Y - Yellow

908 71 12
                                    

Warna kuning melambangkan keceriaan dan kegembiraan.

Shikamaru sangat mempercayai kata kata itu. Warna kuning selalu mengingatkannya kepada wanita berdarah Sunagakure yang pernah menjadi lawannya.

Siapa lagi kalau bukan, Sabaku no Temari ?

Gadis yang dulu ia anggap kejam, menyeramkan, dan merepotkan, kini menjadi satu satunya wanita selain keluarganya yang bisa menggoyahkan hati juga pikirannya.

Entah sejak kapan, Temari jadi seseorang yang selalu hadir di pikiran sampai alam mimpinya. Mengganggu hidupnya yang tentram dengan senyuman jahil dan segala macam ejekannya.

"Jadi ? kita mau kemana ?"  gadis dengan helaian pirang pasir itu berjalan  tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di depan.

Shikamaru menatap rekannya itu sebentar lalu kembali menatap jalanan dengan tatapan malas "Merepotkan... mau ke suatu tempat ?"

"Terserah." 

Shikamaru terus berjalan, memandu Temari ke tempat yang ia maksud. Sesampainya disana, seorang gadis dengan gaya rambut ponytail terlihat menyambut mereka.

"Selamat datang, tumben sekali kalian kemari, ada apa ?" tanya Ino.

"Tentu saja membeli bunga, memangnya apa ada tujuan lain jika seseorang pergi ke toko bunga ?"

Ino sedikit melongo dan tertawa, perkataan teman jeniusnya itu ada benarnya "Benar juga, jadi ? Kalian mau beli bunga untuk apa ? Memperingati hari jadi kalian huh ?" Gadis itu menaik turunkan alisnya, mencoba menggoda kedua temannya itu.

"Ck, ada ada saja, berikan sebuket bunga Matahari." Ujar Shikamaru acuh, padahal di dalamnya, jantungnya berdetak sangat kencang hingga ingin meledak.

Berbeda dengan Shikamaru, Temari sejak tadi terdiam, gadis itu hanya menatap interaksi kedua remaja di depannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Ino dengan cekatan mengambil beberapa bunga Matahari dan mengikatnya dengan pita berwarna merah. Ia sedikit berlarian kesana kemari dan menambahkan beberapa bunga kecil sebagai pemanis buket itu.

"Silahkan, selamat atas hubungan kalian." ujar Ino sambil tertawa.

"Kau merepotkan, kami tidak ada hubungan apapun !" sangkal Shikamaru, ia dengan cepat membayar bunga itu dan menarik Temari pergi. Sebelum benar benar melangkahkan kaki pergi, Shikamaru menyempatkan diri untuk memperingatkan sahabatnya itu agar tidak menyebarkan rumor aneh.

Temari tetap terdiam dan mengikuti kemana Shikamaru membawanya sambil membawa buket yang diberikan sang Nara. Mereka melewati kerumunan orang, menuju ke jalanan yang lebih lenggang. Shikamaru terus menarik lengan Temari masuk ke dalam hutan Nara, mereka berhenti di bawah sebuah pohon bunga yang sedang menggugurkan bunga bunganya. Musim sudah hampir berganti dari panas menjadi gugur, hawa hutan hari itu benar benar sejuk, sangat cocok jika digunakan untuk bersantai.

Shikamaru melepas genggamannya dari lengan Temari dan mulai berjongkok, seakan mencari sesuatu.

Gadis itu terlihat sedikit tersentak, ia menatap lengannya yang tadi di cengkram Shikamaru lamat lamat, seakan terhanyut. Temari masih bisa merasakan eratnya tangan Shikamaru yang menarik lengannya tadi.

"Temari,"

Gadis itu mendongak, menatap manik coklat pemuda itu. 

Shikamaru terlihat sedikit ragu dan malu malu, salah satu tangannya di sembunyikan di belakang punggung "Berikan tanganmu."

Meski bingung, Temari tetap melakukannya. Shikamaru membalikkan tangan Temari ke punggung tangan lalu menyematkan sesuatu di jari manis gadis itu.

Temari membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang dilakukan rekannya "Apa ini ?"

ShikaTema AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang