my youth

50 19 1
                                    

2000+ words cari tempat dan waktu yang nyaman untuk membaca ini:))
.
.
.
.
.

"maaf?" Chenle yang sama bingungnya dengan An dan papa nya bertanya memastikan siapa pria berumur 50an yang menyapanya itu. Lagi dengan senyuman yang tidak bisa dibilang baik.

"haah!" An menjerit tertahan melihat Paman Wen dan supir Kim juga datang dengan wajah lebam dan tangan terikat dibelakang bersama orang yang menyapa tadi dan pria-pria berbaju hitam.

"maafkan paman, Chenle."

"siapa anda dan apa mau anda?" suara Chenle bergetar ia otomatis menyuruh An dan Papanya mundur dibelakangnya.

An yang kalut merasakan bahaya akan datang padanya dan Chenle diam-diam menelfon Gao Han.

Dirumah sakit tempat Gao Han dirawat, "Han-ge ada telfon dari nona An, apa boleh saya angkat?"

Gao Han mengizinkan Su Lou mengangkat, "halo Nona."

Tidak ada suara di seberang, hanya ada suara orang saling berargumen tidak jelas. Gao Han mendengarkan dengan dahi berkerut ia segera merampas ponselnya.

"Nona kirim lokasi mu sekarang, aku kesana."

Ditempatnya An tidak berani bicara, apalagi mendengar Chenle dan orang asing tadi yang berbicara dengan saling menahan emosi ia hanya mendengar Su Lou yang mengangkat telfonnya juga ucapan terakhir Gao Han yang menyuruhnya mengirim lokasinya berada.

An mundur lebih jauh bersama papanya, "Pa dimana kita sekarang?"

"danau putih." jawab papanya pelan. Ia sepertinya tahu An mengabari siapa.

"An mengirim pesan pada GaoHan danau putih tidak ada di map jadi dia menandai tempat terdekat. Semoga GaoHan bisa datang, orang yang datang tadi jelas-jelas berniat buruk. Ia sudah takut sekarang.

Sedang An mencari bantuan, Chenle berargumen dengan orang tadi. Melihat Paman Wen dan Supir kim diperlakukan seperti itu matanya memanas menahan emosi.

"kau benar tidak ingat padaku Chenle? Wah aku kecewa, aku dulu sering menggendongmu saat kau menangis loh."

"lalu apa yang membawa anda kemari? Apa yang membuat anda melakukan itu pada Paman Wen dan supir saya?!"
Chenle tidak tertarik mendengar cerita masa kecilnya yang ternyata berurusan dengan orang mengerikan itu.

"tentu saja untuk menjemputmu, menjemputmu ke kematian hahaha." pongah orang itu tertawa puas.

"setidaknya saya harus tahu kenapa anda harus membunuh orang yang kau gendong saat menangis dulu ini, atau setidaknya saya harus tahu nama yang membunuh saya."

"Chenle-" suara An bergetar ia takut mendengar pembicaraan mereka. Apa ia sekarang harus menghubungi orang tua Chenle.

"jatuhkan ponselmu nona!" pria tua tadi menangkap gelapatnya yang akan menelfon Pak Zhong atau istrinya.

"kau bilang berurusan dengan ku jadi jangan ganggu mereka tuan." Kini Chenle bersikap lebih waspada.

"oh benar, nona kau sial sekali berpacaran dengan anak hina ini." orang itu ternyata tidak tahu kalau An istri Chenle.

"An, ke mobil sekarang dengan papa. Aku akan baik-baik saja."

"tidak, aku tidak akan pergi." An menolak keras.

Suasana disana makin tidak pasti, orang tadi juga sengaja mengulur-ulur waktu.

"Biarkan mereka dan aku akan pergi dengan kalian." Chenle mencoba bernegosiasi. Jelas ia tidak akan membiarkan seseorang terluka lagi.

Investasi Cinta || ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang