Pb 6

20.9K 1.7K 66
                                    

"Bangsat!ini pasti salah"Mark melempar semua barang yang ada di sekitarnya,lelaki itu merobek hasil check upnya tadi,ketika dia pulang sekolah Mark menyempatkan diri ke rumah sakit dengan keadaan gugup hanya untuk melihat kebenaranya.

"Sialan,kalo emang gue hamil,gue bakal gugurin anak ini,gak akan gue biarin anak ini lahir!"geram Mark kesal menggepalkan kedua tanganya.

Tapi apa yang harus dia lakukan melompat dari atas gedung,itu gila bukan bayi di dalam perutnya saja yang mati tapi dirinya juga akan hancur seperti telur.

Mungkin esok akan dia pikirkan nanti,melakukan aborsi apa tidak melukainya?Arghh Mark bingung intinya bayi di dalam sini tidak boleh tumbuh dan berkembang,Mark tidak mau melahirkan anak dari laki laki idiot itu,apa kata orang lain nanti Mark masih memikirkan harga dirinya sebagai lelaki dia tidak ingin harga dirinya turun dan injak injak.

•••

Lucas yang duduk satu meja dengan Mark menyadari ada yang aneh dari sahabatnya sejak pagi tadi,kantung mata yang terlihat menggelap,bibir putih pucat dan juga Mark tidak semangat seperti ini biasanya Mark tidak seperti mayat hidup.

Takut Mark kerasukan atau apapun itu Lucas mengguncang tubuh sahabatnya guna menyadarkan Mark dari lamunanya apalagi mereka hanya berdua di kelas ini,teman temanya keluar semua untuk pegi ke kantin atau bermain bola di lapangan,Lucas tidak mau jika Mark tiba tiba kesurupan.

"Mark!sadar masih siang,jangan kayak gini serem".

Pemuda agustus itu mendengus pelan lalu melirik Lucas dengan pandangan sayu"Lucas gue hamil"ujarnya tanpa berbasa basi sedari tadi Mark memikirkan bagaimana caranya agar bisa mengugurkan janin di perutnya ini.

Mark tidak mau hidup tak normal seperti ini,dia ingin kehidupanya yang lama,Lucas yang duduk di samping Mark terbatuk batuk,pemuda tinggi itu mengambil botol minumnya dan menegak air yang masih tersimpan di botol minum tersebut.

Mencoba untuk mencerna kalimat Mark barusan,sungguh dia tidak habis fikir bagaimana bisa Mark membuat lelucon segaring ini,Mark memang tidak pintar melucu makanya apa yang di ucapkan Mark akan terdengar garing di telinga Lucas.

"Jangan bercanda mulu Mark,please lu gak bisa ngelucu".

"Gue gak bercanda gue serius!"Mark memperlihatkan perutnya yang menonjol kepada Lucas agar pria itu percaya,Lucas memundurkan tubuhnya pria itu berdiri dari tempat duduk dengan wajah shook.

"Itu beneran?!".

"Lo liat muka gue lagi bercanda?!".

"Terus harus kayak gimana?".

"Gue mau gugurin dia,lo bantu gue"tanpa basa basi Lucas langsung menarik Mark keluar dari kelas,berjalan cepat menuju uks,langkah kaki Mark kesusahan mengikuti Lucas yang berjalan terburu buru,semua orang menatap mereka berdua tapi Lucas tidak perduli dengan orang orang itu.

Di dalam Uks Lucas membuka lemari obat obatan,lelaki itu mencari obat yang pernah di letakan oleh salah satu perempuan yang pernah Mark tiduri sampai hamil,Lucas menciduk perempuan itu memgambil obat obatan disini dan perempuan itu menjelaskan bahwa obat tersebut bisa membuat janin di dalam perutnya mati.

Sebenarnya Lucas takut dia takut Mark hanya membohonginya namun melihat wajah serius sahabatnya ini tidak mungkin Mark berbohong apalagi selama mereka berteman Mark jarang sekali bercanda.

Lucas merampas sebuah botol obat yang tidak di ketahui nama dan jenisnya,namun pria itu tetap memberikan kepada Mark meminta Mark agar meminumnya,"lo ke toilet sekarang,nih minum obat ini"titah Lucas.

Namun Mark menatap botol obat yang baru saja di berikan Lucas,lelaki agustus itu memperhatikan dengan seksama botol yang tidak di ketahui kejelasanya,apa obat ini bisa membuatnya mati juga.

"Lo yakin obat ini gak akan buat gue ikut mati?"tanya Mark.

Pria jangkung itu menepuk pundak Mark lalu berkata"gak akan!gue pernah liat cewe yang lo hamilin ngosumsi nih obat dan sekarang cewe yang lo hamilin itu udah gak hamil lagi".

Kali ini Mark mengangguk mempercayakan diri atas ucapan Lucas,Mark segera keluar dari Uks dan menyimpan obat tersebut di kantung celananya,pria agustus itu menuju toilet.

•••

Di toilet Mark membuka tutup tempat obat itu dan mengeluarkan sebuah obat berwarna putih dengan aroma pekat yang membuat Mark mual sampai sampai Mark harus menjepit kedua hidungnya untuk menghalau bau dari obat itu.

"Bau banget"dengus Mark lalu menelan obat tersebut dan meminum air dari botol yang tadi Lucas berikan di depan toilet.

Semoga obatnya bisa bekerja dengan cepat dan dengan begitu bayi sialan di perutnya ini cepat pergi.

Tidak merasa apapun Mark yang tak sabaran menelan semua obat yang tersisa,sampai Mark tersedak namun tidak lama perutnya terasa di lilit dari dalam rasanya sakit dan perih,nafasnya tidak teratur dadanya membusung mengatur secara perlahan nafasnya.

Darah segar keluar dari hidungnya mengalir begitu saja membuat Mark panik dan tidak  bisa berfikir jernih apa dia akan mati dengan meminum obat itu,tubuhnya runtuh ke lantai.

Mark mengusap darah yang keluar dari hidungnya,Mark mengurut perutnya yang sudah membesar itu rasanya sangat menyakitkan"Arghhh!"lelaki tampan itu mengerang memutar tubuhnya yang tersentak kuat akibat remasan tidak nyata di dalam perutnya.

Ia merasa akan mati sekarang,Lucas tidak ada karna bel masuk sudah berbunyi beberapa menit lalu sudah di pastikan tidak ada yang bisa menolongnya.

"Akhhh sakithh!sialannnn"pekik Mark menggerak gerakan kakinya di lantai mencoba untuk menahan rasa sakit yang begitu menyakitkan.

Lama kelamaan mata Mark mulai terpejam,Mark tidak sadarkan diri,lelaki tampan yang terbujur dengan darah di antara selangkanganya merembes dari celana seragamnya,lantai sudah di penuhi darah segarnya.

•••

Yahhhh :(




pregnant boys • NOMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang