5. work it

118 40 21
                                    

Kita banyak membahas karakter Chenle tapi bagaimana dengan An Yiyang? Salah yaa terus menyebutnya dengan gadis itu padahal dia kan sudah menikah? lalu bagaimana seharusnya menyebut An yang baru 18 tahun dengan wajah seperti bayi menggemaskan itu?

.................

Kembali dirumah sakit

"An, aku ingin meminta tolong padamu. Besok jumat aku siaran langsung ke studio."

"Minggu ini? Kau yakin?"

"eum, siaran halloween. Aku sudah lama menunggu ini."

"kau belum lama siaran radio." ejek An.

"jangan mengejekku. Aku sedang meminta tolong." Chenle kembali meninggikan suaranya.

"yaa sudah jangan marah-marah." olok An lagi.

Chenle menarik nafas dalam, "jadi tolong temani aku saat siaran, itu saja."

"itu saja? Kurasa tidak." An tidak yakin dengan semua yang Chenle katakan.

"ok bukan itu saja kau harus pura-pura jadi asistenku jadi harus bersikap profesional, jawab pertanyaan dari beberapa kru dengan benar kalau mereka mencoba menanyaiku."

"tentang kecelakaan mu?" Chenle mengangguk.

"Kau mau aku bicara bahasa korea?"

"ah benar, bahasa korea mu--"

"akan aku lakukan, aku sudah pandai bicara. Bahasa korea itu mudah."

"tapi aku ingin kau menjawab dengan cepat."

"contohnya?"

"heem Chonloo kemana saja kau? Kenapa baru datang? Apa terjadi sesuatu padamu? Kau harus menjawab, maaf tuan Chenle sibuk dengan comebacknya, dia baik-baik saja, direktur sudah mengetahui ini dari awal. Lalu berikan minuman untuk semua orang." Chenle mencoba menjelaskan justru membuat An tertawa melihat ucapannya yang dibuat-buat.

"kau senang?" Chenle melebarkan pandangannya pada An, mereka memang hanya berdua dikamar VVIP rumah sakit itu. An ganti mengangguk dan tersenyum pada Chenle. "aku juga senang."
"kenapa?"

Hati Chenle bilang, "karena kau senang aku juga senang." tapi bibirnya yang sudah tak sepucat kemaren berkata, "aku suka siaran radio ku, kalau aku Renjun mereka sudah pasti memecatku."

"memecat Renjun? Kenapa?" senyum An pudar, dia memang mengidolakan Renjun namun ucapan Chenle tadi seolah menghina Renjun baginya. An sedikit sensitif akhir-akhir ini.

"m-maaf An, maksudku bukan mengejek Renjun-"

"Lele, saat kau mengatakan itu bisa saja bukan hanya satu orang yang terhina. Bahkan kalau maksudmu tidak, tolong hati-hati saat bicara."

"An,"

Drrrt.. Ponsel Chenle berdering seketika.
"sudahlah, angkat telfonmu. Aku akan keluar, aku masih ingat privasi mu yang tingkat tinggi itu!"

"Annn,"
"huh, Renjun hyung? Dia panjang umur ternyata."
"kenapa hyung?"

"kamu dimana hah? Kenapa mengirim satu pesan ke grup dan tidak membalas pesan kami sekalipun? Kau bilang kau sakit? Dimana kau? Kenapa tidak siaran radio juga?"

Chenle diam, dia tidak takut karena Renjun memarahinya. Chenle justru beruntung karena itu, dia sadar semua mengkhawatirkannya dan dia sadar juga posisi dj yang dia miliki juga karena bantuan Renjun.

"Hyung, kau sudah selesai?"

"belum, aku ingin menghajarmu sekarang."
"Chenle, apa kau ingin mengubah image mu menjadi pria dingin yang menyebalkan? Kau ingin kami berhenti memperhatikanmu?" Renjun terdengar sangat kecewa alih-alih marah.

Investasi Cinta || ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang