3. misfit

128 46 18
                                    

"Lele, kenapa kau selalu seperti ini."
"aku takut, aku takut orang tau siapa kau sebenarnya."
"aku takut aku benar-benar kehilangan masa depan ku."
"a-aku takut kau mati."

An selalu seperti ini setiap Chenle kenapa-napa, beberapa bulan memulai kehidupan barunya dengan An dikorea, Chenle aman-aman saja. Sebenarnya itu karena selalu ada team penjaga yang menjaganya dari jauh dimanapun dia berada tapi semalam Chenle benar-benar nekat keluar sendiri, lebih tepatnya kerumah An.

..................

"ini rumah yang akan kau tempati disini." Chenle menyerahkan kunci rumah di pinggiran desa yang sepi kepada An. An menerimanya saja dia juga tidak ingin tinggal serumah dengan Chenle dikorea.

"aku sendiri disini?"

"kau butuh teman? Aku akan carikan orang untukmu."

"tidak, jangan. Aku lebih suka sendiri."

"tidak bisa, terlalu berbahaya. Paman Wen akan mencarikanmu pelayan, setidaknya satu yang bisa melapor padaku kalau kau kenapa-napa." Chenle berkata begitu walau kenyataannya ada puluhan bodyguard yang sudah mengawasi rumah itu dari menara yang jauh dibukit. Rumah An seluruhnya memiliki kamera pengawas kecuali di kamar An karena Chenle tidak mau hal pribadi istrinya apapun itu terlihat orang lain.

"baiklah, apa kau akan pulang sekarang Lele?"

"tentu, manager menungguku."

"heem benar, tapi apa tidak apa-apa manager tau tentang kita?"

"hanya dia yang tahu, jangan pura-pura khawatir."

"sudahlah, pulang sana. Aku ingin tidur."

"kalau begitu aku pulang, beradaptasilah dengan baik."

"tapi Chenle?"

"kenapa?"

"jadi aku tidak boleh kerumah mu? Aku hanya penasaran."

"tidak, manager melarangku."

"ouh, ok. Hati-hati dijalan."

Semuanya terasa sangat cepat, mereka sudah melewati hari pernikahan kemaren dan langsung terbang ke korea. Terdengar normal dalam pembicaraan mereka pada kenyataannya setelah Chenle keluar dari pintu rumah baru An ia berjalan sempoyongan menuju mobilnya. Managernya yang sudah sangat gusar dan ingin menanyainya saja tidak bisa berkata lagi melihat semua bodyguard yang mengawasi di semua tempat.

Mobil mereka melaju dengan cepat, Chenle meringkuk di kursi belakang. Iyah, laki-laki itu menangis tanpa suara. Syukurlah, managernya masih mau memberinya waktu sendiri.

Tidak jauh berbeda dengan An, ia merasakan titik kekhawatirannya akibat keputusannya. Ia yang sekarang benar-benar berstatus sebagai istri walau hanya sebagai jaminan. An naik ke kasurnya dengan setengah hati. Merasa menyesal dan menyesal ia hanya bisa menangis sampai pagi, sampai ia mencium hidangan hangat yang disajikan di meja kamarnya.

"Selamat pagi Nona An."

"kau, siapa?"

"Pak Wen meminta saya tinggal disini dengan nona."

"dimana paman Wen?"

"dia ada diluar, apa nona ingin saya memanggil Pak Wen?" An mengangguki perkataan gadis yang terlihat beberapa tahun lebih tua darinya itu.

"Paman Wen, apa paman juga akan pergi jika aku dengannya?"

"saya akan sering berkunjung An." An hanya menelan air liurnya tidak percaya, dia merasa sangat diasingkan sekarang.

An menatap gadis korea yang bisa berbahasa mandarin itu lekat, "siapa namamu? Berapa umurmu?" dulu aku punya banyak teman. Lanjutnya dalam hati.

"Saya Moon Chaeyoun, 25 tahun." jawab perempuan muda itu.
"bahasa china mu bagus." Puji An.

"terimakasih, saya mempelajarinya selama kuliah."

"kau kuliah?" An iri seketika, ia juga ingin kuliah.

.....

"An?"

"Lele?"

"An, kau menyelamatkanku lagi?"

"a-aku akan memanggil dokter karena kau sudah sadar." Chenle mengangguk.

Kepala Chenle lagi-lagi terbentur sangat keras dalam kecelakaannya. Ini sangat berbahaya karena terakhir kali kepala Chenle juga yang paling parah. Dia sempat mengalami gagar otak, Chenle tak sadarkan diri beberapa hari tapi dia sembuh dengan cepat.

"Lele, kau harus istirahat lebih lama disini. Aku boleh menemanimu?"

"bodoh, tentu saja harus kau yang menemaniku. Memangnya orangtuaku bisa kesini?"

"eumm okay. Aku sudah menghubungi paman dan bibi zhong tapi mereka tidak bisa datang, maafkan aku."

Chenle yang bahkan belum bisa bangun dari ranjangnya hanya tertawa kecil, "kemarilah, apa kau selalu disini sepanjang harinya? Kau lupa, ini yang orangtuaku rencanakan. Jika aku terluka maka kamu yang harus didekatku bukan mereka." Chenle memaksa An mendekat padanya, ia ingin melihat wajah istrinya lebih jelas.

"baiklah, kalau begitu cepatlah pulih. Aku juga inget cepat pulang."
"An, aku ingin ganti baju." Chenle langsung mengubah topik pembicaraan.

"biasanya suster mengirim pakaian ganti untukmu."

"pakaian rumah sakit ini maksudmu? Aku ingin baju ku, cepat ambilkan untukku."

"apa kau lupa kau belum membawaku kerumahmu sekalipun?" An mengingatkan Chenle kalau ia tidak tahu dimana rumah suaminya itu.

"benar juga, kalau begitu belikan 2 atau 3 pasang pakaian untukku."

An menghembuskan nafasnya kasar, sebenarnya apa yang disembunyikan Chenle dirumahnya sampai dia tidak boleh kesana?

"okay, aku akan pergi dengan Chaeyoun."
"jangan lupa pakaian dalamnya."
"astaga, iya!"
"An."
"apa lagi."
Chenle menarik tubuh An yang tidak siap, ia mencium pipi kiri istrinya dengan bibir pucatnya singkat. "lakukan juga untukku." Chenle menutup matanya rekat-rekat karena tidak yakin An menurutinya tapi ia masih menuntut karena tidak melepaskan tangannya dari lengan An.

An benar-benar terkejut, sejak kapan mereka sedekat ini sampai melakukan skinship? Ia mengamati wajah dengan perban dan luka goresan milik Chenle, dia merasa Chenle merindukan mamanya jadi dia mencium penuh sayang pipi Chenle. "tidurlah, bangun nanti aku pasti sudah kembali." perlahan Chenle melepasksn tangannya dari lengan An. An merasakan perasaan aneh yang belum bisa ia gambarkan saat ini.

An keluar dari ruang VVIP Chenle dan mencari Chaeyoun. Tidak sadar ia mulai meneteskan air matanya, ia senang Chenle bisa sadar hari ini.

...............

Wed 28 Oct 2020
05:10 AM

SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA

Investasi Cinta || ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang