TMRA!

11.2

Diskusi yang semakin sengit itu berakhir saat matahari mulai terbenam. Benedict mengikuti Killian, yang berdiri untuk pergi.

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

"Apa itu?"

Killian menyipitkan matanya pada pria yang mengikutinya, sementara dia mengambil mantelnya dari pelayan yang membawanya.

“Kami mendirikan Perusahaan Gilitus secara rahasia, tetapi tidak peduli seberapa hati-hati kami bergerak, informasi masih bisa bocor di belakang kami. Jumlah mata meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan.”

"Dan?"

"Untuk menghindari kecurigaan, kamu harus menerima pengaturan Ratu."

“Saya pikir masalah ini sudah diselesaikan beberapa waktu lalu. Bukankah kamu maju dan menentangnya? ”

“Aku melakukannya, ya. Karena tidak ada wanita yang menurut saya dapat melayani Anda lebih baik daripada Nona Philone, namun….”

"Namun?"

“Namun, itulah mengapa kita harus menerima pengaturan Ratu untuk pasangan nikahmu.”

Benediktus berkata sekali dan untuk selamanya.

“Situasinya bahkan lebih buruk dari yang saya harapkan. Pengawasan semakin tajam. Jika ratu menyadari bahwa kita telah menghabiskan waktu lama untuk mengembangkan kekuatan kita di dunia bawah, Nona Philone tidak akan aman.”

Killian, yang telah berpaling seolah-olah itu tidak layak untuk dipikirkan, berhenti.

"Jadi kamu ingin aku menghabiskan sisa hidupku sebagai boneka?"

“Tidak, kamu bisa menggunakannya untuk membalikkan situasi! Anda dapat menggunakan wanita yang akan dikirim Ratu kepada Anda sebagai penutup mata dan perisai, sementara Anda berpura-pura melakukan apa yang mereka inginkan. Sementara itu, Nona Pilone akan melarikan diri ke tempat yang aman.”

Alih-alih menjawab, tatapan dingin muncul di wajahnya.

Benedict telah melayani Duke of Devonshire selama lebih dari satu dekade, meskipun dia pernah membeku di tempat di bawah tatapan tajam. Setelah mengatur napas, Benediktus melanjutkan penjelasannya.

“Kamu bilang kamu ingin menumbuhkan kekuatanmu dalam bayang-bayang. Kekuatan yang tidak dimiliki orang lain.”

Keluarga Duke of Devonshire adalah keluarga dengan sejarah panjang dan martabat. Namun, itu tidak lama sejak mereka mulai menggunakan begitu banyak pengaruh atas Ethelwood.

Duke of Devonshire sebelumnya adalah pria yang pendiam, saudara yang pemalu. Dia akhirnya bertemu dengan pasangan yang diputuskan oleh saudara perempuannya, Ratu, dan memiliki pernikahan politik. Hal ini mengakibatkan Killian lahir pada tahun berikutnya. Segera setelah putranya lahir, dia melarikan diri dari mansion seolah-olah dia telah memenuhi tugasnya, dan sepuluh tahun kemudian, dia meninggal dalam kebakaran misterius bersama majikannya.

Itu terlalu banyak misteri untuk menjadi kecelakaan. Penyelidikan atas kematian orang penting juga sangat kabur…

Benediktus berdiri di tengah-tengah seluruh proses.

Pasalnya, dialah yang langsung menulis kontrak pranikah pasangan Devonshire tersebut.

Sebuah klausa menyatakan bahwa jika duchess menuntut cerai karena kekurangan adipati yang jelas, keluarganya akan mengembalikan dua kali mahar sebagai tunjangan.

Desas-desus menyebar bahwa Duchess of Devonshire sebelumnya sedang bersiap untuk kembali ke negaranya bahkan sebelum kematian Duke, dan desas-desus itu menjadi semakin rinci.

Ada desas-desus bahwa saudara perempuan Duke, Ratu, telah memalsukan kematian saudara laki-lakinya sebagai kecelakaan dan membunuhnya sebelum harus membayar tunjangan besar yang ada di tingkat nasional.

Klaim itu didukung oleh klausa terakhir.

Kontrak menyatakan, jika adipati meninggal dalam "kecelakaan tak terduga," tunjangan yang diterima oleh bangsawan secara alami tidak akan berarti apa-apa, dan sebagai gantinya, dia hanya akan menerima tunjangan bulanan sampai kematiannya.

Negosiasi rahasia diadakan di tingkat nasional, dan segera setelah bangsawan menerima "uang penghiburan" yang disepakati, dia segera melarikan diri kembali ke negaranya. Dia melepaskan uang saku bulanannya, dan posisinya, untuk pulang dan tinggal bersama orang tuanya daripada takut dia akan dibunuh kapan saja dan dengan cara apa pun.

Itu berpikiran kecil, tapi keputusan yang bijaksana.

Mungkin itulah sebabnya sang ratu memilihnya sejak awal, pikir Benedict.

Dengan demikian sang ratu telah memberikan banyak wilayah dan pulau kepada Killian ketika dia ditinggalkan sendirian. Itu mungkin akibat dari rasa bersalahnya terhadap keponakannya, yang telah dia ubah menjadi yatim piatu meskipun ada ibunya; serta kesombongannya, karena dia merasa bahwa dia ada di telapak tangannya. Bagaimanapun, sedikit yang dia tahu bahwa anak muda dan tak berdaya itu akan tumbuh untuk menodongkan pistol padanya.

Benediktus ingat dengan jelas saat pertama kali melihat anak yatim piatu yang telah menjadi pewaris terkaya di negeri ini. Itu adalah hari dimana dia terpilih menjadi mentor politik adipati kecil dan pergi untuk menyambutnya untuk pertama kalinya. Setelah menyapanya dengan membungkuk dalam-dalam, dia hendak mengangkat kepalanya ketika tiba-tiba sebuah pertanyaan datang kepadanya.

—Bagaimana saya bisa menjadi mampu melakukan apa pun yang saya inginkan di negara ini?

-Iya?

—Bagaimana saya bisa memastikan bahwa tidak ada yang mengendalikan saya atau lingkungan saya?

Bagaimanapun, dia adalah seorang anak, dengan status yang sama terhormatnya dengan siapa pun di negeri ini, dan memiliki kekayaan yang luar biasa. Terlepas dari ketenangan suaranya, Benediktus berpikir bahwa wajahnya akan dipenuhi dengan kemarahan atau ketakutan. Tapi itu tidak. Saat dia mengangkat kepalanya, kejutan besar melanda dirinya. Bocah itu tampak tenang dan tenang, tidak marah sama sekali. Pada saat yang sama, kesadaran yang kuat menghantam Benediktus.

Orang ini, pikir Benedict. Ini adalah orang yang dia tunggu-tunggu, setelah sekian lama; orang yang akan menstabilkan negara ini; orang yang akan menciptakan dunia yang dia inginkan.

Setelah itu, dia menghabiskan bertahun-tahun tinggal di sampingnya sebagai mentor, penasihat, dan ajudannya.

"Ada hal lain yang ingin kau katakan padaku, kurasa."

Bukan hanya beberapa tahun berlalu, setelah membaca sesuatu dalam ekspresi Benedict, Killian menunggunya untuk berbicara.

“Ya, sebenarnya, saya melakukan riset sebelumnya dan menemukan bahwa Nona Chloe, wanita yang dilamar Ratu untuk Anda nikahi, adalah wanita yang bisa dinegosiasikan. Tidak seperti penampilannya, dia cukup ambisius.”

"Dan?"

“Menurut rombongan saya, dia berusaha keluar dari bayang-bayang ayahnya dan menjalankan bisnisnya sendiri.”

Benediktus, dengan tangan terlipat, ditambah dengan ekspresi tua di wajahnya.

'”Jika Anda dapat membantunya dengan apa yang diinginkannya, pernikahan itu akan saling menguntungkan kedua belah pihak. Ketika pernikahan yang dangkal selesai, tanpa menyebabkan kerugian yang tidak perlu pada Nona Philone, dia akan dapat duduk di posisi yang Anda inginkan, dan tidak akan ada gangguan.”

“Kursi yang kuinginkan untuknya? Tidakkah menurutmu itu agak lancang?”

"Maaf."

“Ngomong-ngomong, aku tidak akan mengenal wanita Chloe ini sampai aku melihatnya sendiri.”

Killian, setelah sampai pada kesimpulan itu, mengenakan mantelnya. Kata-katanya tanpa ampun, tetapi ekspresinya lebih longgar dari sebelumnya.

"Dan pria itu?"

"Aku sudah menanyainya."

Benediktus ragu-ragu sejenak, lalu melanjutkan berbicara dengan berat.

****