marah

16K 1.5K 59
                                    

•••

Mark membuka matanya perlahan biasan cahaya matahari membuat mata bulatnya menyipit,ternyata sudah pagi dia merasa sudah sembuh sekarang,anak itu tersenyum cerah namun Mark mengangkat sebelah tanganya.

Sebelah tangan yang tadi malam dia gunakan untuk menahan telunjuk Jeno agar tak pergi,Mark terbangun dari berbaringnya,lelaki manis itu menoleh melirik kursi yang dijadikan tempat duduk oleh Jeno malam tadi sudah kembali rapi di dekat meja belajarnya.

Apa Mark hanya bermimpi tapi kenapa mimpinya terasa nyata,Mark mengaca melihat wajahnya lewat cermin besar yang terpajang di dinding kamarnya,wajahnya membengkak sedikit seperti habis menangis dan memang tadi malam dia habis menangis berarti ini bukan mimpi ini kenyataan.

Buru buru Mark turun dari ranjang memakai sendal selopnya yang bersticker bayi singa,remaja itu berlari kecil menggapai knop pintu dan membukanya,Mark turun ke bawah menemui ayah dan bundanya.

Ayah dan bunda Mark tengah bersantai di ruang keluarga,ayah yang menikmati teh herbalnya dan bunda tengah menonton tv dia butuh penjelasan,tidak mungkin jika hal ini nyata ayah dan bundanya tak tau tentang Jeno tadi malam.

"Ayah!Ayah!Bunda!"pekik Mark menuruni tangga dengan terburu buru,membuat kedua orangtuanya memasang wajah panik karena takut putra tunggal mereka terjatuh.

"Marklee,pelan pelan turunnya kalau jatuh gimana"omel bunda.

Mark menyengir tanpa dosa.

Ayah menggelengkan kepalanya dan lanjut membaca koran"udah sembuh nak?".

Mark mengangguk senang dia sudah sembuh tubuhnya sudah seperti sedia kala,tidak lemas dan flu.

"Bunda,tadi malem ada om Jeno?"tanya Mark to the point.

Ayah menolehkan kepala melihat anaknya yang sepertinya sakit kembali,masa Mark sudah lupa.

"Kamu kenapa nak?masa lupa tadi malem,Jeno yang jaga kamu sampe larut malam loh padahal dia baru pulang ngantor".

"Tapi yang ayah bingung ngapain dia sampe se khawatir itu sama kamu,kalian gak pacaran kan?"tuding ayah,Mark mengerjapkan mata bingung lalu menggeleng heboh.

"Enggak!Mark gak pacaran ama om Jeno."

"Bagus berarti kamu masih jadi seme kan Mark,soalnya ayah liat liat tingkah laku kamu makin mirip bundamu".

Mark mendengus"yakan Mark anak bunda!jadi mirip sama bunda sifarnya,kalo mirip sifat tetangga kan gak lucu"protesnya sambil menghentakkan kaki dan menggembungkan pipi namun dia sadar ketika ayahnya melirik dengan pandangan interogasi.

Pasti ayahnya curiga lagi.

"Oh jadi om jeno emang kesini,dah lah ya Mark cuma mau nanya itu,Mark mau ke kamar dulu ya-

"Eh!"tukas Bunda,"tunggu dulu jangan naik dulu,nih ada titipan"ujar bunda,lelaki manis itu mengambil sebuah paper bag biru langit yang di tutup rapih dengan hiasan pita biru dan sticker singa lucu.

Bunda menyerahkan pada Mark,Mark mengaruk kepalanya siapa yang ngasih ini"dari siapa?".

"Jeno".

Whut.

Jeno?

"Bunda gak lagi bohong sama Mark,kan?".

"Ya enggaklah itu Jeno titip tadi waktu dia mau pamit pulang,katanya buat kamu"oke jadi bener Jeno datang dan tentang ciuman itu juga dia bener bener ngelakuin sama Jeno.

Baby BOY | NOMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang