1. From Home

225 58 35
                                    

CERITA INI GAK BERMAKSUD BURUK KE SIAPAPUN, THANK YOU.

"Kalian ingin papa nikahkan sekarang tapi usia kalian masih terlalu muda jadi kalian bisa saling mengenal dulu."

"Papa, kami baru bertemu. Bagaimana papa bisa bermaksud menikahkan kami?"

"Kamu tidak mendengar kalimat terakhir papa?"

Chenle diam, bahkan tidak kuat untuk mengangguk. Ia menatap gadis didepannya yang juga sama-sama diam. Gadis cantik itu lebih muda darinya setahun katanya, ia terlihat terus bicara dengan mamanya yang juga hadir di pertemuan mereka.

"hanya saling mengenal? An mau bicara berdua denganku?"

Gadis itu membeku lagi, ia takut-takut dengan Chenle yang hari itu terlihat tidak bersahabat dengannya. Tapi Chenle berhasil mengajaknya bicara di depan piano kesayangan Chenle. Mereka memang melakukan pertemuan keluarga dirumah Chenle, lebih tepatnya papa dan mama Chenle yang mengundang keluarga gadis itu.

"jadi, siapa nama panjangmu?" An Yiyang, gadis manis itu menjawab segera tanpa menatap lawan bicaranya.

"okay, aku akan mengingatnya dengan baik An. Tapi kenapa An, Yiyang lebih bagus bukan? Ngomong-ngomong kau tau namaku Zhong Chenle?"

"Tentu, kak Chenle. Aku dengar Yiyang seorang artis? Aku tidak ingin dikira meniru namanya."

"Haha aku juga tidak asing dengan nama itu. Tapi, kak? Kau mau memanggilku begitu?"

"kak Chenle lebih tua dariku."

"Tapi ku dengar kita akan lulus ditahun yang sama."

"iya, kak Chenle terlambat sekolah kurasa."

"nooo, kamu yang kecepetan hahah panggil aku Lele saja."

"Lele? Okay." An ikut tersenyum.

Chenle memainkan pianonya tiba-tiba membuat An kagum diam-diam.

"jangan terlalu dipikirkan, fokus saja dengan belajarmu. Kalo kita sama-sama tidak setuju bagaimana mereka bisa melanjutkan ini? Right?" Chenle kembali bicara walau masih fokus memainkan jari-jarinya di atas tuts piano.

Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, "Shan Cai sama Dao Ming Si aja yang ceritanya kaya kita gak ada tuh di jodoh-jodohin. Malah gak dapet restu cuman buat pacaran." Chenle menguatkan kalimatnya dengan cerita drama china tontonan semua orang. Tapi memangnya mereka punya kisah yang sama?

"Maksud kamu dijodohin? Lele kita--"

"Aku tau keluarga kami terutama aku sangat berhutang budi dengan keluarga kamu tapi menjadi keluarga dengan menikahkan kita itu terlalu berlebihan. Kalian bisa meminta apapun kenapa harus ini?" Chenle tidak berhenti memainkan pianonya.

"Jadi maksud kamu, kami yang menurut kamu menginginkan pernikahan ini? Orangtua kamu yang memaksa kami Zhong Chenle!" An merasa kecewa Chenle mengatakan itu didepannya. Tidak taukah pria ini bagaimana dia dan keluarganya bersitegang semalaman karena papa dan mama Chenle sangat ingin menikahkannya dengan anak mereka.

Masih memainkan jari-jarinya diatas piano, Chenle berargumen kasar lagi, "An, aku hidup didunia penuh kebohongan. Bahkan jika kamu tidak mengakuinya atau tidak menginginkan ini, paman dan bibi An pasti sangat berharap banyak dengan ini."

Mereka diam sesaat hanya permainan piano Chenle yang mengisi suara diruangan mereka berdua, sepintar itu Chenle menutupi pembicaraan mereka dari siapapun. "Kau keterlaluan Lele, kami bukan orang seperti itu." akhirnya An mengakhiri pembicaraan mereka dengan maksud pergi dari sana, saat itu juga Chenle ikut berdiri dan menarik tangan An. "jangan suka berlari dari pembicaraan, buktikan kalau aku salah An."

"Tidak Chenle, kami benar-benar tidak menginginkan ini. Aku menolong sebagaimana seharusnya manusia, kau tau kalau donor darah dihargai uang itu jual beli namanya."

"Aku tau, tapi orangtua ku juga hanya ingin membantumu sebelumnya tapi keluarga kalian terus menolak sebesar apapun yang kami berikan, itu membuat papa ku akhirnya memutuskan untuk menikahkan mu saja dengan ku."

"kau---kau benar, aku sudah sangat senang bisa menunjukkan kartu pendonor ku dikelas. Membuktikan aku bisa menjadi siswa yang berguna untuk masyarakat sampai tidak menginginkan apapun. Aku salah, jika saja setidaknya aku menerima sepotong daging dari kalian aku tidak perlu berurusan lagi dengan keluargamu kan?"

"Kau bisa ngomong kasar juga. An aku sudah meminta darah mu agar bisa hidup kala itu, aku sungguh berterimakasih karena golongan darah yang katanya langka ini masih ada pemiliknya dan itu kamu. Gadis yang bahkan menolak sepotong daging dari kami."

"Maafkan aku, apa sekarang aku masih bisa mengambil potongan daging yang baru dan pergi dari sini selamanya?"

"tidak, kamu terlambat. Darahmu sudah terlalu lama ditubuhku, sepotong daging itu juga sudah hilang kini kamu hanya bisa menerimaku. Tubuhku---tubuh ini yang masih hidup karena darahmu."

An meneteskan air matanya, ia menyadari semuanya. Dulu saat Chenle mengalami kecelakaan besar ia dan hampir seluruh siswa sekolahnya belum lama melakukan tes darah di rumah sakit yang sama. Karena Chenle butuh donor darah hari itu pihak rumah sakit sangat kebingungan mencari golongan darah yang sama langkanya dengan punya Chenle sampai mereka mengingat daftar siswa sma yang melakukan tes darah. An langsung mendapat permintaan donor darah dan menyetujuinya dengan bangga---tidak tau kalau akhirnya dia yang akan terus menjadi stok nyawa untuk Chenle. Organ mereka bahkan cocok satu sama lain jadi keluarga Chenle ingin menjaga gadis ini.

Sungguh ini sebuah terimakasih paling manis, menikahkan mereka berdua agar mereka bisa menjaga satu sama lain. Tapi ingat bukannya hanya Chenle yang nyawanya sering terancam?

Benar, kalian harus tau hidup Chenle begitu menarik penuh drama. Laki-laki 20 tahun itu bukan lemah atau penyakitan, ia sehat dan sempurna hanya karena sebagai anak pebisnis ternama dan seorang artis papan atas ia dibayang-bayangi musuh keluarga sampai fans gila alias sasaeng, dia hidup dengan banyak kekhawatiran.

Lebay? Yang kalian liat dari hidup Chenle mungkin hanya 1% dari fakta. Selebihnya jangan ditanya dan jangan menerka, tidak pantas juga terlalu mencari tahu kebenaran itu.

Sekarang mereka kembali ke meja makan, tersenyum canggung seperti biasa pada masing-masing lawan duduk sampai akhirnya ikut menyuap hidangan, bagi keduanya memang sama saja terasa perih untuk menelan.

Chenle tak bohong jika ia takut kehilangan An sebagai satu-satunya orang yang memiliki darah langka sepertinya juga mudah dikendalikan seperti keluarganya, dan An dia tak punya keberanian menolak keluarga Chenle karena berkat keluarga Chenle orang tuanya merasa sangat senang dan beruntung. Merasa hidup putrinya terjamin dan ia tidak ingin menjatuhkan harapan tinggi kedua orangtuanya.

Keduanya definisi orang bodoh dari si kaya dan si miskin? Atau keduanya hanya ingin bermain-main dan mengira pernikahan hanya omong kosong? tak ada yang tahu pembicaraan apa yang dilakukan para orangtua bukan?

Permainan mereka dimulai hari itu, pernikahan nyata yang disembunyikan terlalu baik. Tapi kita sedang membahas apa? Senyum Chenle yang kini hanya palsu bukannya sudah menjelaskan semua?

..........

Sebelum kelas grammar aku menyapa kalian.
Mon October 26, 2020
13:17 PM

Hi little sun?

Investasi Cinta || ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang