TMRA!

5.2

Saat matahari terbenam, wanita yang dia tunggu-tunggu kembali dan suara ketukan pintu terdengar di telinganya.

"Yang Mulia ..."

"Masuk."

Killian melihat ke arah pintu yang perlahan terbuka.

"Yang Mulia ..."

Sebuah suara ketakutan bergema di telinganya. Rowena, yang begitu terintimidasi, melanjutkan.

“…Kamu pulang lebih awal.”

"Nona Philone."

Hati terkejut Rowena tersapu oleh jawaban tenangnya.

Wajah Duke tenang, bertentangan dengan harapan bahwa dia akan terpojok begitu dia membuka pintu dan memasuki ruangan.

Sudah lama sejak dia berada di rumah, tetapi dia masih mengenakan pakaian luarnya, bukan pakaian dalam ruangannya.

Perapian berderak, bau anggur samar, dan di atas meja di depan sofa tempat dia duduk, ada irisan keju yang lezat dan sebotol anggur dengan dua gelas.

"Kenapa kamu minum sendirian ......"

Dalam upaya untuk tidak membuatnya kesal. Rowena menjadi bertekad, saat dia tersenyum dan mencoba memulai percakapan.

Alih-alih menjawab, dia mendorong kursi di sisi yang berlawanan ke arahnya sebagai isyarat untuk duduk. Rowena mendekat dengan takut-takut.

Begitu dia duduk di sofa, Killian menuangkan segelas anggur dan menyerahkannya padanya.

"Sebelum"

Rowena menyesap dari gelasnya, dan dia mulai berbicara perlahan, suaranya terdengar seperti datang dari jarak yang jauh.

“Saya pernah punya anjing.”

"Anjing…?"

Mata Rowena melebar. Ini adalah pertama kalinya dia mendengarnya. Tidak ada binatang di kediamannya yang bisa dilihatnya, kecuali kepala rusa jantan taksidermal jika itu diperhitungkan.

“Itu adalah hadiah dari Ratu, anjing yang sangat cantik. Itu adalah anjing betina dengan bulu hitam mengkilap, keanggunan, dan kepintaran”

Killian, yang telah memotong sepotong keju dengan cukup baik, meletakkan irisan itu pada pisau dan mengarahkannya ke mulutnya.

Terkejut, Rowena mencoba meraih gagang pisau, tetapi dia mengabaikan tangannya, jadi dia tidak punya pilihan selain membuka mulutnya saat dia meletakkan pisau di mulutnya.

Kejunya meleleh di lidahnya dan saat rasa manis menyebar di lidahnya, Killian menarik tangannya setelah memastikan dia menelan keju.

“Ketika kami pergi berburu burung, dia akan membawakan saya mangsa yang saya tembak sebelum saya bisa menyuruhnya melakukannya. “

Sulit membayangkan dia merawat anjing sama sekali, mengingat dia tidak punya belas kasihan pada manusia. Namun, Rowena mendengarkan ceritanya dengan seksama.

“Lalu suatu hari, saya harus menjalankan tugas. Sekembalinya saya, saya menemukan bahwa anjing itu telah melarikan diri dengan memutuskan talinya dan tidak kembali.”

"Dia tidak kembali untuk selamanya?"

Rowena bertanya dengan lembut, merasa kasihan padanya. Killian menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Sebaliknya, dia kawin dengan anjing ras campuran dan hamil. Ketika dia kembali dengan perutnya yang bengkak, dia menggosokkan pipinya ke celanaku seolah-olah tidak ada yang salah.”

Darah mengalir deras ke wajah Rowena karena kejadian yang tak terduga. Bagaimanapun, itu adalah hal yang baik, karena anjing yang dia pikir telah melarikan diri kembali dan bahkan memiliki seorang anak.

Killian, yang telah menatap wajahnya, berbicara dengan lembut.

"Saya menunggu anjing saya melahirkan, dan.."

Sebelum dia menyadarinya, jendela tampaknya telah terbuka sedikit dan angin dingin bertiup di seluruh ruangan mengirimkan getaran ke tulang punggungnya.

"…Dan?"

Killian meletakkan gelas di atas meja sebelum mengakhiri ceritanya dengan cepat.

“Dia melahirkan beberapa anjing mongrel yang tidak mirip dengannya, dan saya membunuh mereka tepat di depan matanya. Satu demi satu, akhirnya, dia menjadi gila dan mencoba menggigit saya, jadi saya menyingkirkannya juga.”

“…….”

“Jadi saya tidak punya anjing sekarang.”

Bara yang menyala di perapian telah padam dan ruangan, yang beberapa saat yang lalu hangat, menjadi dingin dalam hitungan detik.

Rowena memeluk bahunya dalam upaya untuk mengatasi rasa dingin yang tiba-tiba menembus seluruh tubuhnya. Bahkan dalam kegelapan, dia bisa merasakan sepasang mata biru menatapnya.

Mungkinkah dia menyadari bahwa dia diam-diam pergi ke penerbit? Bibirnya bergetar.

“Nona Philone”

Pupil matanya melebar karena menjadi lebih terbiasa dengan kegelapan, dan sebelum dia menyadarinya, dia berdiri di depannya, dia mengulurkan tangan dan mengangkat dagunya, mata birunya bersinar meskipun kegelapan pekat mengelilingi mereka.

"Saya tidak akan pernah memaafkan anjing yang mengkhianati saya."

“…Yang Mulia…”

“Tapi jika itu hanya kesalahan yang dibuat karena iseng, aku rela mengabaikannya.”

Tentu saja, kamu harus membayar harganya… Menelan sisa kata-katanya, kata Killian.

“Sepertinya kita harus menunda pindah ke kediamanku di Rockford sebentar karena keadaan. Saya akan sibuk untuk sementara waktu sekarang dan saya tidak berpikir saya akan sering mampir di sini, jadi tunggulah dengan tenang sampai musim sosial berakhir.”

Dia tidak mempercayai Rowena Philone. Namun, kata-kata Gertrude juga tidak bisa diandalkan.

Dengan itu, Killian meninggalkan mansion.