.

11.5K 1K 85
                                    

Dor!

_^_ ku gemas dadah


seongok buntalan lemak bergerak tidak nyaman di tempat tidurnya, kepalan tangan gempalnya mengucak ucak mata yang perlahan terbuka itu, balita gembul tersebut langsung terduduk, menatap sekitar dengan mata mengantuk, lalu menguap kecil.

"lapal . . ." rengeknya, menepuk perut gendutnya yang terisi banyak makanan, tapi saat ini persediaan di dalam perutnya tidak bisa menganjal rasa laparnya.

Melirik sekilas kearah kembarannya yang masih tertidur lelap, tangan mungil itu perlahan lahan menepuk badan adik kembarnya.

"Pinoo banun, lapal, pino ngantuk tapi pano lapal, ayoo banun" ujarnya, menggerak gerakan tubuh kembarannya namun adiknya tidak mau bangun.

balita 3 tahun itu segera turun dari tempat tidurnya dengan hati hati, melewati kursi kecil yang terletak di box tempat tidurnya, sedikit kesulitan sebab badan gempalnya terlalu berat.

balita itu menyengir saat sudah bisa turun, kaki gempalnya berjalan menuju kasur orangtuanya, pipi putih dengan pola merah alami itu menggembung melihat Daddy dan Mommynya masih tertidur.

"Daddy, wake up, mommy wake up, pano lapal" Jevano memanjat, sambil berpegangan pada tangan ayahnya yang panjang menjuntai kebawah, balita itu tidak bisa naik yang ada hanya tangan ayahnya tertarik tarik.

"Temon, daddy wake up, pano ndak bisa naik, pano pendek dan besal sepelti bola"

Anak itu menyerah untuk memanjat, dia menyadari dirinya kalau ranjang itu terlalu tinggi untuk tubuh gempalnya yang agak pendek, kakinya tidak bisa naik.

Jevano mengucapkan kalimat Daddy berulang kali agar Jeno bangun "Daddy wake up, Daddy, Daddy! Daddy! my supelman, owh yeah, gud mowning!" sapanya lalu melonjak kegirangan melihat ayahnya terbangun tanpa atasan, mata sipitnya melihat banyak bercak bercak kemerahan, Jevano memegang kepalanya tiba tiba.

"Ow no, daddy di gigit nyamuk yang becal, daddy plis look me, pano di gigit nyamuk becal ndak and pino juda pasti"

"Shit!" gumam Jeno mengumpat lalu menatap tubuhnya yang bertelanjang dada, dia baru menyadari jika tidak memakai pakaian sedari malam.

"Iya, ini nyamuk mengiggit semalam, jadi agar tidak di gigit nyamuk, Jevano harus memakai baju"

"Eum" anak itu mengangguk, lalu merentangkan tangannya meminta gendong, Jeno turun dari kasur sebelumnya merapihkan selimut untuk menutupi Mark yang masih tertidur dengan lelap.

Jeno mengangkat tubuh putranya yang bertambah berat karna tubuh gembul mereka bahkan Jeno seperti menggendong anak 8 tahun, ya sekiranya seperti itu.

jari telunjuk mungil itu menunjuk kearah gundukan selimut, ibunya kan belum bangun, Jevano ingin Jeno membangunkan ibunya.

"Mommy ndak banun? temon daddy banunin mommy, pano lindu mommy" balita itu membuat drama, Mark tidak kemana mana selalu di rumah bersama si kembar, namun baru tidur semalam saja besoknya Jevano berkata dia rindu mommy.

"no baby, mommy gak boleh di ganggu".

"Tenapa?"

"karna Mommy masih tidur, oh jagoan mau apa. sampai bangun sepagi ini?"

"Pano lapal, pino ngantuk, pano mau mamam"

"ok, kita minta bibi di dapur buatin makanan buat pangeran tampan ini".

Jeno mengambil jubahnya dan memakainya untuk menutupi tubuh atasnya yang terbuka, lalu pria itu membawa putranya menuju dapur.

•••

"Mowning Mommy, Mowning pino".

ucapnya sambil bergerak gerak heboh yang tengah duduk diatas meja makan mengaduk aduk buburnya lalu menjilati tangannya yang penuh dengan bubur.

"Morning bayii~"

sementara kembaran balita itu malah kembali tertidur di gendongan ibunya, Jevino meletakkan pipi tembamnya di pundak sang ibu, masih mengantuk apalagi di gendong begini.

Jeno tersenyum, melihat Mark yang datang, lelaki tampan itu berdiri lalu memunggungi Jevano yang anteng, pria tampan itu menarik pinggang istri mungilnya, lalu memberikan kecupan di bibir tersebut membuat Mark tersenyum dan mencebik juga pipinya memanas, lelaki manis itu menarik kerah jubah suaminya.

"om, ada Jevino tau" bisiknya.

"dia tidur, gak akan tau".

"Daddy!" kesal Jevano dia mau di temani makan, mata sipitnya menatap tajam bahu besar sang ayah yang menutupi tubuh ibunya dia diabaikan di atas meja makan.

"temenin pano daddy! heuh!".

Mark tertawa kecil, bayi singanya sedang marah "temenin dulu om, jangan bikin anaknya kesel".

Jeno tersenyum miring mengusap dagu Mark dengan alis tebalnya yang terangkat sebelah "kamu yang ngalihin perhatian saya".

"om please, jangan kayak gini".

"sure, what you want?" ujar Jeno parau dengan suara dalamnya menatap manik mata Mark yang terdiam memaku mendengar nada suara Jeno dengan accent britishnya yang sexy.

"Daddy!".

"okay-okay sorry boy" Jeno lantas berbalik tidak menggoda Mark kembali karna jagoannya yang satu ini marah sampai mmembanting sendoknya ke meja, Mark tertawa gemas, melihat kelakuan Jevano benar benar ingin selalu di perhatikan tidak ingin diabaikan.

ayah dua anak itu kembali menemani si sulung untuk makan jika tidak Jevano mungkin akan melompat dari atas meja makan.

•••

Surprise!

Baby BOY | NOMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang