kelas dan menuruni tangga hingga ia berpapasan dengan Jihan.
"Ka mau kemana?" Bukannya menjawab Arkie malah mengiraukan teriakan dari Jihan. Ia membaringkan Vanya di kursi mobil belakang. Kemudian ia masuk dan menjalankan mobilnya keluar sekolah.
Jihan menenguk salivanya. Menatap nanar kepergian Arkie dan Vanya sedaritadi. Kenapa rasanya sangat menyakitkan? Arkie pacarnya lebih memilih orang lain tanpa menjawab ucapan Jihan sebagai pacarnya.
"Han, gue cariin ternyata lo disini, lagi ngapain sih?"tanya Seyna melihat raut wajah Jihan yang berubah.
"Nggak apa-apa Sey. Tadi gue lihat kaka kelas jatuh di lapangan, kasihan gue liatnya." Balas Jihan tersenyum ia memasuki kelas dengan Seyna karena baru saja bel pulang berbunyi.
Seyna dan Kane merapikan buku-bukunya. Ia memasukannya ke dalam tas, berganti menunggu Jihan hingga mereka keluar kelas bersama. Di parkiran mereka berpisah dengan Jihan, Seyna yang pulang dengan Danu. Kane yang menebeng dengan Jean. Tingal Jihan sendiri, ia duduk di halte bus. Menelfon Arkie yang baru saja di angkat setelah puluhan telfon tak terjawab.
"Apa gue lagi sibuk, jangan ganggu bisa?"
"Tapi ka gue pulang sama siapa?"
"Naik angkot kan bisa, jangan manja."
"Lo lagi berduaan sama Ka Vanya? Tega lo ninggalin gue Ka, nyuruh gue pulang sendiri."
"Gue nggak mau berantem, sebaiknya lo pulang sekarang. Sebelum gue yang marah."
"Oke kalau itu yang lo mau gue mau pulang sama ka Sean, kebetualan dia lewat nih "
"Jangan bikin gue emosi Jihan."
"Sorry ka gue nggak ada uang buat bayar angkot, udahan yah Sean nungguin."
Jihan mematikan telfonya, ia meletakannya di saku. Menghela napas dan beranjak dari halte itu. Ia berjalan kaki sendirian, ditemani dengan rintik hujan yang mulai mentes perlahan membasahi bumi. Dia kira hubunganya dengan Arkie akan baik-baik saja, ternyata salah karena Arkie yang menduakanya dengan Vanya. Seharusnya Jihan sadar diri dan berhenti untuk mencintai senior itu namun rasanya tidak bisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/267632062-288-k59496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENOPHILE🍃|| TAMAT||
Teen Fiction⚠HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠ CERITA SUDAH LENGKAP, HARAP BACA SEBELUM DI HAPUS ----------------- ---------------- Terdengar aneh? Terlalu panjang Cowok bermulut pedas dijuluki gay karena tidak pernah mempunyai pacar Bila ditanya siapa kriteri...