pb 17

27.7K 1.8K 179
                                    

Mark menoleh kebelakang melihat Jeno ternyata masih berada disini,hari sudah pagi dia kira Jeno akan pergi ternyata tidak pria itu menepati ucapannya.

Untung saja hari ini ada Jeno,sebelumnya saat Jeno pulang dia benar benar kesusahan untuk melakukan apa apa,bangun dari tempatnya saja susah,apalagi mencoba berdiri.

Jeno membuka kelopak matanya melihat Mark yang memundurkan diri untuk bersandar di dinding dengan hati-hati,pria itu menggusap wajahnya dan menyugar rambutnya kebelakang sebelum membantu Mark untuk duduk menyandar.

Mark terkejut ketika Jeno menahan punggungnya dan menyelipkan tangan di bawah lekukan pahanya untuk membantu dirinya bersandar.

"Kenapa lo gak bangunin gua,kalo mau ngapa ngapain minta tolong ke gua jangan nyusahin diri sendiri"ucapnya pelan sembari meletakkan bantal di belakang punggung Mark yang dia tinggikan untuk menjadi tempat sandaran Mark.

Pria bermata bulat itu hanya memperhatikan Jeno yang sibuk membantunya,bahkan pria berambul blonde itu pergi ke dapur untuk memasak air,terdengar dari suara cetekan kompor yang seperti di nyalakan.

Dia tak tau apa yang akan Jeno lakukan dengan memasak air,dia kira Jeno pergi ke kamar mandi,namun suara kompor dimatikan membuatnya semakin penasaran.

Lelaki blonde itu datang dengan sebaskom air hangat dan juga kain bersih,kaos lengan panjangnya di gulung sampai sesiku,Jeno duduk bersila di samping Mark dan meletakkan baskom tersebut di lantai.

"Untuk apa?"tanya Mark menunjuk baskom yang sedikit mengepul itu.

"Luka jahitannya,di bersihin dulu biar gak bengkak abis itu di kasih obat,lu gak lupa apa yang dokter bilang kan?".

Mungkin Mark benar benar lupa.

"Gue lupa kayaknya"balas Mark dan mengangkat kaosnya hati-hati,memperlihatkan lukanya yang masih belum sembuh total padahal penyembuhannya minimal 2 minggu tapi lukanya masih perih dan sakit.

Dia juga pernah membersihkannya sendiri dengan mengompres menggunakan air dingin.

Jeno memeras kain tersebut agar tidak terlalu banyak air lalu Jeno mengusap perut Mark dengan kain secara perlahan dan telaten agar lukanya sterill dan bersih tidak di hinggapi kuman yang akan membuat proses penyembuhan makin lama.

"Cocok gua jadi babu lu,tapi gak apa apa ini salah gua yaudah lah sebagai tebusan"ujar Jeno seraya memijat lembut perut tersebut.

Sementara lelaki agustus itu tak tau harus merespon apa,dia tau Jeno baik dan tak sepenuhnya salah Jeno disini tapi tetap saja Mark kecewa karna Jeno telah membuatnya kehilangan bayi.

"Gua mau nanya jen.."

Jeno bergumam tanpa mengalihkan wajahnya dari luka Mark yang sedang dia bersihkan.

Setelah sudah Jeno mengambil obat yang di gunakan untuk mempercepat penyembuhan luka Mark.

Mark meringis kecil saat luka itu di balurkan pada perutnya.

"Kenapa lo dorong gua waktu itu?alasan lo apa?".

Jeno menghentikan gerakan tangannya yang sedang meneteskan obat di luka Mark,pria blonde itu terdiam sebentar sebelum menutup botol obat dan menyingkirkan baskom yang di letakan di dekatnya.

"Jawab Jen kenapa diem?".

"Maaf gak maksud gua ngelakuin itu,gua lagi emosi dan malah ngimbasin ke lo,gua bener bener minta maaf".

"Tapi lo udah ngebunuh dia jeno,dimana hati nurani lo."

"Sekali lagi maaf,gua nyesel tolong Mark terima maaf gua,gua terlalu cinta sama Alea dan gua belum rela kalau lo ternyata orang yang ngehamilin dia".

pregnant boys • NOMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang