you

14.5K 1.6K 291
                                    

•••

"Enggak mau makan"tolak Mark menutup mulutnya ketika satu sendok bubur sudah berada di depan mulutnya,Jeno meletakkan sendok tersebut di mangkuk yang dia pegang.

"Keras kepala kamu hilangin dulu,nanti aja keras kepalanya kalau udah sembuh".

Jeno menghela nafas saat Mark terus menolak untuk makan,seharusnya Mark sudah minum obat saat ini.

"Yaudah saya pulang dulu ya,besok saya kesini lagi jengukkin kamu".

Mendengar kalimat itu membuat Mark langsung menahan tangan Jeno menatap Jeno dengan tatapan sendu,mengisyaratkan bahwa Jeno tidak boleh kemana mana.

Walau rasanya mustahil Jeno mau menemaninya disini.

"3 suap aja"ucap Mark pelan,mencoba sesi tawar menawar dengan Jeno,Jeno tersenyum saat Mark mulai mau untuk makan walaupun harus menawar dengan beberapa kali suapan.

"Nope,7 suapan nanti ada bonus saya cium di dahi kamu biar sembuh".

Bonus ciuman?ciuman di dahi sih.tapi gak masalah yang penting di cium Jeno Mark udah seneng,tapi dia gak mau makan sebanyak itu yang ada dia muntah nantinya.

"4 suapan tapi di cium ya om"tawar Mark.

Jeno menggelengkan kepala.

"10 suapan,saya cium di dahi sama pipi kamu,gimana deal?".

Ayo Mark itu tawaran paling spesial.tapi Mark masih berfikir tentang makanan.

"Eum sampe suapan terakhir tapi om cium di sini- Mark menunjuk dahinya dengan jari telunjuk.

..abis itu di sini-,anak itu kembali mencolok kedua pipi kanan dan kirinya.

"Disini"Mark memajukan dagunya dan menunjuknya"lalu disini,ya?"dengan malu malu Mark mengetuk lembut bibir peachnya yang memucat.

Jeno mengerenyit dan menyunggingkan senyuman.pria tampan itu mengusap rambut Mark dan mendekatkan bibirnya di telinga anak itu.

"Sure baby".

Dan sialnya itu membuat pipi Mark memerah seperti kepiting rebus padahal tubuhnya tadi terasa panas dan dingin tapi kenapa malah menjadi dingin saja setelahnya.

"Om dingin gak?"tanya Mark.

"Kamu kenapa?kedinginan?apa mau bonus pelukan juga?".

Oh god!Mark mau menari dulu.setelah dia sembuh nanti Mark berjanji akan meneraktir teman temannya,ke kedai es serut.

Rasanya Mark sedang di lempar keatas awan indah sekali,apalagi di temani seorang malaikat.

Mark mengganti posisinya,bersandar di headboard ranjangnya untuk makan.

Tidak menjawab Mark malah membuka mulutnya dan menunjuk nunjuk mulutnya yang sudah siap menerima se sendok bubur,Jeno tersenyum geli dan memasukkan makanan ke mulut Mark.

Mark mengunyahnya dia tau bubur lembut tapi dia mengunyahnya.baru satu sendok sudah kenyang,Jeno memperhatikan mulut Mark yang bergerak kecil mengunyah buburnya,lucu.

"Om.."

Jeno menoleh melihat wajah melas Mark.

"Satu sendok di cium di dahi ya,Mark gak kuat makan banyak"lirihnya sendu.

"Kita udah sepakat,kalau habis makanannya kam dapet bonus banyak"balas Jeno ingin menyuapkan satu sendok bubur lagi untuk Mark,terpaksa Mark menerimanya dan langsung menelannya saja tidak seperti tadi di kunyah.

Sedari tadi Mark tidak protes ketika Jeno terus menerus menyuapkan bubur di dalam mangkok itu sehingga tertinggal satu sendok lagi yang harus Mark makan.

Masalahnya perut Mark seperti akan meletus karna ke kenyangan,bayi bayi singa di dalamnya pasti sudah gendut gendut.

"Satu lagi,buka mulutnya".

"No no no,uncle Jen bayi singa Mark udah kekenyangan"Mark menggerakan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri sambil mengerutkan hidungnya,menepuk perutnya yang sudah gendut.

Bayi singa?Jeno tertawa kecil dalam hati,kenapa anak ini sangat menggemaskan berbeda dengan Lee Haechan yang hanya membuatnya darah tinggi.


"Kamu cuma ngasih makan bayi singa doang,makanya cuma mereka yang kenyang sementara mama singanya belum kenyang,jadi biarin mama singanya makan satu suapan lagi biar impas".

"Eum?iyakah?"tanya Mark.

"Iya,buka mulutnya biarin mama singanya juga makan"Mark mengangguk kecil dan membuka mulutnya menerima satu suapan lagi dan dia bisa menghabiskan semua makanannya.

Jeno meletakkan mangkuknya diatas nakas mengambilkan Mark segelas air putih anak itu langsung menerimanya dan menegak semua air putih yang berada di gelas.

"Great job,honey"pria berusia 25 tahun itu mengelus rambut Mark.

"Sekalian minum obatnya"Mark mengangguk,Jeno mengisikan air di gelas Mark lagi dan memberikan beberapa butir obat untuk di minum Mark.

GLEK!

Mark menegak semua obatnya di susul dengan air putih.

"Nih om!"Mark memberikannya gelas untuk di letakkan di atas nakas.lelaki tampan itu menerimanya dan meletakkan gelas kosong tersebut.

"Om!bonusnya"pinta Mark menginggatkan kesepakatan mereka.

Jeno ikut bergabung di ranjang Mark duduk bersila di sana sambil menepuk pahanya,meminta Mark untuk duduk di pangkuan,tubuh anak itu begitu ringan ketika Mark menyingkirkan selimutnya dan duduk di paha Jeno menghadap kearah yang lebih tua.

Tubuh Mark hangat dia bisa merasakannya ketika telapak tangannya memegang pinggang Mark yang hanya tertutupi kaos putih tipis.

"Kamu mau disini.."

Cup

Jeno mengecup lama dahi Mark,mata Mark terpejam merasakan paparan hangat dari nafas Jeno di keningnya"disini juga.."

Kedua pipi Mark di cium bergantian sambil mendusalkan hidung keduanya,hingga anak itu terkikik geli,Mark menggerutkan hidungnya karna geli.

Jeno menatap Mark dengan seksama,kedua tanganya melingkar di pinggang menahan punggung Mark.

Cup

Dagu Mark di kecup dan di gigit gemas"om!"kesal Mark,Jeno tergelak kecil menghujani seluruh wajah Mark kecuali bibir.

"Last..ini"

Bibirnya mengecup singkat bibir peach tersebut,membuat Mark membuka mata bundarnya sehingga menatap polos mata Jeno sepertinya terkejut,hanya kecupan singkat tapi benar benar merubah segalanya.

Mark menahan nafas ketika kepalanya di dorong pelan untuk bersandar di pundak Jeno.

"Mimpi Mark kok indah banget sih"gumamnya memeluk leher Jeno,mencium aroma maskulin pada tubuh Jeno.



"Ini bukan mimpi baby".

•••

Cringe yak😥






Baby BOY | NOMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang