Suasana dingin nan lembab membuat Reruntuhan itu menjadi lebih menakutkan dari pada sebelumnya.
Terdengar nafas seseorang yang tampak meminta pertolongan.
Tubuh gahyeon tampak sedikit memucat, kelopak matanya tampak menghitam.
energinya benar-benar terserap oleh rantai yang mengikatnya.Handong mendekati gahyeon, ia memberikan secangkir gelas yang berisikan darah segar.
Gahyeon yang mengetahui isi dari gelas tersebut hanya terbelalak memperhatikan wajah handong yang tepat berada dihadapanya.Handong menyodorkan gelas tersebut kearah mulut gahyeon dengan nada dingin handong berkata "Minum ini... Dengan ini rasa sakit itu akan menghilang"
Gahyeon menatap wajah handong dengan tatapan memohon.
"Benarkah jika aku meminum itu, rasa sakit ini akan menghilang..!!?""Tentu..!!" -Ucap handong.
Saat itu gahyeon mulai menelan ludahnya dengan sangat kasarnya, dia mulai bersiap-siap meminum minuman yang sangat dia benci tersebut.
Gelas yang berisikan darah terbut perlahan-lahan mendekati bibirnya.
Perlahan darah itu mulai masuk kedalam mulutnya.Jiyeon yang tampak sedang menikmati suasana pun langsung mengalihkan tatapanya kearah Gahyeon. ia tampak terkejut saat melihat gahyeon mulai meminun darah tersebut.
terlihat wajah handong yang tampak senang saat melihat gahyeon mulai tampak patuh kepadanya.
Dan saat darah itu sudah berada di dalam mulut gahyeon, Gahyeon tidak langsung meminumnya dia menahanya di dalam mulutnya.
.
.
.
gahyeon menatap wajah handong yang sedang tersenyum kearah nya.
senyumannya tampak seperti seseorang yang tampak senang melihat mangsanya mulai patuh kepadanya dan saat itu juga tatapan wajah gahyeon berubah dan ia langsung menyemburkan darah yang baru saja ia minum kearah wajah handong.Mata gahyeon terbelalak ia menatap wajah handong dengan sangat lekat
"Apa kau kira aku akan semudah itu meminum darah busuk itu HAH..!!!!"
dan saat itu juga gahyeon mulai meludahi wajah handong yang tepat berada dihadapannya.Handong terdiam sembari sesekali mengeretakan giginya ia menatap wajah gahyeon dengan sangat lekat.
Tangan kanan handong terangkat seakan-akan bersiap untuk menampar wajah gahyeon yang tepat berada dihadapannya
dan saat itu juga jiyeon menahan tangan handong .
"Hentikan itu" [Sembari melepaskan genggaman tanganya dari tangan handong]Jiyeon menatap wajah gahyeon sembari sedikit memiringkan kepalanya jiyeon berkata.
"Walaupun di ambang kematian sekalipun kau masih tetap ingin bertahan"- JiyeonJiyeon mengangkat pedangnya dan menodongnya tepat kearah leher gahyeon.
" jika aku sudah menodongkan benda ini kearahmu. apakah kau masih akan berani berbicara seperti itu lagi..!!!""Tentu saja..!! satu detikpun aku tidak akan pernah memelas padamu. apakah kau pikir jika kau sudah mengancamku aku akan bungkam begitu saja, Tentu tidak.. Jiu unnie akan mencariku dan akan membunuh mu..!!"
.
.
.
jiyeon memalingkan tatapanya sembari menghela nafas kasar.
Ia mengigit bibirnya sembari menatap lekat wajah gahyeon."anak ini benar-benar sangat menyebalkan..!!
"Kau benar-benar terlalu gigih"Jiyeon menatap wajah handong yang tepat berada di sampingnya dan kembali menatap kearah gahyeon.
"Bagaimana jika aku memutuskan lidahnya agar ia berhenti berbicara..?! bagaimana menurutmu Handong..!!?" [Jiyeon bertanya pendapat handong]
"Mungkin itu adalah hal yang tepat yang harus dilakukan tetapi sebaiknya kita bersabar sedikit lagi karena tampaknya waktunya belum tepat"-Handong
Gahyeon yang mendegar pembicaraam mereka ber 2 tampak mulai sedikit panik, dalam benak gahyeon jika jiyeon benar-benar memutuskan lidahnya. dia tidak akan pernah bisa berbicara lagi untuk selama-lamanya.
dan saat itu juga gahyeon mulai tertawa "kalian tidak akan berani melakukan hal itu"
"mengapa kau berfikir bahwa aku tidak berani melakukan hal itu.. "-Jiyeon
"tentu saja jika kau memutuskan lidahku jiu unnie tidak akan pernah tinggal diam ia pasti akan membuat mu mati yang ke dua kalinya"-Gahyeon
"Tampaknya kau salah. tentu saja aku berani melakukan hal itu dan juga satu lagi aku sudah hampir mati 2x. jadi jika jiu mencoba untuk membunuhku lagi artinya itu akan menjadi yang ke ke tiga kalinya aku mati"-Jiyeon
.
.
.
.
.saat itu juga jiyeon menatap kearah handong. dan saat itu juga jiyeon memberikan belati yang berada di saku kirinya kepada handong.
"Ambil ini.. aku ingin kau sendiri yang memotong lidah itu untuk ku..
tidak perlu menungu lagi, karena tampaknya kesabaran ku sudah habis" [ucap jiyeon]handong yang mendegar ucapan jiyeon tampak sedikit terperanga.
tetapi pada saat itu juga handong mengambil belati tersebut dengan sangat patuh.perlahan handong mendekati gahyeon ia berjongkok tepat dihadapan gahyeon. ia mencengkram wajah gahyeon dengan sangat kuat.
Gahyeon hanya bisa mengelengkan kepalanya sembari menangis terdengar suara rintihan gahyeon yang tampak samar-samar berkata "Handong unnie.. Unnie.. Kumohon... sadarlah... apakah unnie benar-benar adalah unnie yang ku kenal.. aku tau kau bukan orang yang seperti ini, jadi kumohon..kumohon sadarlah.."
[Suara rintihan pilu gahyeon]Mata handong terbelalak saat mendegar suara rintihan tersebut.
Gahyeon kembali mencoba meyakinkan handong yang tampak bersiap-siap memotong lidah nya
"Unnie.. aku tau kau masih berada disana.. jadi kumohon sadarlah..
Handong unnie... KUMOHON SADARLAH..!!!" [Teriak pilu gahyeon]seketika itu juga tatapan wajah handong berubah. ia tampak kembali menjadi dirinya lagi, ia tampak terkejut saat ia melihat dirinya yang tampak bersiap untuk memotong lidah gahyeon.
Handong melirikan matanya kearah jiyeon tanpa aba-aba jiyeon bergerak dengan cepat ia berdiri dan bergerak kearah jiyeon ia bersiap untuk menusukan belati tersebut kearah jiyeon.Tapi apa daya Jiyeon menyadarinya lebih awal ia merangkul tubuh handong dengan sangat kuat dan saat belati tersebut hampir ingin menyentuh lehernya dengan cepat jiyeon menusukan pedangnya kearah perut handong.
Darah bercucuran membasahi pedang milik jiyeon darah itu menetes dan membasahi tanah yang sedang mereka injak bahkan darah itu terciprat kearah gahyeon.
gahyeon yang melihatnya tampak terperangga ia tidak menyangka bahwa unnie kesayangannya akan tertusuk tepat dihadapanya.
"Unniee....!!!" [Teriak pilu gahyeon]
"Ah... seharusnya kau patuh..
kenapa kau membuatku menjadi repot ..!!"-JiyeonDarah keluar dari mulut handong.
handong berusaha menahan rasa sakit tersebut dengan terbata-bata handong berkata
"Be.. berani.. beraninya ka..kau mengelabui ku...!!!Jiyeon menarik pedang yang ditusuknya tadi dan saat itu juga
Handong terjatuh ia tampak tergulai lemas, ia tersungkur diatas tanah.Gahyeon berteriak ia berusaha untuk menyelamatkan handong tetapi ia tidak bisa melakukan itu, semakin ia berusaha untuk melepaskam diri rantai-rantai itu semakin kuat mengikatnya
.
.
.jiyeon tak henti-hentinya menatap kearah handong ia menodongkan pedang tersebut kearah handong yang sedang tersungkur tepat dihadapanya. mata handong terbelalak menatap kearah jiyeon.
Dengan santai nya jiyeon berkata
"Selamat Tinggal.. Handong'si dan selamat jalan..."Jiyeon mengangkat pedangnya ia tampak bersiap-siap untuk menebas leher handong dan saat itu juga Terdengar suara beberapa orang yang sedang berlari kearah jiyeon tatapan matanya teralih kearah orang-orang tersebut.
Jiyeon langsung menurunkan pedangnya terlihat senyum diwajahnya ia menatap lekat kearah sumber suara tersebut
sembari berkata
"Akhirnya kau tiba juga.."
.
.
.
.
.
.
.
.Bersambung
.
.
..
.
.
Terimakasih karena sudah membaca part ini .
jangan lupa vote dan comen .
sampai jumpa di updetan selanjutnya.bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
RED SUN - NEW VERSI [The End/REVISI]
Vampiro¤ Perjalan menuju akhir. . . Siapa sangkah bahwa takdir berkata lain. Jiu yang berusaha keras untuk menjaukan Gahyeon dari dirinya .. malah membuat gahyeon kembali terlibat dalam permasalahan ini. . . . . Kisah ini mengisahakan 6 orang vampire dan 1...